Kalau itu benar-benar tangisan pura-pura, ambil nafas, jangan terpancing dan jangan langsung menyerah dengan memenuhi keinginannya. Biarkan saja dulu dia menangis sambil kita berfikir mencari cara menenangkannya.
2. Ajarkan anak bicara dan meminta dengan bahasa yang baik dan benar
Mungkin dia belum tahu bagaimana caranya meminta, jangan penuhi permintaannya jika cara yang ia lakukan belum benar. Ajarkan dulu ia bagaimana caranya meminta dengan bahasa yang baik dan benar.Â
"Coba adek ambil nafas, tenang dan tidak pakai teriak-teriak. Terus bilang sama Umi, 'Umi, tolong ambilkan itu..', begitu. Gimana, Dek?" Kalau dia sudah menirukan cara tersebut, segera berikan apa yang ia minta (jika memang boleh diberikan).
Ini akan membentuk kebiasaannya dalam meminta sesuatu. Kalau kita memberikan kemauannya dengan cara meminta yang salah (nangis, teriak-teriak, berguling-guling, dsb), begitulah kebiasan yang dia anggap benar dan next akan dilakukannya kambali.
3. Berikan waktu untuknya menangis
Bagaimana jika keinginannya itu tidak boleh kira penuhi? KONSISTEN. Jangan sampai yang tadinya kita bilang TIDAK, tiba-tiba berubah menjadi YA karena tangisannya yang cetar membahana. Ini gawat jangka panjang, ini sama saja senjata tepat sasaran.Â
Jika memang tidak, ya tidak. Jika dia menangis, peluklah, berikan waktu untuknya melepas segala sesak di dada. Bicaralah padanya ketika dia mulai tenang, katakan alasannya mengapa kita berkata tidak.Â
Beri opsi lain yang kira-kira bisa menghiburnya dan mengalihkannya dari kemauannya yang sebelumnya.
---
Ahh, susah-susah gampang, ya. Butuh kewarasan hati dan pikiran ketika kita dihadapkan langsung oleh situasi di atas. Jangan ikutan tantrum yaa, bu-ibuu.. Santaaaaii, banyak-banyakin doa, banyakin nonton komedi biar bisa ketawa lepas dan urat-urat di kepala agak lemes. Hehehee.
Sabar. Sabar itu tidak ada batasnya. Percayalah bahwa kesabaran akan berbuah manis.
Semangat buat para orang tua dan para pendidik generasi cemerlang di masa depan!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H