Di tempat lain, terdapat juga sumur-sumur buatan. Beberapa lobang sumur sudah ditimbun tanah, tapi beberapa lagi ditututup lapisan cor. Konon beberapa sumur itu digunakan sebagai tempat pembuangan jenazah para tawanan yang meninggal. Mereka ditumpuk begitu saja seperti bangkai binatang.
Menurut pak Achamadi (55), warga sekitar Sumedang, sumur-sumur itu sebagian adalah lobang yang sangat dalam, yang digunakan untuk membuang para jenazah tawanan. Ada juga yang digunakan sebagai sumber air bersih, dan beberapa sumur dibuat dengan beberapa ruangan seperti bunker untuk tempat perlindungan dari serangan musuh.
Di lantai atas, ada lobang-lobang menganga yang konon kabarnya adalah bekas tempat meriam. Meriam ini terarah ke kota Sumedang. Bangunan berupa tempat meriam ini mengelilingi bukit secara melingkar, dengan menara pengawas di atasnya.
Ki Ageng Rogojiwo yang seorang paranormal dari Semarang yang ikut serta dalam rombongan ini menyatakan bahwa mata batinnya melihat rintihan yang tertahan, dan suara-suara samar orang-orang yang berteriak dalam kesakitan. Ki Ageng melukiskan bahwa di Gunung Kunci banyak arwah penasaran yang masih bergentayangan.
Konon menurut pandangan mata batin Ki Ageng, suara-suara ini berasal dari jasad para pekerja rodi yang jenazahnya tertanam dalam tanah, tapi tidak dikubur sebagaimana mestinya. Maka wajar bila aroma mistis tercium dari benteng di Gunung Kunci ini.
Terlepas dari aroma mistisnya, rasanya tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi para traveler. Selain menikmati hawa sejuk di puncak Kota Sumedang, kita juga bisa menapak tilas sisa sejarah kolonialisme di Sumedang.
Lihatlah bangunan kokoh berupa benteng berusia ratusan tahun itu. Dalam keangkuhannya ia akan bercerita bahwa pada masa lalu ia pernah berjaya, menduduki wilayah Nusantara, membuat susah dan menyakiti anak negeri. Dan saat kita memasuki lorong-lorong buatan mirip goa ini akan terbayang bagaimana situasi masa itu.
Dan para traveler, saat anda memgunjungi Kota Sumedang, mampirlah ke Gunung Kunci. Buktikan dengan mata kepala sendiri. Bahwa di sini pernah terjadi sebuah peristiwa besar, penindasan terhadap rakyat negeri sebagai tumbal pembuatan jalan Dandeles dari Anyer sampai Panarukan yang melewati daerah ini.Â
Bila dari luar kota, Anda tak perlu khawatir, karena di seputaran Sumedang banyak penginapan dengan harga yang terjangkau, dan Anda bisa menikmati juga kuliner khas Sumedang yang menggugah selera, selain tahu Sumedang tentunya.