Senjakala, musim hujan mengguyur persada. Bandung serasa dingin menggigil. Berita banjir dan gelapnya mendung  mengundang rasa prihatin. Namun di balik itu  sebuah WA dari  teman lama  seolah  menyalakan  tungku  kehangatan  di tengah dingin guyuran hujan senjakala.
Dapat khabar bahagia, dimana rasa bangga akan prestasi anak-anak bangsa di kancah internasional kembali meraih prestasi. Teman saya lainnya , bertanya, memangnya anak atau cucumu yang jadi juara? Kenapa begitu bangga dan bahagia.
Saya katakan,  kebahagiaan ini adalah milik kita semua. Anak-anak ini adalah  bonus masa depan yang menginspirasi  generasinya, hari ini dan juga esok.
Mereka  adalah pahlawan belia yang mengharumkan nama bangsa. Juga para pembimbing dan pendidik yang memperjuangkan  semangat mereka. Adalah pahlawan pendidikan dan revolusi mental.Â
Saya bangga juga dengan teman lama saya Monika Raharti ( baca tentang Profil Monika Raharti) yang begitu gigih menerobos  pola pendidikan. Bergerak untuk membimbing para  peneliti muda untuk menghasilkan karya dan pemikiran yang inovatif, bermanfaat bagi  dunia. Kepeduliannya begitu tinggi  akan  masa depan pendidikan dan anak bangsa,  telah menelurkan hasil yang menakjubkan.
Ini dia kabar yang membahagiakan tersebut. Â Â
Tim Indonesia 2017, mengikuti Lomba Penelitian Internasional, Asia Pacific Conference of Young Scientists (APCYS), bertempat di Nepal, Kathmandu , tanggal 1 sampai 4 November 2017.
Dan kerennya lagi, ada 2 penelitian yang meraih penghargaan Best Poster Award.
Lengkapnya ini dia putra putri bangsa yang inspiratif dan mengharumkan nama bangsa dan tanah air Indonesia  tercinta.
Para peraih medali emas adalah Samuel Alexander, SMA Kristen Cita Hati Surabaya. Dengan karya penelitian Sea Dove, a novel emergency locator system (engineering). Alvina Patricia Wijaya, SMPK Trimulia, Re-Generating the Indonesian Traditional Tree of Life (computer science).Ni Kadek Adnya Kusumasari, SMAN 3 Denpasar, Frangipina Leaves (Plumeria Acuminata) as Biolarvacides to Aides Aegypti Larvae (Life Science). Lauw Ghevaldo Geraldio,SMA Kristen Cita Hati Surabaya, Edible and Preservative Food Wrap: Bio Based Polymer from Chitosen Waste, Cornhusk and Pineapple Exocarp (Environmental Science).
Medali perak diraih oleh Alifya Dewinta Amadea Wikan dari SMAN 5 Surabaya. Faizah Kamilah Setiawan dari SMP Al Hikmah Surabaya. Rosdina Ningrum Dobson dari SMA Taruna Bakti Bandung. Ketut Shri Satya Yogananda, SMA Taruna Nusantara, Ketut Shri Satya Wiwekananda, SMA Taruna Nusantara. Muhaammad Rizki Airlanga Djpjonegoro, SMAN 5 Surabaya. Wan Muh. Irfan Bin Wan Bazli, SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya.
Medali perunggu diraih Muhammad Firman Nuruddin , SMA Taruna Nusantara.
Untuk lengkapnya  simak detailnya di gambar ini.Â
Jujur saja saya pribadi salut dengan  Ibu Monika Raharti dan para pembimbing atas perjuangan mereka.
Bukan hal gampang untuk menyelenggarakan seleksi berjenjang ini. Mulai dari merencanakan, merealisasikan dan pendampingan di seluruh pelosok negeri . Menggandeng dan merangkul Dinas Pendidikan kota dan provinsi, sampai perguruan tinggi. Mengaping  dan memonitoring, mengarahkan  dan  semua  yang di lakukan dari A-Z . Terbayang oleh saya stamina dan fokusnya tidak biasa-biasa  . Namun semua itu berujung dengan cerita bahagia,  medali emas berulang kali diboyong oleh Tim Indonesia.
Saya pribadi sangat tertarik dengan  mencetak ilmuwan dan peneliti muda. Karena sangat mendukung revolusi mental.  Pola pikir seorang ilmuwan yang menggiring  hati dan pikiran yang objektif, teliti, disiplin, jujur, tidak manipulatif , berpegang pada fakta dan semua langkah-langkah  penelitian  , banyak mencari dan  semangat untuk menemukan hal-hal baru yang kaya manfaat bagi dunia.
Selamat ya  untuk putra putri Indonesia. Untuk CYS, untuk para pendidiknya , untuk orang uanya, pasti dukungan semangat  dan bimbingan itulah yang ikut melahirkan prestasi tersebut.
Para guru se tanah air, jika ingin sekolah  maupun muridnya  memiliki prestasi serupa, silahkan berkonsultasi dengan  CYS , dengan di bawah ini.  Â