Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Satu Waktu, Penghujung 2017, Orchid Forest Cikole

3 Januari 2018   17:03 Diperbarui: 3 Januari 2018   17:23 5280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Alam di Balik Kabut

Sebagai warga Bandung , biasanya saya memilih diam di rumah di akhir pekan atau  look weekend . Kecuali ada kepentingan mendesak, atau semisal mengantar anak dan menghadiri  undangan.

Namun jelang tutup tahun 2017 ini ada  kerabat yang  mengajak jumpa di 'tengah-tengah'.  Maksudnya  dekat dari Jakarta, Subang  dan juga Bandung. Pilihannya Orchid Forest Cikole.

Orchid Forest Cikole
Orchid Forest Cikole
Pertimbangannya, destinasi wisata baru ini memiliki nuansa hutan dan taman sekaligus. Biasanya wisata hutan gunung itu  hijau  melulu dengan rimbun pepohonan menjulang tinggi. Namun di Orchid Forest kami bisa merasakan aura hutan di lereng Gunung Tangkuban Perahu dengan pepohonan pinus ala Cikole berhias taman yang cantik.

Lengkap dengan tempat nongkrong sambil menikmati seruputan minuman hangat, cemilan, makan, dan irama musik. Atau menyusuri pedestrian. Itu cerita sepupu saya yang pernah ke sana. Jadinya,  bersama keluarga saya tergoda untuk menghirup kesegaran hutan sekaligus taman. Jujur saja, soal wisata, saya  penyuka taman-taman bertabur warna bunga.

Betapapun kami harus menerobos lautan mobil motor meraja lela di jalanan. Dan kemacetan yang sudah bisa diprediksi.

Pagi Bersahabat, Jalan Menuju Orchid Forest Cikole

Pagi hari , Minggu 31 Januari ,  Bandung digembur oleh ribuan kendaraan berpelat luar Bandung. Terbanyak mobil dengan pelat B, menyusul pelat F, E, Z, Ab , BE, BG ...... dan banyak lagi.

Jalur pilihan kami adalah menyusuri Jalan Setiabudi lalu berbelok ke Jalan Sersan Bajuri seberang Terminal Ledeng. Lumayan pagi masih sepi, saat paling nyaman menempuh jarak menuju Lembang. Melewati Kampung Gajah, Perumahan Graha Puspa (ternyata ada Pasar Kaget ya), tembus menuju  Lembang. Meski sedikit berdebar debar, karena di kawasan Cisarua Lembang ada  titik-titik rawan longsor. Yup, ternyata di jalan menanjak ini  ada sedikit kemacetan. Saat mencapai Lembang tidak terlalu macet. 

Muncul-muncul di Lembang, tampak Grand Hotel Lembang, melaju ke utara melewati Pasar Lembang dan pusat keramaian. Belok ke kanan lalu ketemu perempatan  . Kalau lurus ke Maribaya ke kanak  arah ke Bandung dan Floating Market. Kami pilih ke kiri, jalan Raya Tangkuban Perahu.

Melewati Jalan Raya Tangkuban Perahu  , di kiri jalanan kami melewati Panorama Panghegar , sebelah kanan ada Grand Paradise.  Mobil melaju, di sebelah kanan tampak gerbang Rumah Makan Mang Engking,   terus ke utara, hingga menjumpai asrama Brimob Cikole maupun di sebelah kiri melewati kawasan kuliner seperti Sindang Reret. Lewat juga Taman Grafika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun