Di atas meja tamu kayu, tertutup taplak rajut ala jadul warna putih. Tampak botol-botol berisi aneka sirop buatan sendiri. Tanpa pengawet, memakai pemanis gula tebu asli, berbahan buah sirsak dan nanas asli, tidak perlu masuk kulkas. Masih sangat jarang rumah tangga memiliki kulkas dan televisi.
Sehari sebelum lebaran, kami mampir ke rumah nenek. Kesibukan masak super heboh, begitu suasana khas rumah nenek dari waktu ke waktu. Ada beberapa warga Kampung Cisatu membantu nenek.
Di sudut belakang pekarangan rumah, beberapa titik kayu bakar digunakan untuk memasak rendang di kuali besar serta memasak ketupat sampai 12 jam. Semua kompor minyak tanah juga menyala. Oven kue di atas anglo dengan nyala bara api menggunakan arang.
Hasil kehebohan memasak di rumah nenek, berupa penyajian hidangan paripurna di rumah nenek sebagai tuan rumah. Bukan hanya anak cucu mantu yang hadir, tapi juga kerabat, teman dan tetangga.
Biasanya nenek kakek dan bibi /adik ibu shalat IED di sekitar Ciumbuleuit. Pernah di lapangan sekitar Kolam (Masjid Kolam sekarang), masuknya lewat Jalan Neglasari. Ada lapangan di tepi kolam besar. Airnya yang kecokelatan mengandung lumpur dari dasar kolam.
Seingatku pernah habis shalat IED bareng nenek melihat anak kecil berenang-renang. Kelak kolamnya mengering menjadi area pembibitan. Shalat IED juga pernah di Lapangan halaman Wisma Siliwangi (sekarang sudah tidak ada).
Lebaran masa kecil bersama nenek kakek di rumah nenek, menjadi lebaran yang takkan terlupakan, bikin kangen. Tidak mudah mengulang suasana serupa itu lagi. Tradisi keahlian memasak ala nenek sangat spesial, tidak gampang menirunya. Padahal semua peralatan serba sederhana dan konvensional. Di rumah nenek lebaran selalu hangat, menjadi ajang silaturahmi sembari kulineran ala keluarga.
Kalau boleh berpendapat, salut para ibu di masa silam, jerih payah mereka mulai dari bangun sahur paling pagi, berjibaku di dapur untuk berbuka puasa dan lebaran. Melayani keluarga anak cucu mantu. Pada masa alat bantu kerja masih serba terbatas ala kadarnya. Ibu muda zaman now saja tahu, menjadi ibu rumah tangga itu effortnya bukan kaleng-kaleng. Protes keras mereka di banyak blog dan medsos sangat marak jika peran dan kerja ibu rumah dianggap ringan atau dianggap pengangguran .
Kepada semua ibu /istri yang berjuang dalam sunyi, yang telah menjadikan santap sahur dan saat berbuka puasa keluarga berjalan nyaman. Meski mungkin diri sendiri kerap tak nyaman, melawan kantuk dan letih. Peluk sayang, jabat hormat, terimakasih. Berkah pahalanya luar biasa, dan akan tercipta kenangan untuk anak cucu.
Seperti juga kami yang selalu merindukan suasana ramadan dan lebaran masa silam bersama nenek. Ketulusannya, senyum, kasih sayang dan masakannya, serta sambutan wajah bahagia kakek nenek setiap kehadiran kami. Di bulan Ramadan dan Hari Raya Iedul Fitri, dan sepanjang waktu kehidupan mereka.