Sesama penghuni asrama saling mengajarkan dan berbagi kepandaian. Memotong dan menjahit baju, memotong rambut…. Dilakukan  sebagai  ajang  berbagi. Dulu menjahit  dan memotong baju sendiri lebih hemat dari pada beli baju. Namanya  produsen garmen tidak booming seperti sekarang.
Bunda  Nur belajar banyak mengaji justru saat setelah menghuni asrama. Ia merasa beruntung ada guru yang dengan  ikhlas mengajar bagi penghuni  asrama.
Â
Piknik Ke dago
Tentang refreshingnya anak asrama tahun 1950an. Sederhana , tapi manis. Mereka berjalan kaki sejak pagi buta menuju air terjun Dago alias Curug Dago. Berfoto ria dan  bermain di air yang bening dari mata air. Tentu saja airnya masih bersih belum tercemar seperti sekarang.
Berikut foto-fotonya dari koleksi pribadi Bunda  Nur, yang kini sudah jadi milik saya.., karena beliau  takut tak bisa merawat dokumentasi ini dengan baik.
Pindah ke Asrama Putri Gelapnyawang
Karena asrama Sawunggaling akan dijadikan asrama putri, dengan berat hati mereka hengkang  meninggalkan asrama yang menurut mereka lebih nyaman. Piano tua ikut berpindah. Menemani  hari-hari  yang bakal mengantar mereka  menuntaskan kuliah.