Mohon tunggu...
Masnunatul Masyiroh
Masnunatul Masyiroh Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

PIAUD '17 UIN Maulana Malik Ibrahim. Email: masyirohmasnunatul@gmail.com / twitter: @MasnunatulM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melarang Anak dengan Cara Selow

18 November 2019   15:02 Diperbarui: 18 November 2019   16:08 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menasihati Anak dengan Lembut

Namanya orang tua terutama ibu kalau belum heboh belum afdol ya. Heboh boleh, tapi tidak ketika melarang anak. Heboh ketika bermain dan ekspresif ketika bersama anak jelas tak mengapa. 

Namun tidak dapat dipungkiri, mungkin menurut mereka cara yang kurang selow  seperti ancaman dan kalimat yang menakut-nakuti itu supaya anak cepat menuruti perintah dan tak mengulanginya lagi. Tetapi secara tidak langsung, anak akan menjadi penakut, peragu, tidak percaya diri, kurang kreatif, bahkan akan memengaruhi prestasinya.  

Jadi mari kita sama-sama belajar menjadi ayah dan bunda yang lebih selow. Jaman sekarang sudah serba maju, segala ilmu bisa kita dapatkan dari genggaman. Termasuk ilmu pengasuhan anak, ilmu yang tidak pernah ada di kurikulum sekolah manapun. Jangan hanya mengandalkan 'ilmu turunan' dari orang tua kita dulu. Bukannya tidak boleh mengikuti, tapi cukup ambil yang baik dan ganti yang kurang baik menjadi lebih baik.

Lalu, bagaimana cara melarang anak dengan cara selow? Simak tips berikut ini:

1. Kontrol Intonasi Suara

Entah ayah atau bunda terkadang sulit untuk mengontrol intonasi suara. Dalam keadaan apapun, tetaplah menjaga intonasi suara, utamanya saat melarang anak. Tetaplah bernada rendah dan stabil, jangan meninggi dan keras sehingga membuat anak tidak nyaman dan tidak suka. Intonasi yang tinggi dan keras justru tidak akan didengarkan oleh anak, malah dia akan bersikap lebih acuh dan tidak mau menurut. Selow aja, kalem aja, sampaikan dengan tenang dan pelan padanya. 

Salah seorang therapist menyarankan, berbisik justru lebih ampuh untuk menertibkan atau mendisiplinkan anak. Peluk tubuh anak, dekatkan mulut kita ke telinganya dan bisikkan "Adek anak sholehah, duduk di sini dan makan makananya ya..."

2. Beri Pilihan 

Memberikan pilihan kepada anak juga melatih dia berpikir dan menimbang mana yang lebih baik untuknya. Misalnya, ketika anak meminta sesuatu di supermarket, "Ma, abang mau permen ini..". Lalu berikan dia pilihan lainnya, "Hmm, bagaimana kalau biskuit saja? Ini enak, lho, rasa keju kesukaan abang."

Dengan begitu, dia akan belajar bahwa kita menolak permintaanya tadi dengan cara yang halus. Lalu bagaimana jika dia tetap ingin meminta permen? Jelaskan padanya, "Abang mau jajan? Boleh, Bunda kasih pilihan abang mau biskuit apa roti? Kemarin sudah makan permen, sekarang coba jajanan yang lain.."

3. Tetap Tegas Tapi Selow

Tegas bukan keras, ya. Tegas adalah cara kita konsisten mengajarkan dan memberikan keputusan pada anak. Biasanya anak bisa melakukan cara lain agar permintaannya dipenuhi, dengan berteriak atau menangis kencang misalnya. Nah, pada saat itu tetaplah berpegang teguh pada aturan dan ketentuan, tanggapi tangisannya dengan selow, seperti berkata, "kamu boleh kok menangis, tetap tidak akan Bunda izinkan kamu membeli permen hari ini."

---

Ayoo ambil nafas dalam-dalam, gunakan hati dan pikiran kita agar lebih tenang. Semoga kita semua menjadi orang tua yang bisa lebih selow, tidak menggebu-gebu dan cenderung melampiaskan emosi di depan anak.

Tulisan ini dibuat bukan karena saya sudah berpengalaman mengasuh anak, bukan. Bahkan saya belum punya anak cooming soon hehe. Tetapi tulisan ini sebagai salah satu sarana belajar . Jadi tidak hanya membaca, namun saya juga menuliskannya, untuk kemudian saya abadikan dan mempraktekkannya kelak.

Sama-sama belajar jadi lebih baik ya ayah bunda..

Semoga bermanfaat dan selamat mencobaaa..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun