Lalu bus kota lewat , penumpangnya penuh, sampai pada berdiri dan menggelantung . Trans Metro juga penuh sekali. Saat akan pulang, di seberang Carefour menuju bandung timur lampu merah menyala, antrian macet panjang sekali.
Kakak saya melihat ada penjual kerajinan alat musik . Tadinya kakak saya mau beli, tapi tapi tidak tega minta berhenti di jalur macet, kasihan sama yang mengantar. Tanggung lokasinya, mana parkirnya susah. Di jalan itu lagi-lagi pengamen banyak sekali.
Astaga, lampu merahnya lamaaaaaa, kalau tidak salah 4 menit. Tapi pas lampunya hijau, banyak sekali mobil dari arah Timur Soekarno Hatta ke barat,  yang belok kanan ke jalan Kircon/Ibrahim Ajie masih saja jalan walau lampu sudah merah di sana. Seram sekali, nekad ya.
Waktu lampu hijau nya mungkin hanya 70 detik, kalau tidak salah ya. Maka pulanglah ia ke rumah kerabat dengan jantung berdegup kencang. Dan sang kerabat kami itu sepertinya sudah biasa. Bandung telah menjadi menyerupai Jakarta.
Â
Padahal kakak saya datang ke Bandung untuk bernostalgia, mengenang masa-masa sekolah dan kuliah. Mengenang Bandung yang damai dan asri serta sejuk.
Di jalan Soekarno Hatta kakak saya terpana melihat tanda dilarang belok kanan dari jalur lambat ke jalur cepat, tapi ramai-ramai motor dan mobil belok kanan.
Lalu adapula motor yang melawan arus di dekat belokan jalan Rancabolang Soekarno Hatta, lho mau ke mana? Ternyata sesudah melawan arus, motor-motor tersebut balik arah masuk jalur cepat.
Â
Â