Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hakikat Rasa Takut

27 Juni 2020   08:40 Diperbarui: 27 Juni 2020   08:30 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apapun yang berhubungan dengan orang mati, sepertinya menakutkan bagi sebagian orang.  Apalagi bagi para   penakut.  Jangankan di kuburan,  dikagetkan dengan suara atau keaadaan tertentu saja bisa syok, terkencing-kencing, bahkan jatuh pingsan.

Terkadang perasaan takut yang berlebihan bisa menjadi trauma bahkan pobhia. Sehingga  tak mudah menghilangkan  rasa takut yang sudah akut seperti ini.

Sesungguhnya rasa takut itu muncul karena adanya memory yang sudah tersimpan dari  sebuah pengalaman dan berkesan secara berkepanjangan. Sehingga membuat seseorang mengalami bayangan yang mengganggu pikirannya.

Ketakutan terkadang muncul bukan dari pandangan yang mengerikan. Akan tetapi juga timbul dari kekawatiran yang berlebihan. Semisal seseorang yang mempunyai hutang dan dikejar oleh debtcolector, karena angsuran yang belum terbayar.

Anak-anak kecil pada umumnya takut kepada benda-benda atau keadaan. Misalnya takut digigit ular, takut kegelapan, takut terbakar, takut ketinggian, bahkan takut kepada hal-hal yang remeh, semisal mainan yang mengagetkan. Sementara orang dewasa ada juga yang memiliki rasa takut semacam itu.

Tapi pada umumnya orang dewasa takut pada hal-hal yang bersifat abstrak. Semacam pengalaman perasaan yang begitu membekas, melukai dengan dalam, dan menyebabkan rasa sakit yang tak terobatkan.

Kegagalan menjalin cinta lawan jenis terkadang menorehkan luka hati yang teramat dalam. Sehingga pada masa berikutnya memaksa seseorang untuk mengambil keputusan takkan mengenal cinta lagi. Hatinya terlanjur beku, tak mudah untuk ditaklukkan. Sehingga banyak orang dewasa yang mengambil keputusan hidup sendiri sampai tua.

Ada juga yang berkehendak kuliah di kampus favorit, tahap awal mengalami kegagalan lalu di masa berikutnya memutuskan untuk tidak mendaftar lagi karena takut tidak diterima. Padahal bisa jadi pendaftaran berikutnya malah memberikan peluang lebih baik.

Rasa takut itu memang milik semua makhluk. Baik hewan maupun manusia. Hewan akan takut menghadapi predator, dan mamusia akan takut dikejar polisi bila melanggar hukum.

Bahkan saat sekolah kita pun ada yang takut terhadap guru tertentu, atau kakak kelas.

Konon rasa takut itu adalah anugerah Tuhan. Sebagai sifat alami makluk hidup bahwa ada kekuatan lain yang lebih besar daripada dirinya. Ketakutan sebenarnya bukan ancan. Sebab dengan rasa takut manusia akan belajar untuk berhati-hati dalam setiap langkah.

Hakekat rasa takut sejatinya adalah untuk keperluan penghambaan manusia terhadap Tuhan. Sebab bila ia tak punya rasa takut kepada Tuhan, maka seluruh makhluk akan membuatnya takut. Takut mati, takut miskin, takut gagal, takut menghadapi kenyataan, dan takut pada hal-hal yang remeh yang sesungguhnya tak perlu ditakutkan.

Jadi.. takutlah hanya Kepada Allah....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun