"Gegara orang-orang tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan !", jelasnya.
                       **
Sambil menyelonjorkan kaki aku termenung, kalo tuhan sudah berkehendak begitu mudahnya sesuatu itu terjadi. Aku yang tadinya diacuhkan orang kini semua orang memperhatikan aku, bahkan para pejabat pemerintah. Masyarakat yang biasanya bebas melakukan apa yang mereka mau, sekarang harus lebih banyak mendekam di rumah.
"Apa ini cara tuhan mengingatkan kita ?", tanyaku dalam hati.
Sebenernya aku sendiri bimbang, antara harus mengutuk corona atau malah berterimakasih. Dengan kedatangannya kerja kami menjadi semakin membuat kami kewalahan. Tapi di sisi lain corona sudah mengangkat profesi kami sebagai profesi yang mulia. Tentu aku tidak bisa serta merta mengucapkan terima kasihku kepada corona sebagai bentuk simpati kepada keluarga korban corona.
"Corona, makasi ya..", kataku lirih dalam hati.
Jkt, 210920
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H