Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Hubungan Ranjang Hubungan Istimewa

13 Juni 2020   12:51 Diperbarui: 13 Juni 2020   12:57 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu tujuan perkawinan adalah adanya ikatan sah dan resmi oleh pasangan suami istri sehingga keduanya dihalalkan untuk berhubungan badan, dan setelahnya akan berkembang keturunan lewat jalur pernikahan.

Urusan ranjang adalah urusan yang paling krusial diantara urusan yang lain. Karena dari sini terbangun hubungan emosional saling membutuhkan yang dan membuat perkawinan awet sampai kaken-ninen.

Sesungguhnya urusan ranjang adalah sesuatu yang tidak bisa diceritakan begitu saja kepada orang lain. Sebab menyangkut rahasia berdua.  Maka dalam urusan ranjang seyogyanya tidak melibatkan orang lain dalam membahasnya.

Akan tetapi  seseorang memang butuh pengalaman dari orang lain dalam membangun komunikasi di atas ranjang.

Sebab banyak hal-hal yang remeh yang terkadang menjadi pemicu pernikahan.

1. Miskomunikasi

Ibarat sebuah lingkaran, hubungan pernikahan terkadang mengalami "patahan kebenaran" yang tidak dapat diterjemahkan oleh masing-masing pasangan. Sehingga sering terjadi kesalahpahaman dalam memaknai sebuah hubungan.

2. Egois

Banyak pasangan yang memandang hubungan di atas ranjang berdasarkan keinginan semata. Bukan karena kesepakatan bersama, sehingga seringkali hubungan ranjang hanya dimaknai sebagai hubungan sepihak. Suami yang mendominasi sedangkan istri hanya menuruti apa kemauan suami. Padahal hubungan di atas ranjang seharusnya dibangun dengan komunikasi dua arah, berdasarkan perasaan saling membutuhkan. Sehingga hubungan bisa dinikmati bersama tanpa ada unsur keterpaksaan.

3. Menyepelekan

Banyak pasangan suami istri yang merasakan hubungan ranjang hanya sebagai aktifitas biasa, tidak berpengaruh apa-apa, dan dilakukan dengan dengan biasa-biasa saja, sekedar sebagai pelampiasan nafsu bukan sebagai ajang komunikasi rumah tangga. Padahal sesungguhnya hubungan ranjang menempati posisi paling penting dalam rumah tangga yang menjadi acuan akan harmonisnya sebuah rumah tangga.
Kalau sebuah rumah tangga hubungan ranjangnya sehat, maka seluruh urusan rumah tangga akan menjadi sehat juga.

4. Berada dalam bayang-bayang orang ketiga

Ini adalah hal yang perlu diwaspadai.  Terkadang seorang pasangan tak mampu melupakan begitu saja masa lalunya. Apalagi  bila itu adalah pernikahan yang kedua. Membandingkan kapasitas seorang pasangan dengan orang lain, adalah hal yang tidak tepat. Misalnya di masa lalu "peralatan tempur" yang dimiliki oleh pasangan sebelumnya lebih besar, goyangannya lebih hot, durasinya lebih lama, dan sebagainya.

Sehingga kerelaan untuk menerima pasangan yang baru hanya sebatas formalitas yang tak masuk ke hati. Dan membuat hubungan ranjang hanya sekedar formalitas belaka.

5. Memendam masalah dengan pasangan

Sesungguhnya hubungan pernikahan adalah hunungan yang istimewa dan luar biasa. Sebab perkawinan menyatukan hubungan dengan orang lain yang sejatinya adalah orang asing, lalu menjadi bagian dari sebuah keluarga besar.

Sehingga wajar bila wajar bila dalam sebuah hubungan perkawinan selalu ada masalah yang harus dihadapi bersama.

Pada dasarnya semua pasangan setelah menikah baru bisa merasakan bahwa pasangannya selama ini bukanlah orang yang terbaik. Dan selalu ada kekurangan.
Melihat kekurangan pasangan dan menyimpannya sebagai sebuah dendam tak tercatat, akan menjadi pemicu renggangnya sebuah hubungan.

Kita tak pernah rela bila pasangan kita jatuh hati pada orang lain. Sebagaimana pasangan kita tak pernah rela bila kita berselingkuh dengan orang lain.

Sehingga sudah selayaknya pasangan suami istri tidak menyediakan ruang hati untuk orang lain, karena keduanya sudah terikat dengan tali perkawinan.

Kata orang-orang tua kita salah satu cara menjaga agar hubungan ranjang tetap terjaga adalah dengan tetap menjaga rutinitss hubungan intim. Tidak terlalu sering karena akan melemahkan tubuh, tapi juga tidak terlalu jarang karena akan menghilangkan rasa.

Hubungan seksual bagi orang merupakan nutrisi tubuh yang tidak bisa didapat dengan cara lain, karena hanya aktifitas seksual yang yang bisa menghasilkan hormon endokrin yang membuat tubuh dan fikiran lebih rileks.

Memang setelah melakukan aktifitas seksual  seorang lelaki akan merasa sedikit lemas karena tenaga yang keluar untuk mencapai orgasme. Dan keluarnya sperma merupakan proyeksi pengeluaran energi yang tidak sedikit.

Tapi efek yang lebih positif, lelaki akan terlihat lebih bahagia, lebih santai, dan lebih mudah mengendalikan emosi.

Dan bagi perempuan, saat orgasme akan terjadi peregangan tubuh sehingga seperti selang air yang sumbatanya terlepas lalu air mengalir dengan lancar.

Dan yang terjadi kemudian adalah pancaran wajah-wajah sumringah di pagi hari saat ibu-ibu kompleks   mengelilingi tukang sayur dalam keadaan rambutnya terurai basah ..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun