PSBM adalah Pertemuan saudagar Bugis Makassar yang tiap tahun digelar setelah momen lebaran Idul Fitri, kita berterima kasih kepada inisiator dari PSBM yaitu Bapak Jusuf Kalla, Aksa Mahmud , Alwi Hamu, KADIN, KKSS, Pengrov Sulsel, serta tokoh lainnya yang bersedia jadi panitia. Kehadiran PSBM ini menjadi magnet dan memperkuat eksistensi para saudagar Bugis Makassar yang di rantau untuk sharing ilmu, sharing jejaring bisnis, dan inspirasi
Setiap momentum PSBM sudah saatnya diperkuat dengan membangun ekosistem bisnis dan penguatan industri Sulawesi Selatan di pentas ekonomi regional. Perlu pemikiran strategis membentuk ekosistem bisnis dan komitmen bersama bagi pelaku yang terlibat seperti pemerintah daerah, pengusaha, pelaku UMKM, asosiasi, akademisi dan pihak lainnya yang ikut terlibat dalam pergelaran akbar ini. Bagaimana caranya dan apa yang harus dilakukan?Â
Hal pertama (1) Memperkuat konektifitas dan jejaring pengusaha saudagar Bugis Makassar di nusantara, dan regional Kawasan ASEAN, serta global. Kehadiran suatu platform yang memiliki fitur profil, bidang usaha, komunikasi, mapping bidang industri, keahlian, peluang usaha, pencarian mitra bisnis dirasa sangat penting. Platform ini dapat dibuat sendiri atau menggunakan yang sudah ada seperti facebook workplace atau applikasi community lainya seperti tribe, hivebrite hanya perlu biaya langganan dan 1-2 orang admin tanpa perlu merekrut software engineer.
Komunitas Saudagar Bugis Makassar yang terjalin puluhan tahun, mampu memperkuat jejaring bisnis di luar Sulawesi Selatan, seperti menjadi agen pemasaran bagi potensi bisnis yang ada di daerah, baik potensi sumber daya alam, sumber ekonomi baru seperti energi terbarukan, hilirisasi penelitian berbasis di perguruan tinggi agar dapat di terima di Industri. Kehadiran platform jejaring Saudagar bugis makassar akan memudahkan semua itu, menghemat waktu, tidak ada lagi yang menjadi broker usaha, dan terus menerus dapat terakses informasi sesama komunitas bisnis.
 (2) Menginisiasi pola pendanaan dengan pola private equity, membentuk jejaring Private Equity. Private equity atau ekuitas swasta dikenal di dunia start up yang memungkinkan pendanaan atau permodalan UKM ataupun rintisan di danai oleh investor pribadi, institusi seperti Venture Capital (Modal Ventura), investor basis perusahaan keluarga yang bukan berasal dari perbankan dan pasar modal. Tujuannya adalah memperkuat keberlangsungan usaha UKM dan perusahaan rintisan agar masuk ke fase berikutnya seperti fase pertumbuhan usaha, ekspansi, ataupun sebelum mereka melakukan penjualan saham di pasar modal (penawaran IPO, menjadi perusahaan terbuka).Â
Kelebihan dari pola ekuitas swasta ini, pemodal biasanya ikut memikirkan usaha, dan terlibat dalam tata kelola, memperkuat akses pasar, dan memperbaiki tata Kelola. Investasi mereka akan berkembang bila perusahaan itu bertumbuh dan profit. Ini sangat berbeda dengan perbankan, ada bunga, instalment, dan jaminan berupa asset.Â
Tentu ini hanya berlaku bagi pemilik modal yang sudah paham akan industrinya, perlu juga dibuat perusahaan modal ventura yang bertindak sebagai fund manager, sehingga tidak terjebak dengan skema investasi bodong, bagi investor pemula. Organisasi pendanaan ini akan membantu saudagar-saudagar yang masih kategori pebisnis pemula untuk berkembang, adanya Venture Capital yang mengelola dana Private equity juga akan bertindak sebagai inkubator atau akselelator usaha, menjadi penasehat bisnis, dan konsultasn, mempertemukan mereka juga dengan pendanaan, dan business matching dengan mitra bisnis lainnya.
(3) mengembangkan remote business. Adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memungkinan pengelolaan kantor secara virtual. Â Ketersediaan tenaga kerja yang tidak lagi dibatasi ruang dan waktu. Memungkinkan para saudagar bugis makassar melakukan remote business dimana pun mereka berada. Mereka dapat membuka kantor cabang dengan memanfaatkan co working space, tidak perlu sewa ruko, hanya perlu merekruit tenaga admin. Â Tentu ini harus didukung kehadiran talenta-talenta digital baru mengusai aplikasi bekerja remote atau virtual.
Ini harus di wujudkan bersama, perlu sosok kepemimpinan yang mampu melakukan orkestra ini. Kita akan menginginkan kebesaran dan ketanguhan suku Bugis dan Makassar akan tetap diperhitungkan di era sekarang, tidak hanya menjadi cerita kisah sukses masa lalu.
Dr A. M. Nur Bau Massepe
Dosen FEB Universitas Hasanuddin/Â
Kepala Pengembangan Usaha Direktorat Pengembangan Usaha dan Pemanfaatan Aset Universitas Hasanuddin.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H