Mohon tunggu...
Andi Nur Baumassepe
Andi Nur Baumassepe Mohon Tunggu... Dosen - Adalah seorang dosen, konsultas bisnis Manajemen dan Peneliti

berkecimpung dalam dunia konsultan bisnis dan manajemen, serta pengajar di Universitas Hasanuddin. Membantu korporasidan startup series A dalam scale up bisnis, pengembangan bisnis model dan matching investor skema Private equity. Membantu pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dalam pengembangan ekosistem kewirausahaan dan dunia Industri. Silahkan kontak baumassepe@fe.unhas.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengelola Risiko, Mari Selamatkan Pariwisata Indonesia

2 Desember 2024   11:30 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:17 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh sukses diversifikasi dapat dilihat di Provinsi Bali,  selain wisata pantai, Mereka menawarkan wisata budaya seperti pertunjukan tari dan upacara tradisional, serta ekowisata di sawah terasering Ubud. Yogyakarta juga menghadirkan kombinasi wisata sejarah, budaya, dan petualangan, seperti caving di Goa Jomblang. Dengan diversifikasi ini, pariwisata Indonesia dapat lebih tahan terhadap krisis.

Kolaborasi dan Komunikasi Efektif

Pariwisata yang berkelanjutan memerlukan kolaborasi yang erat antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Salah satu pendekatan yang efektif adalah melalui Tourism Destination Management Organization (TDMO). Organisasi ini bertugas mengkoordinasikan semua pihak untuk mengelola destinasi wisata secara komprehensif dan berkelanjutan.

Selama krisis, strategi komunikasi menjadi hal yang sangat penting. Pemangku kepentingan harus menyampaikan informasi yang akurat kepada wisatawan dan masyarakat lokal. Strategi komunikasi yang efektif dapat membantu mengelola ekspektasi dan mempertahankan kepercayaan wisatawan. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 10 Tahun 2019 mengenai Panduan Manajemen Krisis Kepariwisataan harus menjadi rujukan dalam hal ini.

Investasi dalam Keberlanjutan

Untuk jangka panjang, sektor pariwisata harus berinvestasi dalam keberlanjutan. Penerapan konsep Green Economy dan Circular Economy dapat menjadi panduan. Sebagai contoh, pariwisata di Indonesia mulai mengadopsi peta jalan dekarbonisasi untuk mengurangi jejak karbon dari akomodasi dan transportasi wisata.

Selain itu, pengelolaan limbah di destinasi wisata harus menjadi prioritas. Investasi pada energi terbarukan dan infrastruktur ramah lingkungan dapat mendukung pariwisata yang lebih bertanggung jawab.

Peta Jalan Dekarbonisasi yang disusun bersama dengan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) memiliki tujuan mengurangi jejak karbon dari sektor pariwisata dan mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi hijau yang lebih berkelanjutan. Peta Jalan ini fokus pada tiga subsektor utama pariwisata: akomodasi, tour & travel, dan atraksi wisata, sehingga kedepan para pelaku usaha sektor wisata mulai merancang model bisnis pariwisata dengan konsep diatas.

Kesimpulan

Pariwisata adalah aset besar Indonesia, tetapi tanpa pengelolaan risiko yang baik, sektor ini bisa gagal dan berjalan mundur kembali.  Keindahan alam dan kekayaan budaya adalah kekuatan besar, tetapi perlu pengelolaan yang hati-hati agar sektor pariwisata ini dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi semua pihak.

Andi Nur Bau Massepe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun