Sebuah karya ,  lahir  dari pemikiran. Digodok pada hitungan waktu.  Yang  tak pernah lepas , dari seruput hangat kopi. Minuman lezat teman kerja hingga jam malam. Aroma yang membakar semangat. Secangkir kopi dengan krimer, madu atau gula. Hangat pereda kantuk dan letih.
Bekerja, perjalanan, mengemudi,  saya , dan orang yang saya dampingi senja itu, tak lepas dari  kopi.
Â
Senja hari, perjalanan yang menyita  enerji. Bandung Jakarta. Setelah menyeruput secangkir kopi panas. Legit dan harum aromanya memberikan semangat.
Jumat  petang  10 Januari 2014.  Langit Jakarta tidak terlalu cerah, tidak juga meredup.. Jalan Wijaya I , Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Itu  tempat kami memarkir mobil.
Menyusuri lorong  menuju  bakal kampung deret dibangun. Sepanjang lorong tersebut tampak kasur, ranjang, bufet, kursi, meja, yang dibungkus terpal. Katanya, milik penduduk yang rumahnya tengah dibedah.
Sebelumnya hamparan lahan milik pemerintah ini  adalah perkampungan padat  tak beraturan. Bangunan kumuh yang menempel pada tembok-tembok belakang  gedung yang mukanya  menghadap ke jalan Wijaya I , Petogogan.
Spanduk saat Pembangunan Kampung Deret Petogogan, Januari 2015
Di pelataran  bekas runtuhan rumah-rumah RW 05 inilah tampak  ‘berantakan’. Panel-panel beton  dengan ukuran terstandar, disusun di berbagai sudut. Rangkaian kolom bangunan instan, yang tengah dirakit. Panel tersebut diproduksi oleh aplikator RISHA. Sebuah teknologi yang ditemukan  oleh peneliti Puslitbang Permukiman,  Kementerian  PUPR, Arief Sabaruddin.
Mendung tiba-tiba semakin tebal di langit Kebayoran Baru Jakarta Selatan.  Tak menyurutkan langkah kami mengitari kawasan  padat di tengah area strategis ini.
Peluncurannya, calon Kampung Deret Petogogan ini,  pada  tanggal 31 Oktober  2013.  Oleh Gubernur DKI Jaya yang sekarang presiden RI, Joko Widodo.
Saat itu  musim hujan  menggempur Jakarta. Musim banjir seperti sudah berjalan sejak puluhan tahun. Tentu ini tak mudah dalam  merealisasi  penataan kawasan kumuh.  Apalagi jalan Kampung Pulo Petogogan, langganan banjir.
Namun realisasinya tak serta merta bisa dimulai  pada awal November 2013. Banyak kendala yang harus dibenahi, seperti  penghuni rumah harus mengalihkan dulu huniannya ke tempat sewaan  lain. Atau mungkin menumpang di sanak familinya. Mereka harus memindahkan barang-barang dan menempatkannya di tempat aman.
Saat bekerja , secangkir kopi setia menemani. Jangan lupa, minumnya harus saat perut terisi.
Terus semangat , tak pernah surut. Â Terus bekerja, memantau, turun langsung ke lapangan.
Setelah membongkar bangunan, harus ada pembersihan dari bekas bongkarannya. Berangkal tidak bisa dibiarkan di hamparan calon Kampung Deret Petogogan.