[caption caption="Benteng Tolukko di Ternate lokasi ideal untuk pengamatan GMT"]
Survey lokasi pengamatan GMT di Ternate, sekaligus menjadi pengalaman wisata yang menakjubkan bagi Gernot dan Pascal. Di salah satu sudut desa, mereka menemukan cengkeh dijemur di pinggir jalan hingga berkilo-kilo meter. Aroma cengkeh yang khas membuat keduanya berhenti untuk melihat dari dekat. “Ratusan tahun lalu, Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris datang ke Ternate hanya demi cengkeh ini,” tutur seorang petani cengkeh.
[caption caption="Kota Ternate di pinggir Laut Maluku"]
Esok hari, Gernot dan Pascal sudah berada di atas feri pelabuhan Ternate, bersiap menyeberang menuju pelabuhan Sofifi di pulau Halmahera. Pagi itu, langit biru cerah, sejumlah ikan warna-warni berseliweran di bawah dermaga menjadikan pelabuhan penyeberangan Ternate layaknya sebuah aquarium raksasa. Setengah perjalanan, Pascal sibuk memotret puluhan ikan lumba-lumba yang berenang dan melompat riang di sisi kiri feri. “Its amazing!” ujar Pascal takjub. Laut sekitar Ternate memang menjadi salah satu lokasi penyelaman ideal. Keindahan bawah lautnya menyajikan keragaman biota laut dimana di sejumlah lokasi keindahannya bisa dinikmati dengan mata telanjang.
Dari Sofifi, perjalanan dilanjutkan dengan menempuh jalur darat menuju Kota Maba di pesisir Timur Halmahera Utara. Maba dipilih posisinya yang menghadap langsung ke Samudera Pasifik sehingga menjadi lokasi ideal untuk pengamatan GMT. Selain itu, kota Maba juga tercata sebagai lokasi dengan durasi GMT terlama. Hampir empat menit daerah ini akan mengalami gelap total seperti malam saat GMT melintas.
[caption caption="Gernot mempersiapkan kamera untuk merekam GMT"]
Namun, ada satu yang kurang dan itu sangat penting buat mereka, tak ada desa atau perkampungan di sekitar lokasi tersebut. Gernot dan Pascal membawa lebih dari 300 kacamata gerhana yang rencananya akan dibagikan untuk anak-anak SD dan penduduk setempat.
Hampir sepuluh jam berkendara, Gernot dan Pascal akhirnya tiba di kota Maba. Meski lumayan jauh dari ibukota provinsi, namun di kota kecil ini terdapat hotel yang cukup besar. Fasilitas perbankan, jaringan internet, swalayan modern, hingga kafe yang dilengkapi wifi ada di kota Maba. Sebuah bandara perintis yang melayani penerbangan dengan rute lokal juga beroperasi di sini. Kota ini ternyata merupakan kota transit bagi sejumlah pekerja tambang nikel yang terdapat di sekitar Maba.
Esok harinya, Gernot dan Pascal kembali berburu lokasi pengamatan GMT. Setelah seharian menjelajahi Maba, akhirnya mereka menemukan sebuah tanjung yang sangat indah, Tanjung Geropong di desa Mabapura. Selain dekat dengan perkampungan penduduk, tak jauh dari situ, juga terdapat sekolah dasar.
Pagi hari, Gernot dan Pascal berkunjung ke sekolah dan membagi-bagikan kacamata gerhana ke anak-anak SD tersebut. Gernot juga mengajak mereka untuk melihat matahari melalui teropongnya.
[caption caption="Anak-anak SD di Mabapura antusias meneropong matahari"]