'Segepok' nasi di sebuah piring yang vintage. Piring jadul , antik, dengan gambar penari ala jadul... Mengingatkan piring makan di rumah nenek  puluhan tahun silam. Nasi hangat dicetak bulat  dengan taburan bawang goreng.
Nah, semangkuk  kepulan soto hangat di sampingnya membuat kami tak sabar untuk menyantapnya. Soto dengan kaldu yang gurih, bihun  kenyal, dan taburan kacang tanah. Jika Soto Lamongan Metro yang jadi langganan kami  taburannya  bubuk kacang kedelai, soto yang ini pakai bubuk kacang tanah goreng/ sangrai.
Mulai kami mencicipi sesendok  kuahnya, hangat , dengan  bumbu  rempah yang mengalir di kerongkongan. Lalu sesendok nasi , dan potongan daging ayam suir,  betul-betul rasa Nusantara.  Kerupuk Kampung warna merah muda sengaja  saya larutkan dalam kuah yang  pedas karena saya beri sambal.
Ini soto unik , menjadi  sarapan pagi. Betul juga, karena kami butuh enerji untuk beberapa urusan lagi di pagi ini.
Makan berdua , kami tidak mengeluarkan uang di atas 50 K. Nah lho, murah sekali. Pantas salah satu teman kami  yang rajin olahraga jalan dan sepeda, merekomendasikan kawasan Jupiter Barat ini untuk sarapan.