Jika keadaan Ayah dan Ibu tidak harmonis, maka keluarga tersebut akan diliputi oleh konflik yang sangat sengit, hilangnya sikap saling menghormati dan lain sebagainya.
Para ahli berpendapat bahwa, "Kekacauan yang menyelimuti keluarga dan konflik yang sengit antara kedua orang tua dapat menyebabkan anak kehilangan rasa tenang, aman, tenteram, dan kepercayaan diri."
Para ahli jiwa juga berpendapat, "Anak-anak yang berada dalam lingkungan keluarga yang tidak harmonis (proyek sakit jiwa),maka sewaktu-waktu dapat berada pada situasi yang membahayakan."
Dalam buku " Laisa Amamal Athfal" (Tidak di Depan Anak-Anak) yang menyebutkan bahwa 40-50 anak-anak yang melihat sengitnya konflik keluarga mengalami masalah dalam hal pendidikan dan mengalami masalah dalam menjalin hubungan dengan orang lain.Â
Disebutkan juga dalam buku tersebut bahwa penderitaan pada anak akan bertambah jika priadi anak kaku ataupun anak yang membutuhkan penyesuaian ketika di rumahnya terjadi konflik antara ayah dan ibu. Oleh karena itu, adanya hubungan harmonis antara ayah dan ibu mempunyai pengaruh positif terhadap kejiwaan anak-anak mereka yang dapat mengurangi resiko terjadinya perilaku menyimpang pada anak. Inilah yang ditulis oleh Lamya Al-Ghulayaini dalam bukunya "Min Ajli Shurah Aktsar Ijaabiyah"
Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Mahidat Mansur seorang guru besar psikologi di Universitas Al-Azhar dengan judul Ba'dhi al-Musykilaat al-Suluukiyyah Ladai al-Abnaa"(Keharmonisan Pernikahan bagi Perempuan dan Hubungannya dengan Beberapa Problematika Perilaku Anak-Anak) Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara suami dan istri mempunyai pengaruh besar terhadap kepribadian anak-anak mereka.Â
Anak-anak yang hidup dalam keluarga yang tidak harmonis akan lebih banyak mengalami penderitaan dalam masalah pendidikan, keluarga dan psikis. Sebaliknya, adanya keharmonisan antara suami dan istri dalam sebuah rumah tangga akan menjauhkan keluarga dari masalah dan problematika pada kehidupan anak.
Hasil penelitian John Paulin juga menegaskan bahwa banyaknya kekacauan yang menyimpang juga disebabkan karena tidak keharmonisan keluarga.
Salah seorang doker jiwa berpendapat bahwa konflik sengit yang terjadi dalam keluarga memaksa anak mengambil sikap antara mendukung ayahnya atau ibunya, yang mengakibatkan anak mengalami perang batin.
Lalu bagimana solusi agar anak kita tidak mengalami hal-hal menyimpang di atas?
Petama, bahwa dalam kehidupan suami-istri dibalik sikap saling menghormati dan menyayangi pasti tidak akan lepas dari perselisihan dan pertentangan dalam pandangan. Yang paling terpenting yakni bagaimana suami-istri dapat bijak dalam menyikapi perselisihan-perselisihan tersebut dengan menyikapi konflik tersebut dengan baik.Â