A. Logisme
Logika merupakan sarana dalam hal berpikir sebagai refleksi dari kefilsafatan (Ilmu Matematika dan Pembelajarannya & Asrobuanam, 2020). Proses berpikir merupakan suatu jalan atau proses seseorang untuk dapat mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya. Dalam artian lain, berpikir merupakan suatu cara untuk mengetahui hal-hal yang ingin diketahui.
Logika adalah suatu cara berpikir yang jelas, terarah serta tepat untuk mencapai suatu hal yang benar dan mendapatkan hasil yang dapat diterima oleh akal atau rasio manusia (I Nyoman Kertayasa, 2011). Logika adalah termasuk ilmu pengetahuan yang membahas mengenai simpulan yang benar dan tepat sehingga diperoleh lah tujuan dari berpikir tersebut serta untuk menghindari dari hal-hal yang tidak dapat dinalar oleh akal atau tidak masuk akal.
Logisme atau yang biasa disebut dengan logika, merupakan suatu ilmu yang membahas tentang suatu kepastian. Logika merupakan suatu ilmu dari bagian filsafat yang menelaah mengenai berbagai hukum dan prinsip yang berkaitan dengan suatu pemikiran atau disebut juga ilmu yang membahas mengenai ketepatan dalam berfikir. Logisme atau logika juga merupakan bagian dalam ilmu matematika.
B. Silogisme
Silogisme merupakan suatu penarikan terhadap suatu kesimpulan yang tidak langsung (Arief Sidharta, 2008). Dikatakan demikian bahwa Silogisme berperan penting dalam kegiatan berpikir seseorang. Silogisme dalam pandangan Aristoteles adalah argumennya yang diambil dari suatu hal yang saling berkaitan. Silogisme terbagi menjadi 4 macam, yakni :
Silogisme Hipotetik
Silogisme Dilema
Silogisme Kategorik
Silogisme Disjungtif
Silogisme merupakan bentuk penyimpulan tidak langsung. Dikatakan demikian karena dalam silogisme kita menyimpulkan pengetahuan baru yang kebenarannya diambil secara sintetis dari dua permasalahan yang dihubungkan. Aristoteles membatasi silogisme sebagai: Argumen yang konklusinya diambil secara pasti dari premis-premis yang menyatakan permasalahan yang berlainan.
C. Falasi
Falasi ialah suatu pendangan, pemikiran atau penalaran yang ditiliti secara logis yang salah, dan validitas argument yang tidak sehat (Muharam, 2022). Ringkasnya, bahwa Falasi merupakan suatu rgument yang yang salah dan tidak logis atau dipikirkan. Suatu cara berpikir yang salah, maka akan menimbulkan hal tersebut tidak bisa masuk akal atau diluar nalar kemampuan disini. Maka itulah, Falasi disebut juga sebagai kecacatan atau keterbelakangan dalam memikirkan suatu baik.
Kekeliruan ini yang menyebabkan madharat bagi Masyarakat dan yang membacanya. Falasi biasanya diidentikkan dengan suatu hal yang bersifat negatif dan jelek. Falasi digunakan untuk melakukan beberapa aksi atau hal-hal yang tidak baik seperti, berbohong, memecah belah, provokator dan lain-lain.
Â
Â
DAFTAR PUSTAKA
Arief Sidharta. (2008). Pengantar Logika. https://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/1731/Arief_142405-p.pdf?sequence=1&isAllowed=y
I Nyoman Kertayasa. (2011). LOGIKA, RISET, DAN KEBENARAN. https://osf.io/3ga2c/download
Ilmu Matematika dan Pembelajarannya, K., & Asrobuanam, S. (2020). Vol 5 No 2 Bulan Desember 2020 Jurnal Silogisme PERAN LOGIKA DALAM BERPIKIR KRITIS. http://journal.umpo.ac.id/index.php/silogisme
Muharam, A. (2022). Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. https://doi.org/10.30868/at.v7i02.3249
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H