Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dapat Saweran dari SemarKuTiga Community

12 Mei 2023   13:26 Diperbarui: 12 Mei 2023   13:27 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Halo teman-teman,  tahukah kalian bagaimana rasanya memiliki keterbatasan pergerakan?

Padahal awalnya bebas bergerak melakukan apapun?

Kecelakaan lalulintas bulan Desember tahun lalu telah merenggut kebebasan saya.  Saya tak bisa lagi leluasa menggerakkan sebagian anggota badan terutama tangan kiri efek dari dua kali operasi bedah tulang bahu yang saya alami.

Kejadian kecelakaan bermula saat saya melintas di wilayah perbukitan Mangunharjo Kota Semarang.  Tak ada firasat  apa-apa saat itu.  Kendaraan saya berjalan pelan mengikuti  alur kendaraan lain.  Lalu di depan seperti ada celah untuk menyalip.  Saya siap-siap dong.. Kemudi saya arahkan ke kanan siap nambah gas,  tak disangka sebelum saya melakukan akslerasi salip kanan seorang bocah mengendarai motor matic dengan kecepatan tinggi menyerobot jalan.  Roda depannya berbelok ke kanan. Dan akibatnya fatal.  Roda depannya menabrak garpu depan kendaraan saya dengan kecepatan tinggi.  Mungkin efek beradunya logam dan karet roda,  saya terpental ke atas cukup tinggi.  Tubuh saya bagian depan menimpa kendaraan saya sendiri di bagian depan.  Saya senpat tak sadarkan diri beberapa saat.  

Tersadar saya masih terlentang di tengah jalan,  dalam kondisi nyeri di bagian bahu dan sulit untuk digerakkan.  Orang-orang tak berani mengangkat takut ada cidera bagian lain yang akan membuat kondisi saya makin parah.

Lalu orang-orang saling berbagi tugas,  ada yang menghubungi ambulans,  ada yang menghubungi  polisi,  ada juga yang menghubungi keluarga saya.  

Di Rumah sakit saya langsung masuk IGD,  mendapatkan perawatan darurat,  pasang infus,  periksa darah,  tekanan jantung.  Sambil menunggu proses pendaftaran yang dibantu  tetangga yang menolong saya.  

Lalu setelah proses pendaftaran selesai,  saya dibawa ke ruang radiologi untuk menjalani rontgen. Dan benar dari hasil rontgen  saya mengalami patah tulang bahu bagian depan.  Kesimpulannya saya harus segera dioperasi.  

Setelah mendapatkan ruangan,  saya segera berproses. Cek dan diagnosa sebelum  operasi,  cek darah di laborat,  radiologi,  cek penyakit dalam,  anastesi.  Lalu setelah semua selesai,  malam harinya saya berpuasa 6 jam dan menjalani operasi pada keesokan harinya.

Dan alhamdulillah  operasi pertama berjalan sukses. Operasi berjalan 4 jam dari jam 7 pagi sampai jam 11.
Saya dikembalikan ke ruang perawatan dan menjalani pemulihan.  
Lalu 3 hari setelah operasi saya diperbolehlan pulang dengan melakukan kontrol  sesuai arahan dokter.

Seminggu setelah pulang dari rumah sakit,  saya ketemu  seorang kawan yang bertugas di kepolisian. Dia menyapa dengan ciri khasnya "memukul". Saya mendapat hadiah pukulan cukup  keras pada bagian dada sebelah kiri.  Hantamannya cukup keras meskipun tidak menyakitkan.  Tapi efeknya terjadi pada malam harinya.  Timbul bercak merah di sekitar luka operasi.  Bahkan beberapa hari kemudian mengalami bengkak sampai ke daerah leher.  

Waktu kontrol, dokter yang merawat saya bilang "mungkin infeksi", lalu saya diberi obat berjenis amoxilin.  
Kontrol tetap jalan,  saya sudah meminta dokter untuk rontgen  ulang untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.  Sebab ada kawan satu ruangan yang mengalami luka yang sama dan operasi sehari setelah saya sudah dinyatakan  sembuh dan hanya perlu kontrol sebulan sekali.  Sementara saya masih harus kontro tiap minggu.  

Perjalanan kontrol  berjalan sektar 4 bulan bahkan sampai awal ramadhan di bulan april 2023. Saya makin kawatir dengan kondisi saya.  Pada pemeriksaan yang terakhir dokter menyuruh saya untuk rontgen. Dan yang dikawatirkan benar-benar terjadi.  Saya mengalami dislokasi tulang bahu,  karena pen tidak simetris akibat benturan keras yang mengakibatkan tulang tumbuh tidk normal ( itu yang saya pahami dari hasil rontgen dan perubahan phisik yang saya rasakan).  Bahu saya tidk simetris bagian kiri.

Rekomendasi dokter,  operasi ulang,  segera sebelum jaringan tumbuh lebih solid dan akan mengakibatkan penderitaan berkepanjangan

Saya menjalani operasi kedua tanggal 3 mei 2023. Operasi 5 jam berjalan lancar dengan pemasangan pen baru yang lebih panjang.  Seminggu di Rumah Sakit saya pulang, dengan rawat jalan dan kontrol tiap minggu.

Selama proses hibernasi di rumah,  meskipun dengan aktifitas yang terbatas,  saya masih tetap bisa pegang hp.  Menyekrol kegiatan kawan-kawan Kompasianer juga kawan-kawan di WAG SemarKuTiga.

Saya menyimak pembicaraan kawan-kawan di grup kalau mau ada acara pertemuan di Semarang.  Lalu diputuskan kalau acara akan digelar di Resto Pringsewu.  Mereka ingin memamerkan saya dengan gerobag siomay kesayangan di blog Komunitas. Saya menolak dong, karena saya masih dalam masa pemulihan. Saya kirim juga gambar waktu di rumah sakit sewaktu masih ada genangan darah membasahi sprei dan foto rontgen  kondisi bahu saya.

Eh tiba-tiba,  saya malah dikeluarkan dari grup. Saya bertanya dalam hati apa salah saya?

Beberapa saat kemudian saya dimasukkan lagi.  Saya makin bingung dong.  

Lalu hari yang ditentukan tiba, 11 Mei 2023 kawan berhasil mengadakan pertemuan di Resto Pringsewu.  Dengan agenda akan membukukan hasil karya para anggota  SemarKutiga.

Dan setelahnya,  saya ditelpon oleh Lord Wang Eddy kalau rombongan mau datang ke rumah.  Ternyata posisi Semarang sedang hujan deras,  dan mengingat mereka berasal dari daerah yang jauh,  kunjungan ke rumah di batalkan.  Dan selama menunggu saya masih bisa menulis artikel yang diunggah mas Susy Haryawan.

Bos Wang Eddy berjanji akan datang ke rumah. Lalu keesokan harinya beliau benar-benar datang.  Mengendarai motor kesayangannya dan masuk ke rumah saya. Tak lupa membawakan oleh-oleh dari mas Susy berupa wine buah-buahan yang rasanya  sangat maknyus.

Eh,  bos Wang juga menyerahkan saweran dari kawan-kawan.  Saya belum buka isinya,  sebab langsung saya serahkan ke istri saya biar dikelola.  Lagian saya nggak perlu tahu apa isinya, sebab yang saya rasakan adalah perhatian seperti pelukan tulus dari banyak sahabat yang akan membuat saya jadi lebih semangat lagi.  Sekali lagi terima kasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun