Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Si Bungsu

20 Agustus 2020   19:53 Diperbarui: 20 Agustus 2020   20:05 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anakku si bungsu itu kata orang-orang hebat, sebetulnya aku juga mengatakannya demikian. Tidak hanya hebat dalam hal prestasi sekolah tapi juga dalam perilaku.

Bayangkan, ketika orang tua-orang tua yang lain dibuat pusing selama pembelajaran jarak jauh karena harus membantu mengerjakan tugas-tugas anak-anaknya, anakku si bungsu tidaklah demikian. Pagi-pagi dia sudah bangun, mandi kemudian sholat lantas menyiapkan keperluan mengikuti PJJ. 

Anak-anak yang lain untuk join ke Google Meeting atau Zoom Meeting harus dibantuin oleh orang tuanya atau kakak-kakaknya, anakku si bungsu sudah bisa sendirian. Bagaimana melihat pengumuman gurunya di forum atau mengecek tugas yang harus dikerjakannya, anakku si bungsu tidak pernah meminta bantuan. 

Semua tugas dikerjakan dengan teliti dan diselesaikan tepat waktu sesuai jadwal. Guru kelasnya pun menyampaikan informasi lewat WA grup bahwasanya anakku si bungsu tugas-tugasnya selalu beres. Makanya aku sering bingung kenapa orang-orang bilang katanya PJJ bikin tambah pusing orang tua, belum lagi harus mikirin biaya paketan internet.

Terus terang anakku si bungsu prestasi belajarnya selalu ranking satu, padahal aku tidak menuntut harus begitu. Aku tahu setiap anak pasti mempunyai bakat dan minat sendiri, orang tua hanya memberikan bimbingan saja. Kepada kakak-kakaknya aku juga membebaskan akan menempuh pendidikan dengan mengambil jurusan masing-masing.

Kakaknya yang tertua, kami memanggilnya si mbak, ambil jurusan desain interior seperti kegemarannya menggambar sejak kecil. Adiknya malahan mengambil jurusan seni sesuai dengan minatnya. Akan halnya si bungsu aku pun tidak mengarahkan apalagi memaksa harus mengambil jurusan apa kelak. Yang jelas aku melihat ada jiwa kepemimpinan di dalam diri anak bungsuku ini.

Oh ya, tentang perilakunya bukan nyombong baik banget. Kata guru ngajinya si bungsu itu kayak ustadz, semangat mengajinya besar banget. Sudah begitu dia sudah biasa memimpin doa awal dan penutup pengajiannya. 

"Anakya di kasih makan apa bu?" begitu tanya guru PAUD-nya dulu.

"Makannya ya biasa aja bu!" jawabku.

Jadi harus buka rahasia rumah tangga kami, maaf bukan bermaksud nyombong, sekedar berbagi pengalaman saja. Aku paling menjaga dalam memberikan asupan makanan kepada anak-anakku. Makanan apa yang dimasukkan ke dalm tubuh  anak-anakku harus terjaga betul kehalalannya bahkan yang subhat pun aku hindarkan. Itu saja rahasianya.

Aku meyakini betul apa yang kita makan akan memberikan pengaruh yang setimpal. Kalo kita makan yang baik-baik pasti akan menjadikan perilakunya baik sebaliknya kalo kita memberikan makan dari yang tidak dibolehkan oleh tuhan tentunya akan tercermin dalam perilaku anak-anaknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun