Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dari Ibu, Kami Memahami Arti Tegar , Berjuang , Menaklukkan Nestapa

22 Desember 2024   14:05 Diperbarui: 22 Desember 2024   14:05 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
   Ibu (Baju Merah) , di Istana Seri Mutiara, Pulau Penang Malaysia, bersama pamannya (adik sepupu kakekku) , Hamdan Sheikh Tahir. 

Bergantian dengan kakak, gaya memasak ibu, pakai tungku kayu bakar. Jadi kudu rajin menjaga nyala api. Untuk membuat lapisan kue maksuba yang mirip  cara membuat  lapis legit. Bikin kue 8 jam ala Palembang,  pakai oven dan api  bawah plus api atas oven (arang).

Lain waktu, ibu menerima catering dari mahasiswa ITB, nasi kotak. Pernah juga terima pesanan tumpeng, aku bagian menghiasnya.  Jadi ibu mengajarkan, untuk hidup, apa saja yang bisa kita lakukan. Jangan lemah dan berpangku tangan.

Secara tidak langsung, ibu mengajarkan bahwa  selalu ada  jalan di setiap lini kehidupan. Kerja apa saja, yang penting halal.

   Ibu (Baju Merah) , di Istana Seri Mutiara, Pulau Penang Malaysia, bersama pamannya (adik sepupu kakekku) , Hamdan Sheikh Tahir. 
   Ibu (Baju Merah) , di Istana Seri Mutiara, Pulau Penang Malaysia, bersama pamannya (adik sepupu kakekku) , Hamdan Sheikh Tahir. 

MENGAJAR TARI, MUSIK, SENI, BERENANG DAN MENGEMUDI

Kami  tak pernah sekolah mengemudi, tapi menguasai  setir  mobil  manual sejak usia 16 tahun , saat  mulai bisa mengambil SIM 17 tahun. Guru mengemudi kami , anak perempuan ibu, adalah ibu.

Ketika anak-anak lain ikut semua les, dari les renang, les tari , les bahasa inggris, les piano, ibu tak memiliki anggaran yang cukup. Karenanya setiap hari Minggu ibu mengajak kami berenang di kolam renang Centrum, tak jauh dari rumah. Jadi bisa berjalan kaki. Ibu mengajarkan langsung berenang .

Kakakku sempat juga  tampil sebagai penari Sriwijaya, karena ibu sendiri yang mengajarkannya. Ibu  pernah mengajar tari Tanggai ini di sebuah sekolah di Malaysia saat ikut ayah bertugas ke Malaysia.

 Bahkan ibu membuat sendiri kostum para penari, menjahitnya, dan  membuiat kalung, pending, paksangkong, tanggai sendiri.  Kreativitas dan kegigihan ibu sangat menginspirasi. Hasilnya , sekolah tersebut menjadi juara terbaik di Johor Baharu Malaysia.

Terlalu banyak  cerita tentang keteladanan kreativitas dan semangat ibu.  Bagaimana ia selalu  optimis,  kuat, semangat, pantang berkeluh kesah, dan selalu rendah hati. Ibu suka sekali bersedekah dan membantu mereka yang kesusahan. Meski jadinya sering pula  diculasi. Bagi kami, beliau wanita tahan banting dan hebat.  Meski masa kecil dan remajanya  penuh dengan kesejahteraan,  tapi saat berkeluarga ia memilih  mandiri  tanpa  bantuan orang tua.

Kami belajar banyak dari ibu, rumah tangga yang mandiri, tegar berjuang meski harus mulai dari nol. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun