Peduli Sumber Daya Manusia untuk Masa Depan , Setiap  dari Kita bisa Berbuat.
Pada tanggal 26-28 Juli 2018, saya mulai berkenalan dengan Program Gizi Anak Sekolah atau ProGAS. Tadinya saya pikir hanya  gizi  biasa yang sudah saya kenal sebagai orang awam. Namun ternyata banyak sekali hal-hal positif ,  yang dapat saya gali dan bagikan.
Acara yang dibuka oleh Bapak Dr. Elih Sudia Permana Mpd, dan kata sambutan serta pengarahan dari Bapak Bambang HW, Mpd selaku ketua panitia penyelenggara, dan nara sumber dari WFP (World Food Programme) Â dan berbagi pengalaman dari Sekdinas Pendidikan Kabupaten Pidie (Aceh) serta perwakilan Ketua PKK Kabupaten Sorong (Papua).
ProGAS ini didukung oleh SEAMEO REFCON bersama WFP merupakan Kebijakan Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. Sosialisasi disertai Materi Penyajian tentang Kebijakan Direktorat Pembinaan SD, Implementasi ProGAS, Best Practice, Rencana Replikasi ProGAS, dukungan WFP dan SEAMEO REFCON, juga ada praktek memasak dan menu-menu ProGAS.
Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS) banyak pelajaran bisa dipetik setelah  mengikuti sosialisasi ini di Kota Bandung.
Benang merahnya adalah, Gizi Baik Anak Sekolah Dasar harusnya sudah membudaya dan sangat perlu dibudayakan. Demi mencapai generasi yang lebih baik, sumber daya manusia yang sehat lahir dan batin, cerdas, mudah menyerap pelajaran, serta berkarakter baik. Untuk masa depan bangsa dan negara yang juga gemilang. Semoga.
Gizi buruk, stunting bisa jadi  karena faktor kemiskinan. Baik miskin pengetahuan gizi, maupun miskin secara ekonomi. Bahkan  juga anak bergizi buruk, bisa saja bukan karena  miskin, melainkan karena pola makan yang salah. Kebiasaan konsumsi santap yang tidak sehat.
Contoh, terlalu banyak jajan  snack, camilan mengandung MSG, daging olahan, tapi  kekurangan makanan segar. Semisal kurang makan daging segar, protein segar, lebih suka menyantap daging olahan dan santapan mengandung pengawet. Atau yang komposisi makanannya terlalu banyak karbohidrat, kurang protein dan minim makan buah dan sayuran segar.
Lengkapi dengan berkebun sayur dan buah di sekolah. Lalu sayurnya dipetik untuk dikonsumsi di acara makan bareng di sekolah. Pasti makin seru kegembiraan anak-anak ini.