Mohon tunggu...
ᶜᵒᶜᵒмеo
ᶜᵒᶜᵒмеo Mohon Tunggu... Freelancer - Cogito ergo scribe

More Coffee More Beer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengurai Tabir Kontroversi Gayus Tambunan dan Pelajaran Berharga sebagai Penulis Media Digital

23 September 2015   03:46 Diperbarui: 23 September 2015   06:46 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Momen Setelah Makan, sumber : tulisan berjudul “Pertemuan dengan Kompasianer Misterius” - Ifani"]

[/caption]

Menurut I pada tulisan yang berjudul "Pertemuan dengan Kompasianer Misterius", foto tersebut diambil oleh Bude. Otomatis kemungkinan tersebut sudah gugur dari asumsi foto sebelumnya. Apakah polisi juga? Saya pikir tidak. Jika anda seorang yang bergelut dibidang fotografi pasti bisa tahu berdasarkan angle foto tersebut. Ya, pengambil foto yang kedua adalah si pemakai jam tersebut, bukan oleh orang keempat. Selain itu, Sudut pandang sebuah foto jelas bisa membuat kita memahami kedekatan personal yang terjalin antara subjek-subjek yang ada di foto tersebut.

Hasil foto tersebut serta tulisan yang dibuat oleh I pertama kali, jelas memperkuat dugaan para kompasianer siapakah sesungguhnya kompasianer yang memiliki level menulis tingkat dewa itu dan kedekatan personal seperti apa yang terjalin di antara mereka bertiga.

Verdict : Kompasianer yang memiliki level menulis tingkat dewa adalah Gayus Tambunan.

Entah akun kompasiananya ditulis olehnya secara pribadi dan atau dikendalikan (ditulis) oleh orang terdekatnya, semua itu bisa saja terjadi karena ini adalah media digital bukan media cetak.

Sementara itu, mengaitkan dengan kisruh dari semua kehebohan ini yang bermula dari catatan harian kompasianer I yang berjudul "Pertemuan dengan Kompasianer Misterius", menjadi pelajaran berharga untuk kalian yang ingin menulis di media digital.

Bahwa, jika anda menghapus tulisan yang sudah dibuat tidak selamanya tulisan yang terhapus itu benar-benar hilang tanpa jejak. Jika yang ditulis merupakan bagian dari rahasia pribadi, ada baiknya tulis saja di buku harian secara konvensional dan tidak dipublikasi di media digital. Sehingga tidak memberikan dampak berarti bagi yang tidak memiliki mental kuat. (ard)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun