Mohon tunggu...
Meneer Pangky
Meneer Pangky Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger

Blogger | Wiraswasta | meneerpangky.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

TBM Lentera Hati, Perpus Apung di Pantai Mutiara Hijau Karangsong

21 Maret 2016   16:48 Diperbarui: 21 Maret 2016   19:43 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman Bacaan Masyarakat atau disingkat TBM, adalah salah satu bentuk wadah dalam bidang pendidikan dengan segmentasi lintas agama, umur, status, budaya, dan lain sebagainya.

[caption caption="Pembukaan TBM Lentera Hati oleh Kepala Arsip dan Perpustakaan Kab. Indramayu. Photo by Cakepers Indramayu"][/caption]

Salah satu kendala bagi kelas menengah ke bawah di Indonesia adalah lemahnya daya beli buku. Kelompok ini terbebani harga buku yang lumayan mahal. Mereka lebih memilih memenuhi kebutuhan sehari-hari daripada untuk membeli buku.

Sebagai solusinya, di tengah-tengah masyarakat hadirlah taman bacaan masyarakat. Masyarakat tak perlu lagi mengeluarkan kocek untuk sekedar memenuhi kebutuhan buku tadi. Mereka bisa menikmati isi buku-buku dengan gratis.

[caption caption="Dukungan dari Kepala Arsip dan Perpustakaan Kab. Indramayu dan Komunitas Pendidikan dan Literasi Se-Indramayu. Photo by Cakepers Indramayu"]

[/caption]

Atas dasar itulah, Karang Taruna Bina Karya Karangsong akhirnya berinisiatif membuat TBM Lentera Hati. Niat mulia ini disambut positif oleh Kepala Arsip dan Perpustakaan Kab. Indramayu, Bapak Carsim, S.Pd., M.Si. dan seluruh komunitas literasi dan pendidikan di Indramayu.

Pada Minggu, 20 Maret 2016, secara resmi Kepala Arsip dan Perpustakaan Kab. Indramayu membuka TBM Lentera Hati. Kegiatan ini juga diisi dengan pembacaan puisi oleh Ketua Sanggar Aksara Jawa, Ray Mengku Sutentra dan penampilan seni tari trebang randu kentir dari Sanggar Asem Gede, Dede Jaelani.

[caption caption="Tarian Randu Kentir, tari khas dari Indramayu. Photo by Cakepers Indramayu"]

[/caption]

[caption caption="Pembacaan Puisi oleh Ray Mengku Sutentra. Photo by Cakepers Indramayu"]

[/caption]

Tak lupa, kegiatan ini juga disempurnakan dengan aksi sosial peduli sampah di sekitar Pantai Karangsong. Para siswa yang berasal dari berbagai satuan pendidikan di Karangsong dan sekitarnya, diajak untuk mengenal budaya bersih dan budaya baca.

[caption caption="Peduli lingkungan pantai. Photo by Cakepers Indramayu"]

[/caption]

Melihat konsep kegiatan ini, aku betul-betul sepakat. Bahwasanya ruh dari taman bacaan masyarakat adalah kegiatan. Bagaimana mengemas sebuah kegiatan menjadi lebih atraktif dan menarik? Buku memang penting, tapi itu bukan hal utama di taman bacaan. Persoalan buku bisa sambil jalan.

Ke depan, perlu kiranya membuat kegiatan-kegiatan yang lebih variatif. Misalnya, menggambar, membaca puisi, cerdas cermat, mewarnai, diskusi interaktif, dan lainnya.

Melalui kegiatan-kegiatan yang lebih variatif, ada nilai poin yang menghidupkan taman bacaan tersebut. Misalnya, melatih keakraban, kerja-sama, kekompakan dan juga melatih anak-anak untuk bersosialisasi.

Taman bacaan tak melulu harus soal baca-membaca. Di TBM mereka juga bisa menemukan hal yang baru, salah-satunya adalah mendapatkan pendidikan non formal.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun