sedia malam air mata terbenam
kerangka aksara berkeluk sekitar jeram
bilik jantung menjadi pemalam
alur-alur sedu sedan yang tak terekam
menghambai arta searah akal budi
tak terasa rawi menamai hari
timbul kembali selangkah pergi
batas waktu sesuai tanah terjanji
ia mengadar, dekapannya lekat
pipi merona, wajah memikat
berat bibir memaksa abjat
tali lidah melilit jendela di tepi barat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H