Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Tempo Dulu di Bandung (1) Dari Kawasan Sekitar Gedung Sate ke Jalan Sumatra

19 Agustus 2013   20:50 Diperbarui: 14 Mei 2019   12:56 2893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vokal Grup tahun 1970an, SMP Santa Angela Bandung, berlokasi di Jalan Merdeka, tembus sampai ke jalan Sumatra Bandung.Foto Jadul , Bandung Tempo Dulu

 Sekedar bernostalgia. Jika tengah melintas Jalan Sumatra Bandung,  bagian utara (dekat tikungan jalan RE Martadinata / jalanRiau) Bandung, jadi ingat suasana tahun 1970an . Jalan ini termasuk jalan 2 arah yang hidup dan ramai. Pada masa itu termasuk jalan sibuk terutama pada jam-jam pulang dan pergi sekolah. Jalan yang di sepanjang sisinya diteduhi rindang pepohonan. Jalan dimana kala penulis kecil suka memunguti buah kenari. Lain ketika mengumpulkan buah warna biru untuk dirangkai jadi kalung. Atau menatapi Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani yang bisa dilihat dari balik pagar kawat , di seberang kompleks sekolah penulis .Jalan ini sarat dengan kenangan masa kecil .

video kenangan SD SMP  tahun 1970an di Bandung

Rute Kenangan, Rute Kesejukan

Penulis tak pernah lupa bagaimana setiap pagi rute becak langganan mengantarkan ke sekolah. Jalurnya , dari rumah, belok ke arah jalan Banda bagian utara, mengarah ke selatan / bawah , lalu belok kanan, masuk dan menyusuri jalan RE Martadinata. Kemudian nantinya ke jalan Sumatra.

Pohon-pohon angsana pada masa itu  rajin berbunga. Tahun 2011 pernah juga saya melihat satu pohon bersemi dengan warna kuningnya yang  cantik fantastis karena lebat berbunga. Tapi tahun 1970an  pemandangan indah ini sangat sering dan ada dimana-mana. Pemandangan indah ini yang sering saya rindukan , dan keindahan pertama semenjak saya melangkah ke luar  pekarangan rumah.Namun tahun 1970an di Bandung ini hal biasa dan banyak menghiasi Bandung"

 

Pemandangan fenomenal lainnya ketika ke luar rumah untuk naik becak. Bahwa setiap pagi adalahnya ratusan siswa siswi berseragam berbondong-bondong jalan kaki, berkelompok, sendiri-sendiri mewarnai badan jalan. Kebanyakan pergerakannya secara massal , dari arah utara ke selatan.


Biasanya dari permukiman (perkampungan) di Cihaurgeulis, Haurpancuh,Haurmekar, jalan Gagak, jalan Tikukur, ,jalan Titiran, Gang Tilil dan perkampungan yang membentang luas di kawasan Sukamantri, Sukaluyu ,Muararajeun, jalan Cikutra, Cibeunying Kolot, Bagusrangin, Surapati, jalan Pahlawan,dll (dulu belum ada jalan Suci/Jln PH Mustafa).

Kebetulan dekat rumah orang tua saya kala itu juga ada sekolah SKKPN (sekarang SMPN 44), lalu ada juga SPGN (sekarang SMAN 20), SMPN7 sekarang masih ada, dan SMPK Bahureksa. Tak heran rombongan pelajar merupakan pemandangan biasa. Kala itup elajar jalan kaki jarak jauh tidaklah aneh,apalagi angkutan kota masih langka. Bahkan menurut cerita teman penulis, saat itu ia suka berjalan kaki dari perumahan KPAD untuk sekolah ke BPI.

Biasanya di pagi hari, becak dikayuh lambat ke arah selatan, yakni perempatan jalan Banda – jalan Riau. Jalan Riau (RE Martadinata) waktu itu terasa sibuk dan ramai, padahal jika dibandingkan dengan kondisi sekarang, relatif sepi. Masih banyak sepeda ontel dan delman lalu lalang. Mobil dan motor termasuk jarang.

Jika lewat perempatan tersebut , saya suka melirik ke arah kiri, berdiri bangunan megah, yang dalam pikiran saya, bagaikan istana Romawi. Sekarang bangunan itu sudah menjadi Heritage Outlet. Dulu bangunannya sempat juga sih  agak kumuh. Seingat saya di sana selalu ada lelaki berambut pirang di depannya. Pernah menjadi semacam tempat bis-bis mangkal.

Ada pohon bungur favorit saya di halamannya (sekarang juga masih ada) , kalau sudah bersemi bunga-bunga bungur ungu lebat merekah,mewarnai pucuk-pucuk daun. Mirip bunga sakura saja.

Semi bersemi, takjub seribu pesona cantik, bunga bungur, tahun 2011. Di halaman parkit Heritage, outlet terkenal di Bandung, tikunganjalan Banda-jalan Riau (LLRE Martadinata)
Semi bersemi, takjub seribu pesona cantik, bunga bungur, tahun 2011. Di halaman parkit Heritage, outlet terkenal di Bandung, tikunganjalan Banda-jalan Riau (LLRE Martadinata)
 

Tepat di perempatan tersebut ,selain ada bangunan Heritage tadi, terdapat Apotek Utari (sekarang sudah menjadi outlet). Apotek ini posisinya di barat daya perempatan. Pemiliknya Tante Sami teman kuliah ibu penulis. Lantas di sudut lain (seberang timur Apotek Utari) ada bangunan serbaguna Pos Dan Giro. Di sampingnya ada kantor pos yang lumayan besar dengan bangunan tuanya.

Perjalanan berlanjut, becak melaju ke arah barat. Sejuk cenderung dingin di pagi hari. Udara bersih segar, pepohonan hijau, dan kabut berbaur semburat candra.

Di kiri kanan jalan melulu hanya rumah-rumah dinas tentara dengan gaya Belandatampak hening. Tak ada toko, café dan tak ada outlet, semua betul-betul hanya rumah tinggal. Malah di tikungan jalan Riau-jalan Halmahera ada rumah tua kurang terurus halamannya, yang dijadikan klinik seorang tabib keturunan Pakistan.

Rasanya rindu sekali pada suasana masa silam.

Suasana jalan lengang di Bandung Tempo Dulu tahun 1975
Suasana jalan lengang di Bandung Tempo Dulu tahun 1975
Kopi Progo jadul , masih rumah tinggal, foto tahun 1975
Kopi Progo jadul , masih rumah tinggal, foto tahun 1975
Jalan Bahureksa , Gaya Belanda

Adakalanya Abang Becak langganan kami memilih melintasi jalan Bahureksa saja. Dari jalan Banda atas becak belok kanan. Kalau becak sedang melintasi jalan Bahureksa, harus sedikit hati-hati. Karena banyak siswa SMPK Bahureksa yang ramai di sana. Seragam mereka blus kemeja putih beraksen biru dan roknya biru.

Melewati jalan ini serasa melewati jajaran vila saja. Salah satu rumah yang saya sukai adalah rumah peninggalan bekas villa Belanda bertuliskan Dolce Domum. Ini rumah teman adik penulis bernama Lulu. Yang akhirnya mereka menjual rumahnya lalu pindah ke Setra Sari.

Jika menyusuri jalan kota Bandung , mata tak bosan mengamati rumah tua yang bikin betah dilihat dan saat masuk ke dalamnya, halamannya dipenuhi oleh rumput Jepang yang indah dan rapi. Lalu di tengahnya ada kemboja putih yang kalau bersemi teramat cantik dan harum semerbak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun