Bagiku, pertanyaan "Ingin menjadi Apa?" adalah sebuah pertanyaan yang sulit sekali untuk dijawab, sekalipun untuk mereka yang sudah merasa mengetahui jawabannya. Ketika aku memilih untuk menjadi sesuatu, maka di saat yang bersamaan aku pun membuang segala kemungkinan yang memungkinkanku untuk menjadi segala kemungkinan itu.Â
Seperti aku dulu yang yakin sekali untuk menjadi seorang tukang cat tembok. Di kala itu memilih untuk menjadi seorang tukang cat, artinya aku tidak akan menjadi seorang petani, aku tidak akan menjadi seorang menteri, dan juga tidak akan menjadi segala kemungkinan yang lainnya. Mengapa? Karena aku memilih untuk menjadi.
Kehidupan tidak akan pernah luput dari pilihan. Cita-cita atau pun tujuan akan selalu menjadi bagian dari pilihan itu. Kekuatan imajinasilah yang membantu seseorang untuk menciptakan sebuah cita-cita di dalam pikirannya. Salah satu cara manusia memaknai kehidupan adalah dengan cara meraih cita-citanya. Tujuan akan selalu memberikan makna bagi mereka yang memilikinya. Kehidupan tanpa tujuan sama saja seperti layangan yang lepas dari talinya, hanya terombang-ambing oleh angin dan tinggal menunggu jatuh ke tanah.
Aku pikir manusia sudah menjadi seseorang dengan hanya menjadi manusia itu sendiri dan juga kesadaran kita akan keberadaan diri sendiri adalah salah satu tujuan yang paling bermakna di dalam kehidupan. Untukku, seseorang tidak perlu menjadi apa-apa selain menjadi dirinya. Karena sesungguhnya dunialah yang memaksa kita sepenuhnya untuk menjadi sesuatu selain diri kita sendiri.
Manusia hidup di dalam dunia identitas. Mulai dari lahir sampai mati, seseorang tidak akan pernah terlepas dari identitasnya. Nama adalah identitas, tubuh adalah identitas, bahkan pakaian yang kita pakai pun adalah identitas. Semua adalah identitas. Tujuan atau cita-cita pun memiliki peranan penting untuk menentukan identitas seseorang. Namun anehnya pilihan akan identitas itu sendiri dibatasi oleh dunia yang mengharuskan kita untuk memilikinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H