Tiba-tiba HP berdering
Dari kejauhan sana langsung ada pertanyaan, mas disana koq orangnya kayak gitu saya tanya solusi masalah bukan memberikan "solusi" jawabnya "emosi, malah jawabannya kasar sekali dan membawa-bawa isi kebun binatang (padahal berat ya...), dan bukannya mereka memberikan solusi malah memancing "kita" emosi.
Saya jawab aja : "saya nggak tau ya.. itu orang lulusan Perguruan Tinggi mana, ditanya masalah bukan menyelesaikan masalah, malah mara-marah" dan saya lanjutkan lagi "koq bisa ya masuk Perusahaan yang bergengsi tapi omongannya kayak begini kampungan, norak, kasar, bahkan layaknya orang tidak berpendidikan" bahkan saya juga tidak yakin bahwa orang itu memiliki pendidikan.
Terus teman saya menceritakan semua dengan jelas dan gamblang masalahnya....bla..bla..bla.
Astagfirullah saya berfikir "jangan-jangan apa yang diucapkan setiap pagi hanya slogan...."
Nah itulah teman-teman, yang namanya miskin bukan hanya tidak memiliki uang, pendidikan, iman, bahkan sikap atau attitude bagaimana bersikap terhadap orang lain termasuk juga berbicara, berkata, bertindak, sebagai seorang karyawan apalagi posisinya manager Perusahaan besar. Kalau sudah begitu jangan harap orang lain menghargai apalagi menghormati (emang siapa loe) nanti yang diajak bicara akan menganggap anda norak, kampungan, tidak beradab, bahkan memalukan almamater Perguruan Tinggi yang mengeluarkan ijazah terhadap orang itu.
Sederhananya kalau kita bertemu dengan orang yang berbicara membawa kebun binatang ngapain kita terusin lha orang kebun binatang kalau emosi karena tekanan pekerjaan, target, pencapaian koq bawa-bawa teman. Kan kita juga bukan teman apalagi temannya....
Jadi menurut Islam "cara pandang" kita terhadap orang tergantung isi hatinya dan isi kepalanya, jadi saya tidak yakin kalau ada orang marah-marah dengan sms an, tulisan, perkataan, membawa-bawa isi kebun binatang seperti "monyXX, anjXX, baXX, bangsXX (temannya yang paling kecil) di kebun binatang" kalau orang itu memiliki "iman" . Dan saya juga meragukan kalau orang itu memiliki "pendidikan" jangan-jangan itu kepala nggak ada isinya hanya sampah "doank", atau bahkan hatinya udah banyak "bintik hitam" yang nggak ada lagi bintik putihnya apalagi sinarnya.
Orang yang berpendidikan apalagi pendidikan tinggi biasanya itu selalu sopan, santun, elegan, dan selalu menghormati orang lain, bukan kayak setan yang kelihatan manusia lantas menakut-nakuti manusia ntar dibilang "setan" loe.
Jadilah orang yang mengatakan "perkataan" dengan cara sopan, santun, bahkan dengan rasa rendah diri "anda sopan kami segan" seperti tulisan di angkot-angkot. Jangan bersikap sok "jagoan" tapi memiliki pendidikan dan sikapnya "norak dan kampungan". Jadi harus bagaimana caranya dan juga kita memiliki nilai tambahnya, ya tanya aja pada diri sendiri....
Salam....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H