[caption caption="Surat Ernaly yang dikirimkan dari balik penjara. FOTO : denmas"][/caption]
JAKARTA - Seorang ibu rumah tangga di Jakarta Utara, Ernaly Chandra dijeblosin ke penjara oleh mantan suaminya, Suhardy Nurdin. Tuduhannya adalah penggelapan dokumen keluarga, seperti sertifikat rumah, BPKP, KTP dan KK.
Kasusnya kini bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Utara atas tuntutan JPU Melda Siagian. Padahal polisi melalui Divisi Propam telah menerbitkan surat Nomor B/SP2HP2/52-2/X/2015/Divpropam yang menyatakan tidak ada tindakan pidana dalam kasus Ernaly.
Celakanya, saksi kunci yang bakal dihadirkan dalam persidangan yang dipimpin Majelis Hakim Slamet Suripto dengan Hakim Anggota Pintauli Tarigan dan Dewa Putu Y Hardika, Senin (21/3) rencananya adalah anak kandung Ernaly dari pernikahannya dengan Suhardy, yaitu Tetputra Nurdin dan Kimputra Nurdin.
Hati Ernaly menjerit. Batinnya teriris. Akankah anak yang dilahirkan dari rahimnya itu akan memberatkan dirinya dan ikut menjebloskan ke penjara? Dari balik jeruji besi, wanita yang mengaku tidak melakukan apa yang dituduhkan tersebut menulis surat terbuka untuk kedua anak tercintanya. Inilah isi surat Ernaly Chandra:
Buat Anakku Tercinta Tetputra Nurdin dan Kim Putra Nurdin
Selamanya kamu berdua adalah kesayangan mama. Apakah yang membuat kamu berdua sehingga tega dan memfitnah mamamu sendiri masuk penjara.
Apakah ini yang kamu berdua inginkan? Apakah kamu berdua bangga dengan mamamu masuk penjara? Ingat, Surga dibawah telapak kaki ibu. Sembilan bulan mengandung dan melahirkan.
Apakah kamu berdua masih ingat saat-saat kita tidak dapat memasuki rumah Green Garden G2/4, bagaimana penderitaan kita?
Mama tetap berusaha agar bisa membayar uang sekolah kamu berdua di Bina Bangsa School PIK. Kamu berdua tahu, setiap makanan mama bela tidak makan, sisihkan buat kamu berdua. Untuk Tetpu senang makan di Yoshinoya dan Family Mart, mama tetap usahakan agar Tetpu bisa makan di restaurant.
Semua yang mama lakukan dan korbankan segitu banyak, mama membanting tulang kerja untuk kamu berdua agar tidak dipandang rendah temanmu. Padahal kamu berdua tahu papamu tidak pernah memberikan sedikitpun/ sepeserpun uang kepada mama.