Mohon tunggu...
Masrul Purba Dasuha
Masrul Purba Dasuha Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Saya Masrul Purba Dasuha, SPd seorang pemerhati budaya Simalungun berasal dari Pamatang Bandar Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Simalungun adalah jati diriku, Purba adalah marga kebanggaanku. Saya hidup berbudaya dan akan mati secara berbudaya. Jangan pernah sesekali melupakan sejarah, leluhurmu menjadi sejarah bagimu dan dirimu juga kelak akan menjadi sejarah bagi penerusmu. Abdikanlah dirimu untuk senantiasa bermanfaat bagi sesama karena kita tercipta sejatinya memang sebagai pengabdi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Lahirnya Marga Tarigan

17 Desember 2016   04:53 Diperbarui: 31 Desember 2016   07:13 4687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

17. Folklore Simalungun: Cerita Tuan Sormaliat. 

18. Cerita Rakyat Simalungun: Cerita Si Marsingkam. 

19. Sitalasari: Bunga Rampai Adat dan Budaya Simalungun. 

Simpulan 

Tarigan merupakan salah satu bagian dari Merga Silima dalam suku Karo, marga ini terbentuk berawal dari seorang marga Purba Simalungun yang hidup pada masa Kerajaan Silou. Keturunannya kemudian membentuk komunitas tersendiri yang terpisah dari marga Purba, namun demikian hubungan antara keduanya tetap terus terjalin dengan baik hingga hari ini. Pada perkembangannya muncul sejumlah cabang yang juga berasal dari peralihan sejumlah cabang marga Purba Simalungun dan keturunan marga Cibero dari Pakpak. Adapun cabang-cabang Tarigan antara lain Tua, Tambak, Silangit, Gerneng, Girsang/Gersang, Sahing, Ijuk, Sibero, Tambun, Tendang/Tondang, Purba Cikala, Pekan, Jampang, Bondong, dan Ganagana. Neumann menjelaskan, cabang Tarigan ini datang dari Simalungun di Dolog Silou dan juga tanah Pakpak (Tungtung Batu dan Lehu), selain itu ada juga yang datang dari Kecamatan Purba dan Silima Huta di Simalungun. Perpindahan mereka ke tanah Karo umumnya terjadi disebabkan oleh perkawinan dan juga memperluas area pertanian serta mencari kehidupan baru, di sisi lain ada juga yang datang karena diundang sebagai tabib dan juga menghalau musuh. Fenomena peralihan marga di kalangan suku Batak sangat umum terjadi dan salah satu yang mendasari lahirnya beragam marga dan juga cabang-cabangnya. Selain kasus Purba Simalungun menjadi Tarigan, para pendatang dari Toba dan Pakpak juga tidak sedikit yang membentuk marga baru di tanah Karo dan meninggalkan induk marganya, seperti marga Sihotang menjadi Karokaro Sitepu. Marga Kudadiri dari Pakpak dan Simbolon dari Samosir menjadi Ginting Suka, marga Solin jadi Peranginangin Pinem dan Sebayang di tanah Karo serta  Selian di Alas. Selain itu marga Karokaro Sinuraya oleh pihak Pakpak diakui berasal dari marga Angkat. Demikianlah dinamika peralihan marga yang terjadi pada suku Batak, kondisi ini terjadi umumnya karena adanya konflik sosial, perpindahan, dan ada juga berasal dari julukan dan pemberian orang lain. 

Daftar Pustaka:

1. Purba Tambak, Angin & Purba Tambak, Jorhalim. 1845. Partingkian Bandar Hanopan. Bandar Hanopan

2. Purba Tambak, TBA. 1967. Sejarah Keturunan Silou. Pematang Siantar

3. Purba Tambak, TBA & Purba, Jintahalim. 1967. Naskah Silsilah Purba Tambak. Pematang Siantar

4. Purba Tambak, Herman. 2008. Kerajaan Silou (Historiae Politia), Edisi Kedua. Pematang Siantar 

5. Putro, Brahma. 1981. Karo Dari Jaman Ke Jaman, Jilid I. Medan: Yasasan Massa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun