Mohon tunggu...
Nico Aditia
Nico Aditia Mohon Tunggu... Penulis - menulis dan berbagi ide

komen untuk komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kadang Kita Lupa Strategi Komunikasi

1 November 2018   09:19 Diperbarui: 1 November 2018   09:27 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Siapa mengatakan Apa menggunakan saluran Apa, Kepada Siapa dan dengan efek apa". 

Jika diilustrasikan ternyata definisi ini sangat mudah dipahami karena menggambarkan proses komunikasi antara dua orang. Satu orang yang berbicara (komunikator) satu orang lagi yang mendengarkan (komunikan).

Dalam pembicaraan tersebut, komunikator berbicara yakni menyampaikan pesan dan komunikan memberikan tanda balasan bahwa pesan yang disampaikan komunikator telah ia terima. Kondisi ini adalah kondisi ideal. Banyak juga kejadian yang tidak ideal, misalnya komunikan mendengar sambil lalu atau suara komunikator tidak jelas terdengar.

Dari definisi tersebut sebenarnya kita sudah bisa membuat strategi komunikasi. Unsur strategi yang perlu kita perhatikan adalah 1) komunikator, siapa yang bicara. Siapa yang mau kita tampilkan. 2) pesan. Apa yang mau disampaikan. 3). Saluran komunikasi. Medium apa yang akan kita gunakan untuk menyampaikan pesan. 4) komunikan. Audiens sasaran yang akan kita tuju. 5) Efek yang kita harapkan dari komunikasi yang kita lakukan.

Mengapa strategi komunikasi konsultan tersebut terasa aneh bagi saya? Jika kita melihat unsur komunikasi tadi maka program yang ditawarkan oleh konsultan dalam rapat tersebut tentu janggal. Disaat target audiens adalah orang lokal, komunikasi justru ditujukan untuk orang asing. Dengan kata lain komunikasi yang dilakukan tidak efektif.

Saya yakin, hal yang terjadi pada rapat yang saya hadiri itu juga banyak terjadi pada yang lain. Boleh jadi bentuknya berbeda. Misalnya saja, seorang seorang mahasiswa yang ingin mencari kerja. Dalam media sosialnya ia selalu berkeluh kesah atau menampilkan hal negatif.

Tapi tanpa disadari, pesan-pesan yang ditulis dalam media sosialnya juga sampai pada perusahaan pencari kerja. Tentu bagi seorang hrd akan berpikir berulang kali untuk menerima mahasiswa tersebut jadi pegawainya. Ini tidak disadari.

Kadang kita lupa, apa yang kita komunikasikan hari ini merupakan bagian dari strategi komunikasi kita. Dan strategi pada hakikatnya adalah upaya untuk menggapai tujuan. Oleh sebab itu, ingat-ingatlah tujuan anda dan camkan juga bahwa apa yang anda ucapkan saat ini adalah bagian dari upaya menggapai tujuan itu. Selamat berstrategi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun