Mohon tunggu...
Andi Nur Baumassepe
Andi Nur Baumassepe Mohon Tunggu... Dosen - Adalah seorang dosen, konsultas bisnis Manajemen dan Peneliti

berkecimpung dalam dunia konsultan bisnis dan manajemen, serta pengajar di Universitas Hasanuddin. Membantu korporasidan startup series A dalam scale up bisnis, pengembangan bisnis model dan matching investor skema Private equity. Membantu pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dalam pengembangan ekosistem kewirausahaan dan dunia Industri. Silahkan kontak baumassepe@fe.unhas.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Kapal Phinisi Riwayatmu Kini dan Peluang Startup Kapal

20 Juli 2023   11:54 Diperbarui: 20 Juli 2023   11:57 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapal Phinisi akan kah tinggal kenangan?

Membaca liputan Harian Kompas (18/7) berjudul “Nasib Phinisi digerbang Jakarta” hal. 12, tentang nasib para pengusaha kapal Phinisi di Perairan Sunda Kelapa Jakarta, ikut miris. Dulu ditahun 1950, para pelaut Phinisi yang umumnya dari Sulawesi Selatan dan Kalimantan ini berjaya, sebagai armada transportasi logisitk dan pergadangan. Kapal PhinisI dikenal sebagai perahu kayu, Kapal phinisi disebut juga sebagai kapal legendaris yang berasal dari Bulukumba, Sulawesi Selatan. Kapal ini diperkirakan sudah dibuat sejak abad ke-14. Kapal ini sejenis kapal tradisional masyarakat Bugis yang sejak zaman dahulu dikenal sebagai pembuat perahu dan pelaut. Sejarah kapal pinisi dimulai dari pembuatannya pada abad ke 14 Masehi oleh seorang putra mahkota bernama Sawerigading yang berasal dari Kerajaan Luwu Sulawesi Selatan.

Dari liputan Kompas (18/7) ini diperkirakan ditahun 2010-an jumlah mereka bisa mencapai ratusan, kini hanya bertahan hingga puluhan. Mereka (Pengusaha) tidak bisa lagi membuat kapal tersebut karena kayu ulin yang jadi bahan baku kini langkah dan sudah mahal, tercatat ditahun 2010 biaya membuatnya sekitar 5-6 Milyar rupiah.

Apa yang terjadi bagi pengusaha kapal angkut di Pulau Sunda Kelapa sungguh berat. Parahnya kini,  mereka tidak bisa lagi kemana-mana karena sekitar situ ada kapal yang karam sejak akhir April 2023 sebagi penghalang alur keluar masuk. Kapal besar yang karam itu memuat semen, membuat aktifitas bongkar muat kapal kecil sejenis Phinisi tidak dapat berlayar. Pengusaha kapal pun berhenti, mereka tidak dapat cuan lagi, banyak pekerja nganggur.

Pelaku startup dapat membuat ide bisnis denga membuat platform online,  membantu kapal-kapal phinisi atau kecil untuk tetap beroperasi dengan mengintegrasikan mereka dengan jasa yang membutuhkan kapal mereka.

Selain itu bisa dikembangkan terkait kegiatan pariwisata dan kuliner. Jasa angkut barang, mereka murah karena dapat mengangkut logistik kedaerah yang tidak dilalui kapal besar. Selain itu masih banyak wisatawan menggunakan perahu ini untuk berwisata ataupun sekedar mengambil gambar dan berphoto ria. Pengusaha kuliner pun bisa memanfaatkan Kapal Phinisi ini sebagai area jualan, dan memberi pengalaman bersantap bagi pemburu kuliner diatas perahu.

Mari bantu para pengusaha Kapal Phinisi di perairan Sunda kelapa agar aktifitas ekonomi nya Kembali bergeliat.

#ANBMAcademy

#Startup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun