Kiat Mengurus Paspor, saya tambahkan ya, di Kantor Imigrasi, jalan Suci , Kota Bandung. Memperpanjang atau mengurus paspor baru di kantor Imigrasi Bandung, sama harus antre. Tapi lain ladang lain belalang, lain lokasi , lain tradisi.
Ini dia pengalaman saya mengurus paspor di kantor imigrasi Bandung jalan Suci . Yang pada bulan Februari Maret dipenuhi membludaknya pemohon paspor , baik perpanjangan atau yang baru. Mungkin karena jelang musim haji.
Karena paspor untuk keperluan umroh, salah satu travel yang saya pilih menyertai dengan surat pengantar. Syarat pendaftaran travel tersebut memang adalah harus harus ada dulu nomor paspor yang masih berlaku.
Saya menyiapkan dokumen-dokumen seperti yang dituliskan di kertas oleh travel biro pilihan saya. Dan pesan teman saya yang sudah sering mengurus paspor sendiri secara manual, berbekal budaya antre dan sabar.
Kali pertama. Bulan Februari , suatu pagi yang gelap, matahari menjelang terbit. Bergegas saya menempuh jarak lumayan jauh dari rumah, menuju kantor imigrasi. Saya terkejut karena antrean sudah begitu panjang. Ternyata nomor antrean yang hanya 250 sudah habis.
Seorang petugas entah darimana mengatakan kepada saya ,” Bu , nomor antrean sebelum subuh juga sudah habis.”
Oh, jadi saya kesiangan ya? Sepagi itu? Dengan rasa kecewa saya pulang.
Kali kedua. Beberapa hari kemudian saya mencari waktu yang tepat. Pasalnya suami saya kan tidak bisa mangkir begitu saja dari kantor. Harus cari waktu aman. Maka kami berangkatlah lebih pagi dari sebelumnya di bulan Februari. Ternyata juga sama, tidak kebagian nomor antrean. Quota sudah penuh. Pasalnya banyak yang tengah kejar paspor untuk musim haji ke depan. Kantor tersebut penuh sesak oleh manusia membludak hingga ke luar ruangan.
Kali ke tiga. Kami mencoba untuk mendatangi kantor imigrasi yang lebih dekat ke kediaman kami. Ada informasi teman bahwa di kawasan Jalan Soekarno Hatta juga ada kantor imigrasi. Itupun sebelum matahari terbit, dan sudah ada beberapa mobil mini bus terparkir.
Kami berharap mendapat nomor antrean lebih mudah di sini. Ternyata, kami dikejutkan oleh pengumuman di pagarnya. Bahwa kantor ini sekarang sedang mengkhususkan melayani paspor ibadah haji reguler (bukan ONH plus) sampai dengan tangal 17 Maret 2017. Betapa kecewanya kami, tadinya berharap mengurus paspor di kantor yang dekat rumah ternyata tidak bisa.
Kali ke empat kami berangkat jam 3 sebelum subuh. Terkaget-kaget ada yang dari jam 1 pagi sudah stand by di sekitaran kantor tersebut, dan shalat subuh di mesjid sekitar. Tiba-tiba ada seorang pria berjaket yang dikerumuni orang-orang yang tengah menunggu pagar gerbang kantor imigrasi dibuka. Ternyata mereka membawa catatan, katanya nomor antrean.
Langsung saya mencatatkan nama saya di lembaran tersebut. Saya merasa tenang, saya pikir sudah dapat tempat antrean nih. Lalu saya santai-santai saja, pulang lagi ke rumah untuk shalat subuh dan langsung cabut kembali ke lokasi. Tak berapa lama sampailah saya di depan gerbang yang masih menutup. Kalau siang jarak tempuh ke kantor ini bisa sejam .
Herannya ketika gerbang dibuka mereka semua seperti sedang lomba lari saja, berebut duduk di kursi. Saya tak mau rebutan kursi ,mengalah , karena banyak ibu bapak yang sudah sepuh jadi saya persilahkan mereka saja yang duduk. Saya berdiri saja dekat kursi. Lagian saya merasa tenang karena nama saya sudah tercatat di barisan nomor antrean.
Betapa terkejutnya saya ketika seorang petugas mengumumkan bahwa pencatatan nomor antrean itu liar. Tidak resmi. Saya terkaget-kaget. Jadi yang betul yang mana sih? Bukankah kali pertama saya gagal mendapat nomor karena belum tulis absen?
Ternyata yang duduk paling depan pinggir itu dipanggil duluan. Lalu mendapat nomor . Kenapa bisa berubah-ubah ya aturan mainnya. Untung saja di deretan berdiri, saya posisi paling depan. Lumayan dapat nomor yang tidak terlalu jauh. Jadi suami saya bisa kebagian dipotret duluan dan bisa segera ke kantor. Meski harus kesiangan.
Lalu masuklah kami ke ruangan yang disiapkan. Jam 07.30 mulailah nomor antrean dipanggil. Jam 08.30 tibalah giliran kami memasuki loket penerimaan dan pemeriksaan dokumen. Seluruh dokumen asli di keluarkan dari map. Lalu petugas bertanya , mau bikin paspor untuk umroh/haji. Kan masih lama ya. Tenang saja kalau begitu.
Maka petugas tidak lagi memeriksa kelengkapannya secara detail, karena sudah ada satu yang tak lengkap, yakni ada peraturan baru yang baru berlaku hari itu juga.Yakni surat rekomendasi dari Kementerian Agama?
Saya langsung lemas . Capek deh. Maka hari itu juga saya langsung mendatangi travel ibadah haji dan umroh yang juga mengecewakan saya.
Saya jelaskan mengapa Travel tidak menyertai dengan surat rekomendasi dari Kementrian Agama? Namun katanya itu peraturan baru berlaku hari itu. Mereka juga baru tahu. Akhirnya mereka membuatkan surat pengantar untuk Kementerian Agama. Hmh, bukannya seharusnya mereka yang mengurusi. Dalam batin saya kecewa juga dengan travel ini. Tapi sudha kepalang basah saya mendaftar.
Rekomendasi Kementerian Agama
Untuk kota Bandung, Kantor Kementerian Agama berlokasi di jalan Soekarno Hatta dekat Carrefour Kiaracondong , Bandung.
Ini dia dokumen yang harus disiapkan.
- Fotocopy KTP
- Surat pengantar /rekomendasi dari travel biro perjalanan haji
- Fotocopy Surat Izin Travel Biro Perjalanan Haji, dari Kementerian Agama
Surat rekomendasi tersebut selesai esok harinya.
Kali ke lima. Kembali subuh sebelum matahari terbit. Kali ini ada seorang pembuat paspor yang dengan kesadaran sendiri , mengkoordinir mereka yang hadir dengan dicatat di selembar kertas. Cukup rapi sesuai urutan kedatangan. Anak muda ini menjadikan kami tidak lagi ‘lomba lari’ berebut kursi dan antrian. Cukup adil dan bijak, yang datang duluan duduk di kursi sesuai urutan. Lainnya berdiri sesuai urutan kehadiran.
Saya cukup lega dengan tertibnya semua di pagi itu. Yang baru hadir silahkan antre di belakang dan dapat nomor bontot.
Jam 08.30, kembali saya masuk dalam loket pemeriksaan kelengkapan. Saya pikir semua beres setelah saya membawa surat dari Kementerian Agama. Ternyata ada ganjalan baru. Yang saya mungkin belum pengalaman. Di E-KTP saya ada singkatan. Karena nama saya kepanjangan, yang di belakangnya disingkat. Jadi harus bawa surat keterangan dari kelurahan dan dilegalisiri oleh kecamatan.
Petugas bilang, jam 10 harus masuk , karena sistem otomatis tertutup. Semoga bisa. Tapi dengan catatan, di jalan tidak ada kemacetan.
Untungnya petugas kelurahan kediaman saya sangat kooperatif. Saya memfoto akte lahir, kartu keluarga dan ktp , lalu saya WA ke petugas kelurahan. Mereka dengan sigap langsung menerima WA saya, lalu mencetaknya dnegan printer kantor. Segera membuat suratnya. Sementara saya masih di perjalanan bermacet ria.
Begitu sampai , suratnya sudah jadi, Pak Lurah menandatangani. Dan selalu gratis, itu dia yang saya suka dengan kelurahan dan kecamatan tempat tinggal saya. Lalu kembali melewati jalan berliku, ke kanotr kecamatan. Meminta tanda tangan dan legalisir.
Sayangnya kemacetan jalan di Bandung tidak memihak kepada saya. Sampai kembali ke kantor imigrasi jam 10.24. Sistem sudah tutup. Gagallah saya untuk difoto hari itu. Hanya gegara saya tidak tahu bahwa kalau ada nama yang disingkat di KTP dan di Kartu Keluarga, beda dengan akte kelahiran, harus ada surat keterangan dari Kelurahan dan Kecamatan.
Dengan sedih dan galau saya pulang. Betapa banyak waktu terkuras, belum lagi ongkos transpor wara wiri dan menyewa taksi untuk mengejar surat dari Kelurahan dan Kecamatan yang lumayan jauh serta menempuh lauran kemacetan ala Bandung.
Kali ke enam?Belum tahu, semoga lancar jaya.Saat menulis ini saya belum dipotret karena telat datang. Tapi dengar-dengar dari yang sudah difoto, nanti pembayarannya lewat bank . Kalau sudah mendapat konfirmasi.
Kiat mengurus paspor di sini:
- Datanglah sepagi mungkin, jam 06.00 atau kurang malah lebih baik. Antrean terdepan bisa cepat selesai .
- Jadilah pemohon paspor yang tertib, sopan dan menjunjung budaya antre
- Tidak boleh diwakili
- Kelengkapan dokumen jauh hari sudah disiapkan, periksa kembali sebelum dibawa.
- Tanyakan ke petugas kelengkapan apa lagi yang dibutuhkan
- Lansia, bayi , balita , anak-anak, diprioritaskan
Melengkapi Dokumen
Berdasarkan pengalaman , saya introspeksi diri. Harusnya sebelum mengurus paspor tak ada salahnya datangi dulu kantor imigrasi. Baca semua pengumuman sosialisasi yang tertulis di temboknya. Siapa tahu ada hal yang kita belum paham.
Lalu catat secara detail kelengkapan data yang diperlukan. Termasuk ada hal-hal khusus yang mesti diurus:
- Jika nama akte kelahiran beda dengan KTP /KK atau ada yang disingkat. Seperti yang saya alami , maka buat dulu surat pengantar dari Kelurahan dan Kecamatan
- Jika nama hanya 2 patah kata, coba tanyakan ke petugas resmi , apa yang harus kita lakukan.
Ini dia dokumen yang harus di bawa:
- KTP asli dan fotocopyannya , Harus E – KTP. Kalau tidak punya E-KTP, harus buat dulu Suket (Surat Keterangan) untuk keperluan mengurus paspor, yang dikeluarkan oleh kantor kelurahan dan kecamatan (domisili pengurus paspor).
- Kartu keluarga asli dan fotocopyannya. Tidak boleh draft, harus kartu keluarganya.
- Akte kelahiran asli dan fotocopyannya.
- Buku Nikah asli .
- Surat rekomendasi dari travel biro perjalanan haji.
- Surat keterangan dari Kelurahan yang dilegalisir Kecamatan , jika nama di KTP dan KK ada yang disingkat.
Dokumen di atas sesuai tujuan saya mengurus paspor. Akan tetapi ada dokumen-dokumen tambahan lain yang harus diurus seperti untuk anak sekolah yang akan memperkuat team sepak bola di luar negeri, atau melanjutkan kuliah. Selalu ada persyaratan tambahan.
Sekedar saran saya, mampirlah dulu ke kantor Imigrasi di saat tidak terburu-buru. Jadi jelas dokumen yang harus di bawa. Jangan sampai harus bolak- balik mulai dari nol lagi esok harinya gegara ada dokumen yang tak lengkap.
Kita semua tidak mau waktu dan enerji terkuras . Karena pada setiap waktu yang terbuang ada produktifitas berharga yang hilang .