Jalan, apapun bentuknya tetap memberikan manfaat bagi manusia. Baik jalan setapak, jalan raya beraspal atau betonasi, jalan kampung, jalan sempit yang membelah pemukiman ataupun jalan layang yang berada di kota-kota besar.
Kaki manusia dan roda-roda kendaraan menapaki jalanan. Jalan pasir di pantai , jalan berlumpur di pedalaman, atau jalan berbatu di kampung-kampung yang tidak dirawat.
Semua jalan terhubung satu sama lain, bersambung secara paralel seperti bejana berhubungan, dan bila ditelusuri akan sampai pada sebuah titik lingkaran yang sama saat berangkat.
Orang-orang membuat jalan untuk membuka akses. Seperti perumahan yang terlebih dahulu menyeting jalan sebelum memulai sebuah proyek pembangunan. Sebab jalan bernilai sangat vital sebagai sarana pengubung bahan bangunan dan alat-alat transportasi.
Jalan raya dibuat untuk menghubungkan satu desa dengan desa yang lain, satu kota dengan kota yang lain, bahkan satu propinsi dengan propinsi yang lain.
Seseorang yang membuat bangunan di sepanjang jalan harus mematuhi hukum, tidak boleh mengganggu akses jalan yang lebarnya sudah ditentukan.
Hari ini, di pemerintahan Jokowi, pemerintah getol membuat jalan tol sebagai akses tanpa halangan dari satu wilayah ke wialayah yang lain dengan cara membayar retribusi.
 Sementara jalan reguler juga masih dipakai oleh orang-orang yang ingin melakukan perjalanan secara santai.
Jalan adalah akses penghubung wilayah satu dengan yang lain. Dan bisa dibayangkan bisa semua jalanan ditutup, diblokade karena alasan tertentu agar orang-orang tak lagi bisa melewati.
Hari ini kita bisa menikmati berbagai akses kehidupan karena ada jalan. Distribusi barang dan jasa lancar karena ada jalan-jalan yang saling menghubungkan.