Mohon tunggu...
denmas noer
denmas noer Mohon Tunggu... Jurnalis - penyambung lidah warga

menulis dan menulis lagi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Giliran BPI KPN-PN Minta Kasus Zaski Gotik Diusut Tuntas

22 Maret 2016   17:33 Diperbarui: 22 Maret 2016   17:39 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ketua Umum BPI KPN-PN (kiri). FOTO : TRibunnews"][/caption]JAKARTA - Badan Peneliti Independen Kekayaan Pejabat Negara dan Pengusaha Nasional (BPI KPN-PN) turut menyoroti kasus penghinaan lambang negara Indonesia yang dilontarkan Zaskia Gotik pada acara di sebuah stasiun televisi swasta.

Bedanya, BPI KPN-PN tak hanya mengkritisi pedangdut bebek nungging ini, namun juga mempersoalkan stasiun tv yang menayangkan candaan tersebut.

“BPI KPN-PN meminta Polda Metro Jaya untuk mengusut tuntas kasus pelecehan lambang negara Indonesia. Tak hanya kepada Zaskia Gotik namun stasiun televisi juga harus bertanggungjawab terhadap narasi yang ditayangkan,” tegas Ketua Umum BPI KPN-PN, Tubagus Rahmad Sukendar saat dihubungi Selasa (22/3).

Desakan itu bertujuan untuk memberikan pembelajaran agar kasus serupa tak terulang lagi. “Baik untuk para artis, generasi muda atau pihak lain (stasiun tv), agar ke depannya lebih menjaga dan menghormati simbol Negara,” lanjut Sukendar.

Selain kepada aparat penegak hukum, Calon Gubernur Banten ini juga meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) berperan aktif dan menindak tegas tayangan-tayangan yang ‘tidak sehat’.  “Masih banyak sekali tayangan televisi yang tidak mendidik,” tegas Sukendar.

Bahkan dalam pengamatannya, siaran televisi swasta yang mempertontonkan tayangan vulgar, berbau pornografi atau adegan-adegan pria yang bergaya wanita tetap saja masih ada. Padahal itu jelas-jelas dilarang.

“Untuk yang satu ini, kita tak ingin generasi muda terjerumus ke dalam masalah LGBT dan bahaya demoralisasi,” pungkasnya.  [mas]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun