Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Secangkir Kopi, Sebuah Karya, dan Senja di Kampung Deret Petogogan

20 Mei 2015   15:51 Diperbarui: 24 Maret 2022   09:15 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penataan Kampung Deret Petogogan , diawali akhir 2013, foto awal 2014, dokpri masrierie  kompasiana
Penataan Kampung Deret Petogogan , diawali akhir 2013, foto awal 2014, dokpri masrierie  kompasiana


Perencanaan di kawasan terbatas harus lebih jeli dan matang. Di mana septiktank di tempatkan, rencana tapak agar pencahayaan rumah  dan sirkulasi akan baik adanya. Rencana taman sebaiknya diposisikan dimana. Koordinasi penting, untuk semua yang terlibat di sini.

Kala terjun langsung ke lapangan, koordinasi, pengawasan, intruksi, menggunakan Teknologi RISHA, Januari 2014.dokpri
Kala terjun langsung ke lapangan, koordinasi, pengawasan, intruksi, menggunakan Teknologi RISHA, Januari 2014.dokpri

Menyusuri   ke kawasan padat ini adalah keharusan jika rencana Kampung Deret Petogogan  bisa direalisasikan  sesuai harapan.  Agar mimpi kawasan sehat nyaman meski sederhana, dapat diraih.

Dulu di sini berdesakan bangunan-bangunan kumuh ,  semi permanen dan permanen, dengan lorong sempit tanpa aturan.

Sesering mungkin  memantau  langsung ke lapangan juga keharusan. Memahami ilmu teknik di bidang bangunan (arsitek dan teknik sipil) juga keharusan. Seorang yang mengawasi, menangani, dan  terjun  dalam  bidang perumahan dan permukiman, laiknya menguasai bidangnya, disiplin ilmu juga sesuai bidang bangunan.

Proses peremajaan Kampung Deret Petogogan, foto Januari 2014, dokpri
Proses peremajaan Kampung Deret Petogogan, foto Januari 2014, dokpri

Sangat perlu terjun langsung mengukur di lapangan. Agar realisasi rencana  tapak berjalan benar dan baik. Seorang yang berkutat dalam bidang bangunan, perencanaan,  sejatinya menguasai  kawasan. Baik secara fisik dan keilmuan (teknik bangunan) , maupun secara psikologi sosial .

Merencanakan semua ini , butuh memahami budaya, sosiologi, dan psikologi masyarakat. Sehingga desain yang direncanakan, akan menyentuh segala aspek. Sehingga terwujudlah desain  dan realisasi yang dapat  mengantar penghuninya, menjadi sumber daya manusia harapan bangsa.

Saat pelaksanaan,  menyingsingkan lengan baju, berkutat dalam terik mentari atau hujan, seperti juga dilakukan para pekerja kasar. Itu memang terjadi.

secangkir kehangatan Kopi, Nescafe, menghadirkan inspirasi, sebuah karya, persembahan bagi bangsa .
secangkir kehangatan Kopi, Nescafe, menghadirkan inspirasi, sebuah karya, persembahan bagi bangsa .

Saya mendampingi seseorang yang melakukan semua itu. Namun, tidak perlu cemas. Karena sebelumnya, saya sajikan secangkir kopi hangat, aromanya membangkitkan semangat,  rasanya legit.

Skema kerja proyek Kampung Deret Petogogan , dalam sebuah spanduk. Januari 2014, Foto Masrierie Kompasiana"]

Skema planning  Peremajaan kawasan kumuh , menjadi Kampung Deret Petogogan. Spanduk di lokasi , Januari 2014. Foto dokpri masrierie Kompasiana 
Skema planning  Peremajaan kawasan kumuh , menjadi Kampung Deret Petogogan. Spanduk di lokasi , Januari 2014. Foto dokpri masrierie Kompasiana 

Data warga RW 05 , Kampung Deret Petogogan
Data warga RW 05 , Kampung Deret Petogogan

Ada penanaman pohon produktif, ada penghijauan, dan ada taman. Taman sebagai penyejuk dan oase di  tengah RW 05 ini. RT 008, RT010, RT011, RT 012. Rumah  yang dibangun nanti akan dilengkapi dengan sirkulasi udara yang layak dan sehat. Pencahayaan yang memadai. Karenanya jarak dan lorong pemisah antar rumah diatur sedemikian rupa.

Senja, warga dapat saling berjumpa di taman. Anak-anak ceria bermain di tempat yang nyaman. Inilah mimpi bagi perumahan masa depan.

Secangkir Kopi Hangat , Semanis  Mimpi bagi  Rumah Rakyat

Panel-panel RISHA yang diangkut dari Bandung sudah menumpuk di sebuah sudut. Sebagian sudah dirakit. Memang  butuh ketelitian dalam pelaksanaan  lebih dari seratus rumah ini dibangun.

Senja di Kampung Deret Petogogan, Januari 2014, proses membangun RISHA. foto dokpri masrierie kompasiana
Senja di Kampung Deret Petogogan, Januari 2014, proses membangun RISHA. foto dokpri masrierie kompasiana

Bukannya tanpa kendala. Berhadapan dengan masyarakat. Berhadapan dengan aplikator RISHA, yang  seperti biasa perlu kesabaran super tinggi. Berhadapan dengan masalah yang ada di lapangan. Berurusan dengan segala  problem dalam koordinasi, a-z segala aspek,  dan pemangku berbagai kepentingan.

Apapun masalahnya, butuh ketekunan, kesabaran dan  komitmen tinggi. Berkejaran dengan waktu dan musim hujan deras dan banjir yang kerap menghentikan aktifitas.

Betul, harga Rumah RISHA mudah terukur harganya.  Satu rumah dua lantai, mendapat bantuan  Rp 54 juta . Luasnya petaknya rata-rata 3x6 m2.  Uang diberikan langsung kepada warga. Lalu mereka yang rumahnya siap diremajakan, menyetor ke koordinator, ketua RW. Maka, dana tersebut nantinya dibayarkan kepada aplikator  secara cicilan kepada aplikator.

Senja di Kawasan Kampung Pulo, Petogogan. Saya menyusuri  panel-panel RISHA yang menggantikan kolom. Berbaris rapih. Setiap rumah didesain agar menjadi rumah sehat, dengan septitank, dan sanitasi yang  sedemikian rupa. Saluran-saluran air  bersih dan kotor diatur sedemikian rupa. Agar tercipta permukiman sehat.

Bekerja di lapangan, bidang konstruksi, memang bisa   ketar ketir atau juga  panik. Berkejaran dengan waktu.  Masalah lapangan , dalam proses pembangunan rumah  tidak sesederhana  yang dibayangkan awam. Yang pernah berkecimpung di lapangan, pasti mengertilah.

Anak-anak berlarian, gembira, sungguh hati serasa  damai. Senyum mereka, semoga masa depan lebih baik. Tumbuh di permukiman terstandar. Dengan  taman sebagai paru-paru kawasan itu. Rumah yang tadinya acak-acakan, ditata menjadi deretan rapi teratur. Di antara   tanaman dan bunga-bunga alias penghijauan.

Kalau sudah jadi nanti, semoga terealisasi pembenahan SUMBER DAYA MANUSIA  yang lebih baik, lewat permukiman yang  menyehatkan, jiwa dan raga. Sore itu beberapa tukang  rehat , karena hari sudah senja.

Kampung Deret Petogogan, proses membangun, Januari 2014, foto masrierie

Senja di Kampung Deret Petogogan, Januari 2014, saat terjun pengawasan dilapangan. Di antara panel RISHA . foto dokpri
Senja di Kampung Deret Petogogan, Januari 2014, saat terjun pengawasan dilapangan. Di antara panel RISHA . foto dokpri

Saya mendampingi seseorang, yang  sibuk memantau , mengukur dan berkoordinasi dengan mandor, tukang, perwakilan aplikator, Pemda DKI.  Saya mengiringi sambil memotret. Di kejauhan tampak seseorang dari Tribun juga memotret.

Indah sekali senja itu.  Kenangan di Petogogan. Meski saat magrib menjemput, rintik  hujan seketika menjadi hujan deras. Kami pulang ke sebuah rumah di Kebayoran Lama menembus banjir. Kampung Pulo di Petogogan terendam banjir. Dan Jakartapun kebanjiran.

Lahirnya sebuah Karya , dan  Kenangan Cangkir Kopi Legit dan Hangat

Musim rumah kebanjiran tahun 2004. Tapi saat itulah Teknologi RISHA yang digunakan di Petogogan ini lahir.

Prosesnya, selalu ditemani kehangatan kopi. Bekerja  hingga larut malam. 

Dibalik kesulitan  ada kemudahan. Sehabis berjibaku membersihkan banjir 3 hari  di rumah sendiri. Esoknya mimpi kami tentang rumah  rakyat akan terwujud.

Mimpi  agar kawasan kumuh dapat dibenahi dengan biaya murah. Mimpi agar tenaga kerja dan pengangguran dapat dilatih dan diserap dalam pabrikasi rumah.

Sehabis banjir,  (kisah banjirnya ada di sini  )seorang yang saya dampingi,  harus berangkat lebih pagi. Karena hari itu, teknologi  RISHA yang sudah terpikir dan dipikirkan sejak bertahun-tahun sebelumnya akan diluncurkan oleh 2 menteri. Tanggal 20 Desember 2004.

Akhirnya jadi juga peluncuran itu, setelah tertunda beberapa bulan. Dan setelah melewati masa pengujian di laboratorium satu-satunya di Asia Tenggara itu.  Puslitbang Permukiman Kementerian PU (waktu tu terpisah dengan Kemenpera).

Di rumah sederhana kami, itulah awal Teknologi RISHA itu diutak atik di selembar kertas. Idenya, dari mainan anak, LEGO. Digambar di atas meja gambar.  Dihitung dengan dekstop komputer kami. Lewat pemikiran yang panjang.

Namun secangkir kopi panas saya hadirkan untuk menemani pemikiran demi pemikiran. Seribu satu ide meluncur pada larut malam ketika  kami berdiskusi.  Tentang masa depan rumah bagi rakyat kecil.

Seseorang yang saya dampingi, mengajak diskusi.  Untuk memberi nama teknologi ini.  Nama RISHA, memiliki  makna tersendiri  bagi kami.


Video Buatan Sendiri  2004

Untuk menjelaskan tekonologi ini, kita perlu membuat video informasi. Dengan program Ulead, dan  koleksi lagu Kitaro. Saat hujan mengguyur Bandung. Akhirnya video itu terselesaikan.

Video tersebut untuk memudahkan penjelasan sistematis apa  maksud tujuan teknologi RISHA.  Lumayan juga sih, menggarap video sendiri dan saya sebagai narator. .

Ada kebanggaan  saat video buatan sendiri, dengan narator  suara sendiri,  diputar oleh Kepala Balitbang Kemen PU saat itu, Bapak Rustam Syarif (alm), seorang yang begitu bijak dan memberikan semangat.

Kebahagiaan yang sesungguhnya, adalah jika hasil karya kita bisa memberikan manfaat  kepentingan banyak orang. Senyuman bahagia bagi rakyat kecil. Manfaat yang mengalir, ilmu yang bermanfaat, dan  ada sumbangsih dalam pemberdayaan.


Senja di Kampung Deret Petogogan, Januari 2014, saat terjun pengawasan dilapangan. Di antara panel RISHA . foto dokpri
Senja di Kampung Deret Petogogan, Januari 2014, saat terjun pengawasan dilapangan. Di antara panel RISHA . foto dokpri

Bahagia sejati, adalah jika  ide  yang bisa memberikan manfaat bagi orang banyak. Termasuk saat  korban gempa dan tsunami dapat dibantu  dengan teknologi ini. Kebahagiaan , adalah juga saat  IOM memanfaatkan karya ini bagi korban  tsunami dan gempa di Aceh .

Kebahagiaan .......   adalah saat mampu menuangkan ide, pemikiran dan karya ........ yang bermanfaat bagi  bangsa , negara dan dunia.......  Bahagia adalah saat karya  kita menjadi kontribusi bagi  banyak orang .... Secangkir kopi, bagi orang yang mendampingi saya, dalam berkarya. Teknologi yang berguna bagi masyarakat kecil utamanya. Dan saya bangga , bisa mendampingi seseorang setiap berkarya di rumah, di luar jam kantor.

Saya bangga, selalu setia menyediakan nya  secangkir kopi hangat. Nescafe, dengan krimer, tambahan  madu . Semangat untuk terus berkarya.

Tak Perlu Menghitung seberapa banyak, negeri ini memakmurkan kita.  Bukankah  hidup di tanah air  tercinta ini adalah berkah yang indah. Saatnya menghitung, sudah seberapa banyakkah  yang kami berikan dalam kehidupan. Manfaat bagi orang banyak?

Karena kebahagiaan sejati itu , adalah ketika  pemikiran dan ide berguna bagi orang lain. Orang lain  maju karena pemikiran dan ide serta  karya  kita.

Aceh .... 2005
Aceh .... 2005

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun