Kelompok ke 3 adalah sampah yang biasa diambil oleh pemulung. Seperti botol dan gelas plastik bekas kemasan air mineral , karton, koran , kertas, dan perabotan plastik dan logam. Tujuan memisahkannya, adalah pertama meringankan pekerjaan mereka. Ke dua , mencegah mereka  membuang benda di luar kebutuhan  yang terbawa dalam keresek ke saluran air. Banyak pemulung yang  mengambil satu kantong sampah, lalu sambil jalan memisahkan sampah yang tidak dibutuhkan, dan seenaknya melempar ke lahan kosong, pedestrian, selokan , sungai, kolam, atau danau.
Kelompok ke 4 , adalah sampah yang tidak diminati oleh pemulung, tapi kita tidak mengelolanya  menjadi kerajinan tangan. Atau tidak menyerahkannya kepada pembuat kerajinan daur ulang smapah. Contohnya bungkus kopi , bungkus deterjen, bungkus makanan berwarna, tetra pak susu uht / jus, dan bungkus  lainnya. Lalu kemasan styrofoam yang kini merajalela menyesaki sungai-sungai dan menyumbatnya. Pemulung tidak pernah mengambilnya. Bahkan kalau tak sengaja terbawa , mereka suka melemparkan ke sembarang tempat.
Kelompok ke 5, adalah yang saat membuangnya harus dibungkus rapi agar tidak mencemari lingkungan. Sebaiknya cari informasi  tempat yang bisa mengelolanya. Contohnya minyakgoreng bekas di Bogor ada penampungnya untuk dikelola menjadi bio diesel. Contoh lain tinta printer bekas bisa diberikan kepada pengelola isi ulang tinta.
Sampah Bikin Kreatif , Menghadirkan Senyum Bahagia.
Rasa bersalah saat membuang sampah ditambah imbauan dari pemerintahan setempat, membuat saya menahan sampah-sampah tertentu  . Untuk diolah jadi kerajinan tangan .
Sebelumnya khusus sampah organik, kulit buah , sisa sayuran, saya kelola menjadi kompos dengan cara mudah. Yakni  dimasukkan ke dalam pot bunga besar warna hitam. Diaduk dengan  tanah, sampah daun-daun  dan rumput, dibaurkan dengan starter. ditutup dengan lembaran koran bekas dan penutup plastik bundar. Beberapa hari sekali saya tambahkan sampah dan saya aduk-aduk.  Kalau sudah jadi kompos tinggal menjadikannya media tanam yang bagus.
Pernah di halaman rumah yang amat kecil sempit dan terbatas, tahun 2004 saya  hiasi pagar BRC dengan sampah plastik gelas bekas Aqua dan Vit  serta bekas jus, yang diisi sampah kompos rumah tangga buatan sendiri. Lalu saya tanami dengan bunga-bunga  dan daun cantik, gantung di pagar. Tadaa, jadi  vertikel garden sederhana. Waktu itu belum musim vertikal garden.
Sampah kertas saya rendam beberapa hari sampai hancur dan saya haluskan. Untuk produk tertentu saya blender supaya lebih halus lagi. Kemudian disaring dengan ayakan anyaman bambu  yang dilapisi selembar kain. Lalu diperas hingga airnya  cenderung kering. Saya aduk dengan lem putih dan pewarna makanan.  Bubur kertas ini bisa menjadi souvenir cantik. Bisa juga jadi pigura cantik