Hasil Tambang dan Kerasnya Alam
Ketergantungan manusia  bahan tambang tak terhindarkan.Namun, pernahkah kita berpikir, bagaimana proses  memperoleh hasil tambang ini  dari sumbernya  di alam yang keras. Karena sumber daya alam  hasil tambang ini umumnya berada di lokasi  jauh dari perkotaan yang nyaman.
Medan berat harus  ditembus, di tengah belantara yang liar, di bawah bebatuan bukit dan gunung  serta jurang yang terjal, bertebing curam , dalam perut bumi yang penuh marabahaya,  laut  gempuran laut dengan ombaknya ganas?Â
Proses penambangan adalah proses yang bukan hanya penuh bahaya dan risiko, tapi juga menyita tenaga dan pengetahuan  serta pemikiran  yang  mendalam dan luas, tapi juga  menghabiskan biaya  yang cukup mahal. Mulai dari biaya sumberdaya manusia, infra struktur pembuka akses, dan biaya teknologi lainnya.
Pekerja tambang , adalah mereka yang berjuang  keras menembus dan menaklukkan kerasnya alam. Sering kita mendengar kecelakaan saat para penambang memasuki terowongan yang digali di perut bumi. Sebagai contoh tambang batubara.  Dan tahukah anda  nantinya batu bara ini digunakan untuk enerji pembangkit listrik.
Yang memprihatinkan, bukankah  batu bara  ini sumber enerji dari tambang yang tak terbarukan.  Jadi, demi generasi masa depan anak cucu kita,  tindakan bijak, adalah menghemat listrik hari ini. Yang notabene masih  dibangkitkan oleh enerji tak terbarukan. Penghematan hari ini pasti akan berdampak luar biasa untuk kebaikan  pewaris bumi kita di masa depan.
Gerakan hidup hemat , hemat listrik, hemat bahan bakar, hemat air bersih, hemat sumber daya alam, hemat kertas, dan mulai mengoperasikan kehidupan dengan cara-cara yang ramah lingkungan dan hemat enerji.
Tambang Memang Merusak Lingkungan , Tapi Manfaatnya  Lebih Besar , Bagi Penghidupan
Bapak  Aryo Prawoto mengungkapkan, bahwa standar prosedur kerja seorang enginer tambang adalah tahapan-tahapan yang harus ditempuh secara bijak dan disiplin saat  akan menambang.
Ada tahapan mengupas kulit bumi jika ingin mendapatkan hasil tambang . Sebelumnya dilaksanakan dulu survey seusai prosedur. Standar yang benar adalah mengambil dulu lapisan teratas yakni lapisan humus untuk ditempatkan di suatu lokasi. Khusus untuk lapisan subur ini tidak boleh terbaurkan dengan lapisan lain. Kemudian lapisan demi lapisan dikupas, Â sampai diperoleh hasil tambang yang diinginkan.
Setelah  proses penambangan berjalan dan hasilnya sudah diperoleh, ada prosedur  penutupan kembali tambang dan  bekas galiannya. Kemudian lapisan subur humus ditempatkan  kembali ke lokasi asal, dalam bentuk lapiran teratas. Dan ditanami dengan  pohon dan tanaman dalam bentuk penghijauan.