Bunda Saraswati Suharjo, atau panggilan akrabnya Iyek. Beliau berasal dari Sumut, adik kandung dari alm Bpk Hasrul Harahap (pernah menjadi Menteri Kehutanan di Era Prediden Soeharto). Istri dari alm Bpk Suharjo  (Insinyur asal Solodulu Planolog di Pemerintah Kotamadya Bandung, masa Walikota Oce Junjunan) . Bunda Saraswati ini  dulunya apoteker yang berdinas di DKK Pemkot Bandung. Sebagai pensiunan PNS beliau masih  aktif di GOW Gedung Wanita.
Bunda Tinneke. Ini juga saya kenal baik karena termasuk kelomok sahabat Bunda Nur. Bunda yang biasa saya panggil tante Sul, adalah istri dari Saeful Sulun, yang di era tahun 1980an, sebagai  perwira tinggi ABRI dan petinggi MPR pada masa tersebut.
Â
Bunda  Nur adalah alumni Farmasi ITB tempo dulu. Mengembara ke Kota Bandung dan  tinggal di asrama putri ITB. Lulus dari SMA St Xaverius Palembang  tahun 1954,  bersama karibnya se SMA Halimah, ia mendaftar ke Fakultas MIPA. Waktu itu  jurusan Farmasi adalah salah satu prodinya.
Sudah sekira 2 tahun terakhir beliau tidak lagi menjadi apoteker apotek. Riwayat pekerjaannya pernah menjadi apoteker di Otto Pharmacy Lembang. Pernah di beberapa perusahaan  alias pabrik obat seperti Nellco, Tirtanata,  dan banyak lagi. Sambil menjadi apoteker apotek. Kini aktif sebagai pembina penasehat di YPBW (Yayasan Pendidikan Budi Wanita) Kota Bandung dan beberapa organisasi.
Ceritanya pada masa itu masuk Technischee Hoogeschool  (ITB)  tidak sesulit masa kini. Tapi  yang berat proses  belajarnya itu. Betul-betul  terbilang  berat. Konon banyak yang keteteran dan memilih hengkang dari perguruan tinggi yang pernah menjadi cabang dari Universitas Indonesia (faklutas tekniknya) itu. Proses belajarnya lumayan panjang.
]
Bandung  masih menjadi kota yang super nyaman, sejuk, hegar…. Segar… Penduduknya yang sedikit,  tempat menyepi yang  romantis…. Kabut pagi  meremang dalam semburat  pagi. Pepohonan dan kebun-kebun serta sawah bak permadani hijau.
Pengembara dari kota Pempek di bantaran Sungai Musi ini  tidak langsung menghuni asrama. Ibu Nur dan Ibu Halimah  sempat indekost di jalan Mangga. Ke kampus pakai sepeda kumbang (ontel). Berangkat sepagi mungkin.
Karena lumayan jauh, mereka pindah kos ke jalan Wira angun-angun Bandung.