Mohon tunggu...
Masruhin Bagus
Masruhin Bagus Mohon Tunggu... Petani - www.jejakruang.com

On Becoming learner, blogger, teacher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masalah Pembelajaran Daring dan Ancaman Lost Generation

1 Februari 2022   08:06 Diperbarui: 1 Februari 2022   08:08 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran yang tidak maksimal mengakibatkan siswa kurang menguasai materi. Hasil belajar siswa menjadi rendah. Standart penilaian sudah diturunkan, tetapi masih ada yang tidak tuntas. Jika ada siswa yang tuntas dalam mengerjakan soal, guru harus percaya bahwa itu hasil kerja mandiri. Karena guru tidak dapat mengawasi secara langsung. Bahkan sebagian guru harus memberikan pemakluman, yang penting siswa mau mengerjakan dan mengumpulkan tugas. Pengetahuan siswa belum dapat diukur secara obyektif.

Keenam, terbatasnya perangkat pembelajaran daring

Yang terakhir, terbatasnya perangkat pembelajaran daring. Dalam pembelajaran daring yang utama dibutuhkan adalah gadget atau handphone, laptop atau PC, dan adanya jaringan internet. Perangakt yang ada juga harus support dengan aplikasi-aplikasi pembelajaran.  Jika spesifikasi dari perngkat tersebut kurang support, perangkat akan menjadi lambat atau rusak.

Perangkat seperti ini tidak semua guru memilikinya. Belum lagi, jika ada guru yang jauh ‘peradaban,’ bisa jadi sinyal juga tidak ada. Selain itu, kebutuhan kuota juga menjadi ‘dilema.’ Kuota 12 Giga tidak akan cukup untuk menciptakan pembelajaran menarik dan menyenangkan. 24 jam pelajaran perminggu untuk menyapa dan melihat wajah siswa. Tidak cukup kuota belajar dari Kemendikbud. Akhirnya guru harus menghemat kuota. Ini pula yang dirasakan oleh semua orang. Termasuk guru, siswa, dan orang tua.

Kesimpulannya, pembelajaran daring belum menjadi solusi dari persoalan pendidikan. Bahkan, sekalipun di beberapa sekolah sudah menerapkan blended learning (campuran antara luring dan daring) tetap saja masih ada kendala. Jika problematika di atas belum bisa diatasi dengan baik, yang terjadi adalah input siswa rendah, proses belajar tidak maksimal, penilaian tidak standar. Bila ini berlangsung lama, dikhawatirkan kualitas SDM menjadi rendah. Dan bisa jadi apa yang kita khawatirkan selama ini akan benar-benar terjadi yaitu  lost generation.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun