Mohon tunggu...
HERU PURNOMO
HERU PURNOMO Mohon Tunggu... Freelancer - "HIDUP ITU MEMANG PAHIT. JIKA MANIS ITU ARTINYA ENGKAU BELUM TERUJI"

Penulis hanya seseorang yang tak istimewa dengan pekerjaan biasa-biasa saja. Menulis meredakan stress, mengungkapkan perasaan, & merawat hati. Menuangkan pikiran & perasaan ke dalam kata-kata. Memproses emosi dengan lebih baikdalam menemukan kedamaian dalam diri sendiri. Menulis adalah obat hati yang ampuh. Tertekan atau cemas, cobalah menulis. Beban pikiranpun mereda

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hidup Lebih Aktif-Sehat dengan Berolahraga dan Gerakan Indonesia Segar

31 Desember 2014   05:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:08 2214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penyakit Hipokinetik

Menurut Nurhasan cit. Risal dan Ferianto (2013) kurangnya gerak menyebabkan terjadinya gangguan proses metabolisme tubuh sehingga terjadi penurunan kesegaran jasmani, kesehatan, keterampilan dan bahkan mempengaruhi kapasitas, kreatifitas, dan kecerdasan yang pada gilirannya akan menimbulkan penyakit HIPOKINETIK, yaitu penyakit yang timbul karena kurang gerak seperti  jantung koroner, hipertensi, obesitas, kecemasan dan depresi, lower back pain, persendian dan tulang

Menurut Nurhasan cit. Risal dan Ferianto (2013) sejak bayi, kanak-kanak hingga dewasa, perkembangan gerak sangat mempengaruhi perkembangan secara keseluruhan baik fisik, intelektual, sosial, dan emosional. Sementara itu, kemajuan teknologi membawa dampak perubahan sikap manusia dari banyak gerak kepada sikap diam atau sedikit gerak.Pola atau gaya hidup diwaktu muda memberi kontribusi cukup besar terhadap kualitas kesehatan di usia lanjut. Teknologi dan ilmu pengetahuan yang serba otomatik-elektrik telah banyak memberi warna bagi gaya hidup manusia. Sebagian besar aktivitas manusia sudah tergantikan oleh alat yang serba otomatis sehingga hanya sedikit tenaga manusia yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah perkerjaan. Konsekuensi logis yang muncul akibat dari kemajuan teknologi yang serba otomatik-elektrik adalah sedikitnya tenaga m a n u s i a  y a n g  d i b u t u h k a n  h a l  i n i menyebabkan munculnya berbagai penyakit akibat kurang bergerak (hipokinetik) (Junaidi, 2011).

Dengan kemajuan IPTEK saat ini dapat mempengaruhi menurunnya tingkat kesegaran jasmani seseorang, seperti yang dikemukakan Irianto (2000), bahwa pergeseran pola hidup dari banyak  pekerjaan yang dilakukan dengan dinamis menjadi jarang dilakukan disinyalir sebagai penyebab menurunnya tingkat kesegaran jasmani seseorang karena kemajuan IPTEK. Kesegaran jasmani yang tinggi diperlukan oleh semua orang, termasuk anak usia sekolah mulai taman kanak- kanak, sekolah lanjutan tingkat atas bahkan Perguruan tinggi, karena dengan memiliki kesegaran jasmani yang tinggi maka seseorang mampu melakukan aktivitas sehari- hari dengan waktu yang lama dibandingkan dengan orang yang memiliki kesegaran jasmani yang lebih rendah.

Majunya dunia teknologi sekarang ini bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi terjadinya gejala hypokinetic, masalah waktu, biaya, teknik sering sekali menjadi alasan seseorang malas untuk melakukan aktivitas fisik ataupun serangkaian olahraga. Selain itu, gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja (sedentary) juga mendukung terjadinya gejala kurang bergerak (hypokinetic) dan akan berpotensi terhadap munculnya berbagai penyakit dan dari studi WHO menyatakan bahwa bahwa gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak/aktifitas fisik. Pada kebanyakan negara diseluruh dunia antara 60% hingga 85% orang dewasa tidak cukup beraktifitas fisik untuk memelihara fisik mereka ditambah dengan adanya faktor resiko berupa merokok, pola makan yang tidak sehat (Hasibuan, 2010).

Selain itu, kebanyakan orang sekarang alih-alih menyisihkan waktu buat berolahraga, gerak badan asalan saja pun kebanyakan tak punya awktu. Bahkan, sering-sering (harus atau terpaksa) kurang tidur, wajib bangun dini hari, tak sempat tidur siang, lama-lama fisik terperas dimakan bobot pekerjaan. Melihat status kesehatan rata-rata orang sekarang seperti iut, sosok tubuh berada dalam posisi yang diperlemah terus. Aliran darah yang tidak lancar akibat kurang gerak (Nadesul, 2008).

Di Indonesia, HKD ini  diperingati dengan tema "Bergerak Agar Sehat dan Bugar". Dengan tema tersebut WHO kemudian mengingatkan bahwa lebih 60% angka kematian di dunia disebabkan oleh karena penyakit tidak menular (penyakit khronik), yang dalam dunia olahraga disebut penyakit hipokinetik. Selain itu, lebih 43% gangguan kesehatan diakibatkan oleh penyakit yang ada kaitannya dengan penyakit hipokinetik. Penyakit hipokinetik ini merupakan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup (life style) yang sedenter atau kurang berolahraga. Untuk menghindari dan  mengendalikan penyakit hipokinetik diperlukan upaya kesehatan olahraga. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya pengobatan penyakit hipokinetik dengan memanfaatkan aktivitas fisik dan atau berolahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan (SportClinic, 2011).

Pentingya Olahraga

Kegiatan olahraga merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Sekarang ini olahraga merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap orang. Hal ini karena banyak manfaat yang diperoleh melalui kegiatan olaharga. Salah satu manfaat dari kegiatan olahraga yaitu diperoleh kebugaran jasmani yang baik. Dengan kebugaran jasmani yang baik akan sangat membantu dalam kegiatan sehari-hari, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja (Asniarno,  2010).

Kecantikan.

Menurut Souisa (2011) Olahraga bila dilakukan dengan frekuensi, intensitas dan jenis yang tepat memiliki banyak manfaat, salah satunya untuk kecantikan kulit. Penyebabnya adalah sebagai berikut.

1.      Olahraga menyebabkan jantung memompa darah lebih intens ke seluruh tubuh. Pembuluh darah akan melebar selama dan sesudah berolahraga. Hal ini terlihat terutama pada permukaan kulit. Warna kulit kita akan bersemu merah, terutama pipi, sehingga terlihat cantik tanpa perona pipi. Pembuluh darah yang melebar ini menghantarkan oksigen dan nutrisi ke kulit sehingga kulit mendapatkan pasokan berbagai zat gizi dan zat perenovasi lebih banyak.

2.      Olahraga membuat mesin tubuh bertambah panas. Untuk menghindari kenaikan suhu yang ekstrem, badan akan mengeluarkan keringat untuk mendinginkan . pori-pori kulit lebih terbuka sehingga kemungkinan tersumbat dan terbentuknya komedo serta jerawat menjadi lebih kecil. Pembuangan tadikal bebas dan kotoran hasil metab olisme tubuh mengalir terbilas dengan baik lewat keringat.

3.      Olahraga memicu keluarnya hormon endofrin yang menyebabkan rasa senang dan bahagia sehingga mengurangi stres. Beberapa kondisi kulit yang terkait dengan stres eksem dan jerawat juga dialporkan berkurang pada beberapa penelitian. Selain itu, produksi hormon DHEA dan DHT juga ajan terkontrol sehingga mereduksi  jumlah jerawat yang timbul

4.      Olahraga memicu terbentuknya kolagen yang berfungsi sebagai bahan pembentuk elastisitas kulit dan mempercepat regenerasi sel kulit yang selalu  mati karena gesekan baju, paparan sinar matahari, ataupun polutan yang lain.

Hipertensi.

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,2005).

Aktivitas sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana pada orang yang kuan aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tingi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi.Makin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri ( Amir, 2002 ).

Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor). Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan usia. Sedangkan faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor) yaitu obesitas, kurang olah raga atau aktivitas, merokok, minum kopi, sensitivitas natrium, kadar kalium rendah, alkoholisme, stress, pekerjaan, pendidikan dan pola makan (Suhadak, 2010).

Hipertensi dapat dicegah dengan menghindari faktor penyebab terjadinya hipertensi dengan pengaturan pola makan, gaya hidup yang benar, hindari kopi, merokok dan alkohol, mengurangi konsumsi garam yang berlebihan dan aktivitas yang cukup seperti olahraga yang teratur (Dalimartha, 2008).

Penanganan hipertensi dapat ditangani secara farmakologis dan non farmakologis atau gabungan keduanya. Penanganan secara farmakologis yaitu dengan obat-obat anti hipertensi sedangkan secara non farmakologis yaitu dengan modifikasi gaya hidup. Pengobatan farmakologis akan lebih baik atau tidak akan ada artinya bila tidak ditunjang oleh pengobatan non farmakologis (Dekker, 1996). Salah satu penatalaksanaan non farmakologis dengan modifikasi gaya hidup adalah menurunkan stres dan olahraga teratur (Gray, et al, 2005; Joewono, 2003).

Aktivitas atau olahraga sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana pada orang yang kurang aktivitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung lebih tingi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri (Andria, 2013).

Aktivitas fisik berupa olahraga, kegiatan harian bahkan menari yang dilakukan secara rutin bermanfaat untuk mencegah arterosklerosis (timbunan lemak dalam pembuluh darah). Aktivitas fisik terutama aerobik atau gerak badan isotonic (berlari, jalan kaki, senam aerobik low impact dll), akan meningkatkan aliran darah yang bersifat gelombang yang mendorong peningkatan produksi nitrit oksida (NO) serta merangsang pembentukan dan pelepasan endothelial derive (Kaplan dan Stamler cit. Ekawati, 2010).

Berkurangnya faktor relaxing faktor (EDRF), yang merelaksasi dan melebarkan pembuluh darah. Aliran darah koroner dalam keadaan istirahat sekitar 200 ml per menit (empat persen dari total curah jantung). Penelitian di laboratorium menunjukkan, peningkatan aliran darah 4 ml per menit sudah mampu menghasilkan NO untuk merangsang perbaikan fungsi endotel (lapisan dinding) pembuluh darah. Oleh karena itu, aktivitas fisik sedang berupa senam atau jalan kaki yang meningkatkan aliran darah menjadi 350 ml per menit (naik 150 ml per menit) sudah lebih dari cukup untuk menghindarkan endotel pembuluh darah dari proses atherosclerosis (Ekawati, 2010).

Semakin jarang orang beraktivitas maka peluang untuk terjadinya hipertensi semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden merupakan anggota rumah tangga dimana aktivitas fisik tidak terlalu banyak. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa secara teori, aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga secara sederhana yang sangat penting bagi pemulihan fisik, mental, dan kualitas hidup yang sehat bugar (Dirga cit. Zufri et al., 2012).

Selain itu sejumlah studi juga menunjukkan bahwa olahraga teratur, mengurangi beberapa faktor resiko terhadap penyakit jantung koroner termasuk hipertensi (Kusuma cit. Zufri et al., 2012).

Selain itu kemampuan aktivitas fisik yang berhubungan dengan kesehatan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk berfungsi secara baik. Komponen aktivitas fisik yang berhubungan dengan kesehatan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk berfungsi secara baik, komponen tersebut antara efisiensi kardiovaskuler, kelenturan, pengendalian berat badan, dan pengurangan stress (Ida cit. Zufri et al., 2012).

Orang yang tidak pernah melakukan olahraga menurut penelitian Ralph Paffenharger, Ph.D., punya risiko mendapat tekanan darah tinggi 35% lebih besar. Hasil penelitian lain menyimpulkan orang yang tidak pernah berlatih olahraga risikonya bahkan menjadi 1,5 kalinya. Penelitian dr. Duncan membuktikan, latihan atau olahraga seperti jalan kaki atau joging, yang dilakukan selama 16 minggu akan mengurangi kadar hormon norepinefrin (noradrenalin) dalam tubuh, yakni zat yang dikeluarkan sistem saraf yang dapat menaikkan tekanan darah. Berat badan yang berlebih juga merupakan biang keladi tekanan darah tinggi karena orang yang kegemukan akan mengalami kekurangan oksigen dalam darah, hormon, enzim, serta kurang melakukan aktivitas fisik dan makan berlebihan. Terlalu banyak lemak dalam tubuh dapat menyebabkan badan memerlukan lebih banyak oksigen. Jadi, jantung harus bekerja lebih keras (Selamiharja cit. Prasetyo, 2014)

Berat Badan.

Penyakit akibat kurang gerak ini bermacam-macam mulai dari obesitas, tekanan darah tinggi, kekakuan pembuluh darah, sakit punggung bagian bawah dan sebaainya. Banyak bergerak adalah cara yang sangat ampuh untuk mengatasi hal tersebut. Rutin berolahraga ataupun sekedar berjalan ke tempat yang akan  dituju merupakan hal-hal yang dapat dilakukan (Mahendra, 2012).

Berjalan kaki selama 30-40 menit/hari pun dapat mengurangi berat badan. Hal ini dapat dipahami dari sistem energi dari olahraga jalan kaki selama 30-40 menit bersifat endurance sehingga dapat membakar kalori dan trigliserida dalam tubuh. Pada olahraga intensitas rendah (±25 VO max) dengan waktu durasi yang panjang seperti jalan kaki atau lari-lari kecil, pembakaran lemak akan memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat dalam hal produksi energi tubuh. Bahkan dalam sebuah penelitian Brown University dan University of Pittsburgh menyebutkan bahwa perempuan yang berjalan kaki satu jam selama lima hari dalam satu mingu dan mengkonsumsi 1.500 kalori tiap hari, dapat mengurangi berat badan sebanyak 11,3 kilogram dalam setahun. Jadi dengan jalan kaki anda bisa menghindari obesitas yang sering memicu berbagai penyakit. (Bumgardner, 2009).

Konsentrasi.

Olahraga mampu meningkatkan sirkulasi darah dari jantung ke seluruh tubuh, termasuk ke otak. Dengan begitu, nutrisi dan oksigen akan lancar masuk ke seluruh tubuh, juga otak. Ingat!, sepuluh detik saja otak kekurangan nutrisi dan oksigen, bisa dipastikan masnuis tersebut akan kehilangan kesadaran,. Jika hal tersebut dalam beberapa menit, maka otak akan rusak permanen. dr. Sophia B Hage, SpKO dari Sport Medicine Recident University of Indonesia mengatakan bahwa Otak merupakan pusat dari seluruh sistem tubuh. Jadi otak yang sehat akan mendorong kesehatan tubuh serta menunjang kesehatan mental. Otak memiliki fungsi kognitif, seperti mengatur kegiatan, membuat fokus terhadap suatu kegiatan, dan berpikir. "Orang dewasa yang berusia 55-80 tahun dan berolahraga secara teratur memiliki kemampuan otak 4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak berolahraga (Maulana, 2014).

Olahraga merupakan salah satu cara untuk menyehatkan tubuh dan menyegarkan pikiran. Sebab ketika Anda berolahraga di pagi hari, paru-paru terpompa dengan udara bersih dan oksigen. Dengan lebih banyak oksigen dalam darah, berbagai  bahan kimia otak terbantu untuk meningkatkan kewaspadaan mental sehingga pikiran dan tubuh menjadi lebih segar dan memberikan rasa nyaman (Jubilee Enterprise, 2010). Pengaruh olahraga terhadap otak juga diungkapkan oleh Profesor Daniel Landers dari Arizona State University. Olahrag yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan konsentrasi, kreativitas, dan kesehatan mental karena olahraga bisa meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan mempercepat aliran darah  menuju otak. Olahraga juga bisa mengurangi kegelisahan dan membantu mengendalikan amarah. Tak perlu memilih olahraga  yang berat. Cukup lakukan olahrag ringan seperti berjalan-jalan atau berlari. Yakinlah bila tubuh Anda berada dalam keadaan sehat dan segar, maka ide-ide cemerlang akan lebih mudah untuk muncul (Haryanto, 2010).

(Jubilee Enterprise, 2010).

Profesor Art Kramer, direktur Institut Beckman for Advanced Sains dan Teknologi dari University of Illinois mengungkapkan bahwa berjalan kaki atau bersepeda secara teratur selama enam bulan sampai satu tahun akan meningkatkan daya ingat dan kemampuan Anda dalam memecahkan masalah. Latihan tersebut dapat menambah ukuran bagian-bagian tertentu pada otak Anda (Maulana, 2014).

Berat badan.

Angka kejadian obesitas meningkat dengan pesat akibat pola hidup tidak aktif. Energi dari aktivitas fisik sehari-hari yang digunakan berkurang seiring globalisasi dan akibat dari kemajuan teknologi. Dengan adanya fasilitas seperti transportasi bermotor, elevator, lift, pendingin ruangan, dan pemanas ruangan sehingga energi untuk bergerak digunakan lebih sedikit. Aktivitas fisik yang minimal pada waktu luang seperti menonton televisi dan bermain video games pada anak-anak meningkatkan angka kejadian obesitas (Adiwinanto, 2008). Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh beberapa ahli fisiologi, dimana salah satu faktor yang dapat menyebabkan kegemukan adalah dikarenakan kurangnya olahraga. Faktor-faktor lainnya adalah karena gangguan emosi dengan makan berlebihan yang menggantikan rasa puas lainnya, pembentukan sel-sel lemak dalam jumlah berlebihan akibat pemberian makan yang berlebihan pada saat usia anak -anak, gangguan endokrin tertentu seperti hipotiroidisme, gangguan pusat pengatur kenyak-selera makan (satiety-apetite centre) di hipotalamus dan kelezatan makanan yang tersedia (Sherwood, 2001).

Aktivitas fisik berupa olahraga, kegiatan harian bahkan menari yang dilakukan secara rutin bermanfaat untuk mencegah arterosklerosis (timbunan lemak dalam pembuluh darah). Aktivitas fisik terutama aerobik atau gerak badan isotonic (berlari, jalan kaki, senam aerobic low impact tdll), akanmeningkatkan aliran darah yang bersifat gelombang yang mendorong peningkatan produksi nitrit oksida (NO) serta merangsang pembentukan dan pelepasan endothelial derive  (Kaplan dan Stamler, 1994).  .Berkurangnya faktor relaxing factor (EDRF), yang merelaksasi dan melebarkan pembuluh darah. Aliran darah koroner dalam keadaan istirahat sekitar 200 ml per menit (empat persen dari total curah jantung). Penelitian di laboratorium menunjukkan, peningkatan aliran darah 4 ml per menit sudah mampu menghasilkan NO untuk merangsang perbaikan fungsi endotel (lapisandinding) pembuluh darah. Oleh karena itu, aktivitas fisik sedang berupa senam atau jalan kaki yangmeningkatkan aliran darah menjadi 350 ml per menit (naik 150 ml permenit) sudah lebih dari cukup untukmenghindarkan endotel pembuluhdarah dari proses atherosclerosis. Aterosklerosis adalah penimbunan berangsur-angsur endapan lemak terutamanya kolesterol sehingga menyempitkan arteri dan mengurangkan aliran darah di dalamnya. Penyakit ini melibatkan arteri di beberapa bagian badan, termasuk jantung (menyebabkan serangan jantung) dan otak (menyebabkan stroke). Di dalam proses aterosklerosis, darah beku akan terbentuk apabila darah mengalir melalui arteri yang sempit itu dan menyebabkan aliran darah berhenti dengan tiba-tiba.

Penyakit Jantung

Salah satu penyakit jantung yang sering menyebabkan kematian adalah penyakit jantung koroner (PJK). PJK terjadi jika pembuluh darah dalam jantung yang bertanggung jawab mengalirkan darah ke seluruh bagian jantung mengalami penyempitan. Penyakit Jantung Koroner yang disebabkan oleh kurang gerak atau kurang aktivitas fisik dan kegemukan, dapat dicegah dengan berolahraga. Penyakit kurang gerak atau yang kita kenal dengan Hypocinetik Deseases memacu tubuh kita untuk menimbun lemak yang tidak berfungsi di dalam tubuh kita dan khususnya di jantung. Sehingga akan mempersempit pembuluh darah sebagai jalur transportasi yaitu mengalirkan sari-sari makanan dan oksigen (Mulyaningsih, 2008).

Indonesia Segar

Jika Anda ingin berolahraga tidak salah ikuti Gerakan Indonesia segar ini disamping menggunnakn teanga medis profesional juga menfasilitasi taman umum untuk berolahraga. Silahkan simak selangkapnya.

Indonesia SeGar Merupakan singkatan dari Indonesia Sehat dan Bugar. Berlandaskan pemahaman:

1.      SEHAT- Sebuah kondisi dimana seseorang sejahtera secara fisik, mental dan sosial dan bukan hanya sekedar bebas dari penyakit tertentu (A state of complete physical, mental, and social well being, and not merely the absence of disease or infirmity).

2.      BUGAR - Sebuah proses aktif menyadari dan kemudian membuat pilihan untuk memiliki hidup yang sehat dan menyenangkan (An active process of becoming aware of and making choices toward a healthy and fulfilling life).

Yayasan Mitra Masyarakat Sehat Indonesia (YMMSI) atau juga dikenal sebagai Company-Community Partnerships for Health in Indonesia (CCPHI), adalah lembaga nirlaba yang memfasilitasi kemitraan antara perusahaan, LSM dan pemerintah daerah untuk masyarakat yang sehat dan berkesinambungan.  CCPHI membantu organisasi tersebut dalam membangun kepercayaan, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dalam mewujudkan kemitraan yang sukses. CCPHI berfokus pada kemitraan yang meningkatkan akses kesehatan khususnya bagi kaum wanita dan anak.

CCPHI bermitra dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) mengimplementasikan program Indonesia SeGar (Indonesia Sehat Bugar) dengan bantuan dana dari Coca-Cola Foundation.  Program tersebut dirancang dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan (universitas, praktisi kesehatan dan nutrisi, organisasi olahraga) yang mempunyai visi sama yaitu mempromosikan aktivitas  fisik bagi masyarakat.

Program ini terdiri dari 3 pilar besar yang saling melengkapi dengan target audiens: tenaga ahli kesehatan profesional, guru dan orang tua serta masyarakat umum. Yaitu :

1.          Exercise Is Medicine

Program pelatihan bagi para tenaga kesehatan profesional untuk meresepkan latihan fisik dan olahraga sebagai bagian dari kelengkapan pencegahan penyakit dan pengelolaan medis melalui konsep "Exercise Is Medicine" (EIM). Mitra pelaksana pilar ini adalah Program pelatihan bagi para tenaga kesehatan profesional untuk meresepkan latihan fisik dan olahraga sebagai bagian dari kelengkapan pencegahan penyakit dan pengelolaan medis melalui konsep "Exercise Is Medicine" (EIM) dengan    Dokter Umum dan     Instruktur Kebugaran (Fitness Instructure) sebagai sasarannya. Tujuan pilar ini adalah membangun pemahaman seputar pentingnya kapabilitas dokter dalam memberikan resep latihan fisik sesuai dengan standar sertifikasi EIM dan melaksanakan training bersertifikasi EIM kepada para dokter, dan instruktur kebugaran (fitness instructor).

2.          Edukasi Publik

Pilar dua bertujuan untuk mengajak anak-anak usia sekolah agar aktif bergerak. Meliputi kegiatan edukasi mengenai aktivitas fisik dan nutrisi seimbang bagi ibu dan guru melalui sekolah-sekolah. Kegiatan akan mulai dijalankan pada bulan Juni 2014. Mitra pelaksana pilar ini adalah  Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olah Raga (PDSKO) Mitra pelaksana adalah Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olah Raga (PDSKO) dengan kegiatan utama membuat Modul untuk workshop dan mengadakan Workshop untuk guru, dan melakukan Aktivasi "Sports Day" yang meliputi pemeriksaan kebugaran, seminar untuk orang tua dan olahraga bersama.

Pilar ini terbentuk berdasarkan hasil Penilaian "Pengetahuan, Sikap, Perilaku untuk Kegiatan Fisik dan Makan Sehat Anak Sekolah, yang dilaksanakan oleh Sygma Innovation tahun 2014, dengan sampel di lima (5) sekolah di DKI Jakarta, menyatakan bahwa:

a.        Pemahaman masyarakat sekolah tentang aktivitas fisik serta manfaatnya masih bervariasi

b.       Aktivitas fisik anak/remaja hanya dilakukan pada saat jam pelajaran olahraga, setelah pulang dari sekolah dan akhir pekan

c.       Aktivitas berangkat dan pulang sekolah, sebesar 6,4% aktivitas jalan kaki dan 71% naik kendaraan.

d.        Aktivitas saat jam istirahat di sekolah 67,4 % adalah duduk, ngobrol dan membaca

e.         Selama 1 minggu, hanya 10,2% siswa melakukan aktivitas fisik sebanyak 5-6x/minggu

f.        Minimnya aktivitas fisik di akhir pekan, kebanyakan anak hanya melakukan main game/komputer.

3.          Gerakan Publik

Pilar ini bertujuan membangun awareness dan mengajak masyarakat luas untuk melakukan aktivitas fisik melalui penyediaan fasilitas gym luar ruang dan lapangan badminton di taman-taman kota di seputaran Jakarta. Difokuskan pada upaya untuk membangun pemahaman akan pentingnya perubahan gaya hidup ke arah yang lebih positif.  Pilar ini bertujuan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif sekaligus mengedukasi masyarakat Indonesia  mengenai pentingnya latihan fisik dan nutrisi seimbang.

Kegiatan utama pilar ini adalah menciptakan kegiatan bagi masyarakat dimana mereka bisa berpartisipasi dan melakukan latihan fisik secara aktif dan menyenangkan; menyediakan sarana-sarana edukasi sehingga masyarakat memiliki pengetahuan mengenai gaya hidup aktif yang sehat dan seimbang.

Sumber Pustaka

Andria,  K. M. 2013. Hubungan antara Perilaku Olahraga, Stress dan Pola Makan dengan Tingkat Hipertensi pada Lanjut Usia di Posyandu Lansia Kelurahan Gebang

Asniarno, F. 2010.  Pengaruh Gerak Dasar pada Pendidikan Jasmani Adaptif dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Tuna Rung di SLB B/C Yayasan Pembina Sekolah Luar Biasa (YPSLB) Kartasura Tahun 2009. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Bumgardner, W. 2009. Walking Poles Burn More Calories. Cooper Institute Research.

Dalimartha. S, 2008. Care Your Self Hipertensi. Penebar Plus. Jakarta.

Dekker, E. 1996. Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Ekawati, F. F. 2010. Upaya Mencegah Penyakit Jantung dengan Olahraga. SMART SPORT  Vol 3  No. 1 : 257-266.

Gray, et al. (2005). Lecture Notes Kardiologi edisi 4. Erlangga Medical. Jakarta.

Haryanto, N. 2010. Ada Apa dengan Otak Tengah. Gradienmediatama. Yogyakarta.

Hasibuan, R. 2010. Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit Degeneratif. Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 8 (2) : 78-93.

http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/06/istilah-istilah-dalam-bidang-kesehatan/. Diakses tanggal 26 Desember 2014.

http://www.walking.about.com/bio/Wendi-Burmgardner-61.htm

Irianto, D. P.  2004.. Berolahraga untuk Kebugaran dan Kesehatan. Andi Offset. Yogyakarta.

http://indonesia-segar.org

Joewono, B. S. 2003. Ilmu Penyakit Jantung. Airlangga University Press. Surabaya.

Jubilee Enterprise. 2010. 88 Cara Inspiratif Berburu Ide untuk Blog. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Junaidi, S. 2011. Pembinaan Fisik Lansia melalui Aktivitas Olahraga Jalan Kaki.  Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol 1 No 1 : 17-21.

Kaplan, N dan Stamler, J. 1994. Pencegahan PJK : Penatalaksanaan Praktis Faktor-faktor Risiko. Terj. Sukwan Handali, editor Petrus Andrianto. Penerbit Buku Kedokteran EGC.  Jakarta.

Mahendra, A. (2012). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK.

Maulana, F. 2014. 10 Manfaat Olahraga untuk Otak. http://www.fitnessformen.co.id/article/5/2014/1368-10-Manfaat-Olahraga-untuk-Otak. Diakses tanggal 26 Desember 2014.

Mulyaningsih, F. 2008. Penderita Jantung menjadi Bugar Melalui Olahraga. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131808341/Penderita%20Jantung%20Menjadi%20Bugar%20Melalui%20Olahraga.pdf. Diakses tanggal 26 November 2014.

Nadesul, H. 2008. Sehat Itu Murah. PT Kompas Media Nusantara. Jakarta.

Prasetyo, Y. 2014. Olahraga Bagi Penderita Hipertensi. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132308484/Olahraga_Bagi_Penderita_Hipertensi.pdf. Diakses tanggal 26 Desember 2014.

Putih Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya. Jurnal Promkes, Vol. 1, No. 2 Desember 2013: 111-117.

Risal, A. F. Dan B. Ferianto. 2013. Hubungan Aktivitas Fisik terhadap Stabilitas Emosi Anak Tunarungu (studi pada siswa tingkat SMP di SLB Gedangan Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 487 - 491.

Series.

Sheps, (2005). Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Intisari Mediatama. Jakarta.

Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem. Edisi 2.Jakarta;EGC

SportClinic, 2011.  Sedenter dan Faktor Resiko Penyakit Hipokinetik. http://sportclinic.wordpress.com/. Diakses tanggal 26 Desember 2014.

Suhadak, 2010. Pengaruh Pemberian TehRosella Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di Desa Windu Kecamatan Karangbinangun kabupaten lamongan?". Lamongan. BPPM stikes muhammadiyah lamongan.

Zufri, Z., H. Tasak. Dan Sukriyadi. 2012. Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Panaikang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai. Juranal Ilmu Kesehatan DIAGNOSIS Volume 1 Nomor 5 : 1-9.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun