Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Saluran Air dan Ekologi yang Harus Tetap Terjaga

7 Juni 2020   19:33 Diperbarui: 7 Juni 2020   19:33 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saluran sesederhana apapun harus tetap bersih agar air lancar mengalir | dokpri

Satu bagian penting dalam lingkungan adalah keberadaan saluran air. Saluran untuk jalan air mengalir baik air kotor maupun air bersih.

Air mengalir dari hulu yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah sebagai proses alamiah bahwa air akan mencari resapan, atau tempat yang paling rendah untuk berkumpul.

Secara naluri manusia membuat saluran agar air bisa mengalir sesuai yang dikehendaki. Bahkan alam tercipta sungai-sungai besar yang mengalir ke lautan lepas dan menciptakan dampak ekonomi. Karena dari saluran ini akan timbul geliat Masyarakat untuk memanfaatkannya sebagai sarana transportasi.

Kapal-kapal kecil, perahu, jukung, klotok, gethek, tercipta dari adanya saluran air yang besar. Dan dari tempat ini ada penghidupan dari para pencari ikan yang menggantungkan hidupnya dari hewan yang hidup di saluran air. Ikan , udang, bahkan mungkin buaya kecil atau ular.

Yang terkecil ada di depan rumah kita. Saluran air kotor dari rumah-rumah, hingga airnya disebut comberan. Air berwarna hitam pekat ini menyusuri selokan dan berujung di di sungai yang tempatnya lebih rendah.

Jangan remehkan saluran air, saluran besar atau kecil tetap memberikan manfaat. Sebab salah satu jalan air hanya melalui saluran agar tak tergenang lama apalagi jika  tidak ada resapan.

Saluran sesederhana apapun harus tetap bersih agar air lancar mengalir | dokpri
Saluran sesederhana apapun harus tetap bersih agar air lancar mengalir | dokpri

Mengeruk endapan, membersihkan sampah, dan membuat bangunan yang kokoh pada saluran adalah salah satu cara mempertahankan agar saluran bisa berfungsi dengan normal.

Tidak membuang sampah di saluran, dan sesekali menyemprotkan asap disinfektan adalah salah satu cara terbaik agar saluran tak menjadi sarang nyamuk penyebab demam berdarah.

Hujan yang terhantar, airnya akan mencari resapan dan tempat yang rendah. Kelancaran air melalui saluran akan menghindarkan masalah banjir dan dan genangan air.

Hari ini demi sebuah kemajuan peradaban, saluran air dibuat tidak sesuai kapasitas. Terlalu sempit, terlalu dangkal, sehingga tak mampu menahan laju kedatangan air. Sehingga kedatangan air yang seharusnya menjadi berkah malah menjadi bencana bagi kehidupan manusia.

Semua makhluk membutuhkan air untuk kehidupan. Binatang, tumbuhan semua membutuhkan air. Manusia membutuhkan air untuk semua aktifitasnya. Untuk minum, memasak, MCK, membuat adukan semen untuk membangun gedung. Bahkan sekedar menyirami tanaman.

Entah apa jadinya bila sawah ladang tak tersentuh air. Tanaman akan mati, dan produksi  pangan manusia terancam  punah.

Air datang melalui mata air, dan air hujan. Yang datang dari mata air mengalir ke sungai-sungai dan memberi kehidupan. Demikian juga air hujan. Dari proses penguapan air laut menjadi awan mendung lalu jatuh sebagai hujan, turun ke bumi memberi kehidupan, mengalir lewat sungai-sungai, kembali ke laut, dan demikian seterusnya.

Sistem ekologi terbentuk membuat keserasian Saluran Air dan Ekologi yang Harus Tetap  Terjaga

Satu bagian penting dalam lingkungan adalah keberadaan saluran air. Saluran untuk jalan air mengalir baik air kotor maupun air bersih.

Air mengalir dari hulu yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah sebagai proses alamiah bahwa air akan mencari resapan, atau tempat yang paling rendah untuk berkumpul.

Secara naluri manusia membuat saluran agar air bisa mengalir sesuai yang dikehendaki. Bahkan alam tercipta sungai-sungai besar yang mengalir ke lautan lepas dan menciptakan dampak ekonomi. Karena dari saluran ini akan timbul geliat Masyarakat untuk memanfaatkannya sebagai sarana transportasi.

Kapal-kapal kecil, perahu, jukung, klotok, gethek, tercipta dari adanya saluran air yang besar. Dan dari tempat ini ada penghidupan dari para pencari ikan yang menggantungkan hidupnya dari hewan yang hidup di saluran air. Ikan , udang, bahkan mungkin buaya kecil atau ular.

Yang terkecil ada di depan rumah kita. Saluran air kotor dari rumah-rumah, hingga airnya disebut comberan. Air berwarna hitam pekat ini menyusuri selokan dan berujung di di sungai yang tempatnya lebih rendah.

Jangan remehkan saluran air, saluran besar atau kecil tetap memberikan manfaat. Sebab salah satu jalan air hanya melalui saluran agar tak tergenang lama apalagi jika  tidak ada resapan.

Mengeruk endapan, membersihkan sampah, dan membuat bangunan yang kokoh pada saluran adalah salah satu cara mempertahankan agar saluran bisa berfungsi dengan normal.

Tidak membuang sampah di saluran, dan sesekali menyemprotkan asap disinfektan adalah salah satu cara terbaik agar saluran tak menjadi sarang nyamuk penyebab demam berdarah.

Hujan yang terhantar, airnya akan mencari resapan dan tempat yang rendah. Kelancaran air melalui saluran akan menghindarkan masalah banjir dan dan genangan air.

Hari ini demi sebuah kemajuan peradaban, saluran air dibuat tidak sesuai kapasitas. Terlalu sempit, terlalu dangkal, sehingga tak mampu menahan laju kedatangan air. Sehingga kedatangan air yang seharusnya menjadi berkah malah menjadi bencana bagi kehidupan manusia.

Semua makhluk membutuhkan air untuk kehidupan. Binatang, tumbuhan semua membutuhkan air. Manusia membutuhkan air untuk semua aktifitasnya. Untuk minum, memasak, MCK, membuat adukan semen untuk membangun gedung. Bahkan sekedar menyirami tanaman.

Entah apa jadinya bila sawah ladang tak tersentuh air. Tanaman akan mati, dan produksi  pangan manusia terancam  punah.

Air datang melalui mata air, dan air hujan. Yang datang dari mata air mengalir ke sungai-sungai dan memberi kehidupan. Demikian juga air hujan. Dari proses penguapan air laut menjadi awan mendung lalu jatuh sebagai hujan, turun ke bumi memberi kehidupan, mengalir lewat sungai-sungai, kembali ke laut, dan demikian seterusnya.

Sistem ekologi terbentuk membuat keserasian alam dan manusia sebagai makhluk utama yang paling banyak mendapatkan manfaat.

Ekosistem yang terbentuk dari abiotik yang tersusun dari suhu, air, kelembaban, cahaya dan topografi yang terhubung erat dengan manusia, hewan, tumbuhan dan mikrobiologi membentuk kesatuan dan perpaduan alam.

Hal inilah yang mempengaruhi kehidupan secara keseluruhan. Dan terhubung erat dengan organisasi makhluk hidup, populasi, dan kelangsungan hidup yang berkelanjutan.

Dalam tubuh manusia ada sistem peredaran darah melalui saluran-saluran mekanismenya telah diatur oleh Sang Pencipta sedemikian rupa.

Sehingga makanan yang telah ditelan diolah oleh tubuh menjadi saripati dan diantar oleh darah ke seluruh tubuh. Tepat posisinya dan sesuai dengan kegunaan masing-masing sari makanan, pada organ tubuh yang telah ditentukan. Sehingga vitamin untuk tulang tidak akan menyasar ke mata dan sebagainya.

Sebagaimana sebuah ekologi, tubuh manusia berproses secara berkesinambungan membangun jaringan tubuh melalui makanan.

Ilustrasi Pixabay
Ilustrasi Pixabay

Dan yang harus dijaga adalah saluran yang ada pada tubuh agar darah mengalir lancar dan tidak tersumbat karena penuh sampah. Sehingga mengendap, dan menimbulkan toxin, sebagaimana saluran air yang tersumbat lalu mengakibatkan banjir.

Kepahaman akan pengetahuan ekologi secara keseluruhan sesungguhnya menjadi embrio  cara kita berfikir bagaimana memperlakukan tubuh sendiri dengan sebaik-baiknya.

Menjaga kesehatan, mengonsumsi makanan sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan, serta menghindari makanan yang menjadi pantangan karena kandungannya membahayakan adalah salah satu cara menyelaraskan tubuh agar saluran peredaran darah tak tersumbat.

Sebab bila sudah datang penyakit, belum tentu kita bisa mengobati. Sebagaimana bila terlanjur terjadi banjir, akan banyak korban dan kita sendiri yang merugi.

Mari jaga sistem ekologi
Mari jaga diri sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun