Dalam dunia filsafat modern, nama Rene Descartes sudah tidak asing di telinga para pecinta filsafat atau filsuf.. Rene Descartes ialah sosok seorang filsuf berkebangsaan prancis yang dilahirkan di sebuah tempat Bernama La Haye, Prancis pada tanggal 31 Maret 1959. Descartes termasuk orang yang menganut agama katholik. Descartes juga memiliki nama lain, dia sering juga dikenal sebagai Renatus Cartesius. Rene Descartes adalah anak dari Joachim Descartes yang keempat. Joachim Descartes lebih dikenal sebagai seorang anggota parlemen di kota britari, provinsi Renatus di Prancis. Rene juga memiliki seorang nenek yang ahli dalam hal pengobatan dan kedokteran (Mursyid Fikri, 2018).
Masa muda Descartes terkenal sebagai pribadi anak yang cerdas, suka berfikir, dan hobi menyendiri. Dalam pendidikan, Rene Descartes mulai menempuh pendidikan dari bangku sekolah di Yesult yang bertempat di La Fleche semenjak tahun 1604-1612. Pada jenjang pendidikan inilah Rene memperoleh banyak pengetahuan yang sangat penting dan luar biasa. Pengetahuan tersebut yakni tentang karya ilmiah Latin dan Yunani, music, acting, bahasa Prancis, logika filsuf Aristoteles, dan Etika Nichomarus (Ngismatul Khoiriyah, 2014).
Rene Descartes termasuk filsuf yang aktif berkarya dan menulis berbagai karya berupa tulisan. Rene memiliki banyak karya dalam hal kepenulisan (Mursyid Fikri, 2018). Diantara Karya-karyanya yang dianggap memiliki peran penting yakni :
- Discours de la method pada tahun 1637, buku ini ditulis ketika Descartes memilih bergabung dengan para tantara Bavaria selama musim dingin antara tahun 1619 hingga 1620. Dalam buku ini, Rene mengejawantahkan pemikiran perkembangan intelektualnya. Dalam karyanya ini, dia menyatakan tidak puas terhadap filsafat pengetahuan yang menjadi objek kajian penelitiannya.
- Meditationes de Prima Philosophia pada tahun 1641
Rene Descartes terkenal dengan julukannya sebagai “Bapak Filsafat Modern”. Seorang ilmuwan lain bernama Betrand Rusel berpendapat bahwa gelar yang disandang Rene tersebut diberikan atas jasanya sebagai orang yang pertama meletakkan dasar-dasar filsafat modern. Rene berpand membangun ilmu filsafat berdiri diatas keyakinan diri sendiri yang dihasilkan oleh pengetahuan rasional (Riyadi & Vidya Sukma, 2019). Ini merupakan prestasi gemilang dari sosok Rene, karena dengan pemikiran dan pendapatnya itulah, filsafat modern dapat semakin berkembang.
Selain terkenal dalam hal filsafat, Rene Descartes juga dikenal sebagai ahli polymath, yakni seorang yang memiliki perhatian atau dedikasi tinggi dan luas dalam bidang ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu-ilmu pasti (matematika, astronomi dan lain sebagainya) (Mursyid Fikri, 2018). Hal ini tidak lepas dari perhatiannya dalam ilmu pengetahuan. Rene Descartes memiliki peran yang sangat besar dalam dunia ilmu. Pencapaiannya yang sangat gemilang telah ditorehkannya melalui keberhasilannya dalam menemukan ilmu ukur coordinator. Alat ini sangat penting digunakan untuk mengukur atau menghitung untuk menghasilkan suatu akulturasi yang tinggi dan tepat.
Dalam Ilmu Filsafat, Rene Descartes memiliki pandangan dasar atau pondasi dalam ajaran filsafatnya yang sangat terkenal. Ajaran filsafatnya ini yakni mengenai ajaran yang menegaskan bahwa kebenaran tertinggi berada pada akal budi manusia. Menurut pandangan Rene Descartes, rasio merupakan sumber dari segala sumber dalam pengetahuan. Akan tetapi hanya rasio sajalah yang dapat mengantarkan seseorang menuju suatu kebenaran.(Mursyid Fikri, 2018).
Maka sebab itulah yang melatarbelakangi Descartes sangat menekankan agar tidak memercayai segala hal di luar rasio kemampuan berpikir manusia. Menurut pandangannya, karena segala kesaksian yang bersumber dari luar konteks rasio nalar manusia adalah suatu hal yang tidak pasti dan tidak dapat dipercayai.. Rene Descartes juga mengemukakan tentang adanya tiga ide-ide bawaan atau yang disebut innate ideas (Riyadi & Vidya Sukma, 2019), diantaranya yakni :
Idea Allah merupakan suatu wujud yang sempurna dan paling tinggi. Dalam hal ini, karena dia mempunyai idea yang sempurna, maka pasti ada sesuatu yang lebih sempurna dari hal itu. Wujud yang sempurna ialah Allah.
Idea Pemikiran, yakni ide yang memungkinkan diri saya (kita) sebagai suatu ciptaan yang berpikir (pemikiran adalah suatu hakikat saya).
Idea Keluasan, yakni memungkinkan bahwa kita dapat mengerti suatu materi (benda atau objek-objek) sebagai suatu keluasan, karena hal itu dapat dipelajari secara kuantitatif atau dalam hal ilmu matematika atau ilmu ukur atau ilmu pasti.
Rene Descartes juga masyhur sebagai tokoh aliran Rasionalisme dalam filsafat modern. Rasionalisme sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, merupakan aliran yang menitikberatkan pada aspek akal atau rasio yang membentuk suatu ilmu pengetahuan. Bagi Descartes, akal adalah suatu hal yang sangat penting bagi manusia. Pandangan Descartes ini memiliki pengaruh dan efek dalam sebuah revolusi falsafi di negara bagian Eropa. Hal itu dikarenakan pendapatnya yang sangat revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seorang bisa berfikir.
Rene Descartes ialah orang yang selalu mencari titik kebenaran atau sebagai kebenaran, sebab di zama itu yang disebut benar adalah kata-kata pejabat, baik pejabat gereja, atau pejabat pendidikan, dan pejabat negara. Descartes pada zaman itu dipandang sebagai tokoh yang memiliki pengaruh. Maka dari itulah setiap ajaran atau hal yang digagas olehnya adalah suatu hal sangat penting untuk diperhatikan dan diketahui.
Rene Descartes memiliki ide gagasan dalam konsep berfikir yang diterapkan memiliki cara pandang yang sangat luas. Dia memiliki pandangan dan pemikiran yang sangat luas hingga dalam berbagai aspek. Menurutnya, sesuatu yang memiliki nilai di pikiran akan selalu teringat bahkan selalu terpikirkan oleh seseorang. Hal itulah yang sangat mendasari gagasan Descartes.
Rene Descartes adalah seseorang yang mempopulerkan metode kesangsian dan istilah “Cogito Ergo Sum” yang memiliki arti “Aku berpikir, maka Aku ada”. Dalam menempuh suatu titik kebenaran pengetahuan, Rene Descartes mulai dengan sebuah kesangsian atas segala hal. Menurut Descartes, “sekurang-kurangnya aku yang menyangsikan bukanlah suatu hasil dari tipuan”. Dalam pandangan Descartes, kesangsian adalah hal yang dapat membuktikan membuktikan kepada diri bahwa diri ini nyata (Arsi et al., n.d.).
Rene Descartes juga dikenal sebagai bagian dari tentara Bavaria dan pengajar pembelajaran matematika dan geometri. Rene Descartes di menjelang kematiannya, menetap di Swedia sebagai tantara Bavaria serta pengajar matematika, filsafat dan geometri. Kegiatan tersebut dilakukannya hingga meninggal dunia, pada tanggal 11 Februari 1650 dalam usia yang relative belum tua yakni 53 tahun, dan dirinya belum sempat menikah. Ketika meninggal dunia, dia dikebumikan di Swedia. Pada tahun 1667, jenazahnya dipindahkan dan dikirim ke Prancis, dan tengkoraknya disimpan di Museum d’Historie Naturelle, Paris (Riyadi & Vidya Sukma, 2019).
DAFTAR PUSTAKA
Arsi, A., Ode, W., Fail, N., & Sainuddin, I. H. (n.d.). FILSAFAT RASIONALISME. Retrieved September 29, 2023, from https://osf.io/r4hbx/download
Mursyid Fikri. (2018). Rasionalisme Descartes dan Implikasinya Terhadap Pemikiran Pembaharuan Islam Muhammad Abduh Descartes’s rationalism and its implications for the Islamic Renewal Thought of Muhammad Abduh. 3(2). https://journal.unismuh.ac.id/index.php/tarbawi/article/view/1598
Ngismatul Khoiriyah. (2014). RASIONALISME RENE DESCARTES. Anterior Jurnal, 13. https://journal.umpr.ac.id/index.php/anterior/article/view/284
Riyadi, A., & Vidya Sukma. (2019). KONSEP RASIONALISME RENE DESCARTES DAN RELEVASINYA DALAM PENGEMBANGAN ILMU DAKWAH. In Jurnal An-Nida (Vol. 11, Issue 2). https://ejournal.unisnu.ac.id/JKIN/article/view/1026
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H