Tak seperti pilkada-pilkada sebelumnya, atau pilkada di tempat lain atau bahkan jika dibandingkan dengan pemilu nasional sekalipun. Pilgub DKI tahun ini menyerap animo masyarakat begitu besar. Baru kali ini terjadi ajang pemilihan kepala daerah mampu menggerakkan rakyat dalam jumlah besar dalam skala nasional untuk aktif terlibat di dalamnya. Jangankan yang memiliki hak pilih, mereka-mereka yang tak punya KTP DKI pun terlibat dalam aksi dukung-mendukung, utamanya lewat sarana sosial media.
Mengapa bisa demikian? Bisa jadi karena kali ini sebagian besar rakyat menemukan seseorang yang mirip dengan mereka dalam diri salah satu kandidat. Kandidat yang berpakaian seadanya, berperawakan kurus kerempeng dan tak seperti laiknya pejabat pada umumnya yang berperut besar, berpakaian rapi dan rambutnya klimis. Kandidat yang cengengas-cengenges dan suka garuk-garuk kepala. Bukan kandidat yang selalu menyetel mukanya menjadi terlihat penting dan berwibawa. Bisa jadi juga karena sebagian rakyat merindukan perubahan yang signifikan. Sudah berapa gubernur silih berganti memimpin Jakarta, sudah berapa puluh tahun lamanya Jakarta dibangun, sudah berapa ratus trilyun dana dihabiskan tetapi tak ada perubahan yang berarti untuk rakyat kecil. Rakyat Jakarta bukanlah orang-orang manja yang ingin terlalu dilayani. Mereka tak punya harapan yang muluk-muluk. Ingatlah !! Mereka tak minta mall-mall megah ! Cukuplah tempat usaha mereka di pasar-pasar tradisional di perbaiki. Mereka tak minta mobil mewah ! Cukuplah angkutan umum yang layak dan terjangkau bisa dinikmati. Mereka tak minta sekolah mewah atau RSBI ! Cukuplah jika anak-anak mereka bisa sekolah tanpa bersusah-susah karena kekurangan dana. Mereka tak minta rumah sakit mewah bertaraf internasional ! Cukuplah jika mereka sakit mereka bisa berobat seperlunya dan tidak menjadi mati karena jantungan memikirkan biaya. Tapi ini semua belum pasti. Karena masih ada satu putaran lagi. Harapan rakyat bisa saja mati. Harapan untuk dipimpin Jokowi. Tapi percayalah, apapun yang terjadi pasti ada hikmah yang tersembunyi. Karena kalah atau menang dalam pilkada ini, Jowoki telah merubah Jakarta menjadi Jakarta Baru. Dia telah meletakkan sebuah dasar tentang seperti apa dan harus bagaimana jika seorang pemimpin ingin dicintai rakyatnya. Dia telah membuat standar yang tinggi tentang bagaimana seorang pemimpin itu harus berbuat, berperilaku dan berkomunikasi. Dia telah memaksa orang lain yang kadang bersikap arogan dan bermuka garang menjadi lembut dan murah senyum. Ide-idenya telah membuat rakyat Jakarta tiba-tiba memiliki jaminan kesehatan dan pendidikan. Apapun alasannya dan bagaimanapun jalannya. Rakyat tahu, Jokowi bukanlah tukang sulap. Yang mampu merubah Jakarta dalam sekejap. Mereka hanya berharap pemimpin yang nyata berbuat dan membaur bersama rakyat. Mereka mengerti. Jika semua rencana tak terlaksana, setidak-tidaknya pemimpin sudah terlihat keras berusaha. Bukan malah studi banding atau berfoya-foya. Jika pemimpin berempati maka rakyat akan simpati. Saya bukanlah pendukung buta seorang Jokowi. Dia bukanlah malaikat yang tak punya kesalahan atau kelemahan. Tetapi untuk kali ini, dialah yang terbaik. Saya tak membeli baju kotak-kotaknya. Saya hanya ingin melihat rakyat miskin di Jakarta terangkat kehidupannya. Saya tak lagi ingin melihat iring-iringan mobil pejabat dengan sirine yang meraung-raung menghalang-halangi jalanan, menyibak kerumunan kendaraan, melawan arus membuat jalan yang sudah penuh sesak menjadi semakin macet. Saya ingin melihat gubernur yang mau macet bersama kami. Saya ingin gubernur yang meresmikan pasar-pasar tradisional, bukan memperbanyak mal. Dan satu lagi, jika Jokowi berhasil memimpin Jakarta saya akan punya cerita. Saya bisa membanggakan saudara saya sesama muslim ini kepada umat lain !! Hei kawan ! Lihatlah betapa hebatnya orang ini ! Dia adalah saudaraku ! Dia orang Islam ! Seperti halnya umat lain membanggakan Ahok yang hebat itu kepada kami. Lalu kemudian saya tinggal berkhayal. Membayangkan betapa hebatnya jika kedua orang ini bekerja sama bersatu membangun Jakarta … Selamat berjuang Jokowi-Ahok !!! ========================================================================= Tulisan di atas merupakan tulisan Bogger widayatwsb dengan judul ,
JOKOWI: Menang atau Kalah, Kamu Telah Mengubah Jakarta
sungguh membuat terharu apa yg disampaikan blogger tersebut. Tetapi apakah cuma jakarta saja yg terkena imbas pengaruh jokowi-ahok..?? Foke yg sebelumnya diputaran I jor-joran biaya untuk kampanye... di putaran kedua biaya kampanye pun tiarap alias tak seheboh yg pertama mengikuti Jokowi-Ahok yg menekan biaya kampanye. Yang kedua. Mulai dari pengerahan HOT MAMA alias PANAS BU alias Pasukan Nasi Bungkus untuk menerjang intenet. Bikin Game. bikin Film di Youtube, bikin kartu sehat dan kartu pintar , dan blusukan ke kampung untuk lebih mendekatkan diri ke warganya pun dilakukan. Sulawesi Selatan
pasangan calon gubernur Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir P di makasar pun memakai baju kotak-kotak waktu mendaftar ke KPU. Juga para pendukung para Ilham-Aziz waktu mengantar pendaftaran mereka ke KPU banyak yg memakai baju kotak-kotak Juga tak menutup mata simpatisan Jokowi-Ahok yg ada didaerah lain Harapannya bukan hanya simbol-simbol kampanye ataupun cara kampanye Jokowi yg ditiru.. tetapi cara memimpin yg benar-benar memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan rakyatnya, tidak korup membangun kota/daerahnya, itu yg sangat perlu ditiru pemimpin dari daerah lain Mari berharap... semoga pemimpin seperti Jokowi-Ahok ini segera bertumbuh di seluruh Indonesia Jokowi-Ahok: Menang atau kalah, engkau telah menginpirasi Indonesia Selamat Memilih Jakarta ~RHK~ #sumber gambar: Rakyatsulsel.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H