KUALITAS KHARISMATIK
Setiap tim sukses pasti memiliki instrumen yang mampu menciptakan perbedaan mendasar dalam pembentukan kualitas skuadnya. Wales, beruntungnya memiliki instrumen ini yang nampak jelas membantu progres mereka dalam memperbaiki peringkat FIFA.
Coleman, per Jack Collison melalui BBC.com, mampu membentuk Wales menjadi tim yang memiliki identitas sendiri dan semangat tim, serta keinginan untuk meraih kemenangan.
Dia tidak takut untuk membuat keputusan besar. Sebuah contoh jelas tampak pada keputusannya saat mengalihkan kapten tim dari Aaron Ramsey menjadi Ashley Williams. Williams dilahirkan sebagai pemimpin lahir, seorang pemenang dan seorang yang berhasil saat diberikan tanggung jawab ban kapten. Beberapa orang mungkin tidak menyukai keputusan ini, tapi lihatlah bagaimana itu [keputusannya] telah terbayarkan, dan untuk itu Coleman layak mendapat kredit.
Setelah enam pertandingan yang dimainkan, mereka saat ini menempati posisi teratas dalam grup B Euros 2016 dengan 14 poin, tiga poin lebih banyak dari posisi kedua yang ditempati Belgia. Mereka terlihat sempurna untuk lolos ke turnamen mayor kedua mereka dalam sejarah mereka, setelah World Cup 1958.
Bale dan Ramsey juga layak diberikan kredit tersendiri akan kualitas mereka. Ramsey, walaupun tidak lagi menjabat sebagai kapten tim, namun ia masih memainkan peran penting dalam permainan Wales dan merupakan komponen kunci untuk keberhasilan taktik mereka di lapangan. Sementara Bale, bermodal sikap patriot yang ia miliki untuk Wales dan tingkat kebugaran fisik yang bagus serta hasratnya pada pertandingan sangat mengagumkan, sikapnya pada latihan dan kemampuannya menjadi kunci yang membuat dia merupakan yang terbaik di dunia. Wales jelas beruntung memiliki semua ini.
MENGABAIKAN PARTAI PERSAHABATAN
Percaya atau tidak, faktor signifikan lainnya yang membuat Wales berada di peringkat ke-10 adalah mereka tidak memainkan satupun partai persahabatan. Wales memilih untuk tidak melakukan pertandingan pemanasan (persahabatan) dalam menghadapi kualifikasi melawan Israel dan Belgia, dan itu benar-benar berdampak pada meningkatnya peluang mereka untuk menaikkan posisinya di klasemen.
Mengapa? Yang pertama adalah bahwa partai persahabatan antara dua tim yang memiliki selisih poin jauh akan memberikan sedikit poin dalam perhitungan peringkat setelahnya (hanya diberikan multiplier satu, bandingkan dengan kualifikasi Euro 2016 yang memiliki multiplier 2.5) dan yang kedua adalah perangkingan peringkat yang menggunakan rata-rata sistem poin.