Hari ini manusia seperti tak memiliki rasa malu. Mereka berpakaian seperti binatang yang memamerkan aurat di tempat umum. Bahkan sengaja menggunakan pakaian yang minim untuk menarik perhatian orang.
Dengan alasan kebebasan berekspresi, Â manusia melakukan tindakan yang melanggar norma kesopanan secara umum. Â Tak merasa malu apalagi merasa bersalah,yang penting keinginannya tercapai. Bahkan tak peduli apapun risikonya .
Kejahatan, apapun bentuknya adalah efek dari kehilangan rasa malu. Rasa malu yang diterjang dan tak dirasakan. Dan membentuk kepribadian yang jauh dari rasa malu.
Apalagi hari ini internet sebagai pendukung informasi menyebarkan apapun yang berkaitan dengan aktifitas manusia di seluruh dunia. Sehingga para pelaku kejahatan bisa langsung dipermalukan di hadapan netizen seluruh dunia.
Saat sebuah kejadian terekspose di media online , maka siapapun bisa melihatnya. Suadara, orang tua, Â anak istri/suami, Â tetangga, kawan, dan semua pengguna internet.
Anda bisa bayangkan bagaimana perasaan malu yang tergambar dari para pesakitan dan kekuarganya saat foto dan kejadianya terpampang jelas di dunia maya, apalagi kalau sampai viral.
Seorang anak kecil yang terjatuh akan menangis untuk menutupi rasa malunya. Tapi tidak untuk orang dewasa. Rasa malu yang menimpa orang dewasa harus bisa ditahan dan diterima sebagai sebuah konsekwensi dari sebuah perbuatan.
Sudah sepatutnya kita malu kepada Allah dengan tidak melakukan maksiat dan kejahatan. Sebab manusia yang lain mungkin tidak tahu perbuatan kita. Tapi kita tak bisa sembunyi dari pengawasan Allah.
Orang-orang yang melakukan hal yang memalukan secara sembunyi-sembunyi mungkin merasa aman saat ini, tetapi tunggulah saatnya suatu hari pasti balik akan dipermalukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H