Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Remeh Temeh di Kompasiana Tak Seremeh yang Diduga

5 Juni 2020   07:49 Diperbarui: 5 Juni 2020   07:49 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu hal yang dikehendaki oleh admin Kompasiana adalah bagaimana para Kompasianer bisa mengupas hal yang sepele, remeh, akrab dengan pernak pernik keseharian, dekat dengan pekerjaan, biasa kita lakukan, dan bukan merupakan issu krusial yang diperdebatkan.

Seperti berkebun, menata ruangan, memasak, seni berpakaian, mengurus rumah tangga, mengelola perasaan, dan sebagainya.

Tapi masalahnya, saking remehnya persolan-persoalan ini ternyata tidak mudah diwujudkan dalam artikel. Karena dibutuhkan kepaiawaian memilih diksi yang bisa mewakili semua keadaan sehingga mampu menyajikan artikel yang sederhana namun menarik dan mudah dipahami.

Dalam mengupas hal-hal remeh ini memang ada Kompasianer yang mampu bertengger di puncak dengan predikat HL. Dengan tema sederhana dan paparan yang biasa-biasa saja mampu menarik minat pembaca untuk menelusuri artikel dan menikmatinya sebagai sajian yang istimewa. Tapi ada juga yang terpuruk dengan kondisi tanpa label dan tak terdeteksi di mesin pencari.

Dan ini semua membuktikan bahwa remeh remeh yang dikehendaki oleh Kompasian memang tak mampu diterjemahkan secara benar oleh para Kompasianer.

Remeh temeh yang yang dikehendaki Kompasiana adalah remeh temeh yang berkelas, yang mampu menyentuh sebuah keadaan fikiran seseorang sehingga sehingga menarik dibaca dan perlu.

Bukan sekedar hal remeh dan tak berguna lalu terabaikan begitu saja.

Mengamati hal yang sederhana dan ada di sekitar kita sebenarnya merupakan sebuah pekerjaan mudah.

Tapi mengangkat hal sederhana menjadi sebuah artilel yang mampu menarik minat pembaca itu sebuah kemampuan yang harus terus diasah dan menjadi sebuah kebiasaan.

Satu hal yang saya sangat menarik  di Kompasianer adalah karya ibunda Suprihati, Seorang Doctor pengajar di UKSW yang juga merupakan ahli lingkungan. Beliau banyak menulis artikel tentang hal remeh-temeh yang ada di sekitar kita. Tentang bunga, tanaman obat,  lingkungan, jembatan, lesung,  dan sebagainya.

Kemampuan beliau dalam spesifikasi bidang keahlian terbaca dengan pasti lewat goresan pena di Kompasiana.

 Dengan 182 Artikel dan 98 artikel yang HL sudah terbukti bahwa kepakaran beliau dalam bidang yang beliau tekuni sungguh merupakan modal untuk menyampaikan gagasaan yang konstruktif dan membangun.

Narasi-narasi yang beliau bangun melalui semua artikelnya berupa ajakan kepada semua komponen bangsa agar mampu menerjemahkan kekayaan alam sebagai kebutuhan dan pelengkap kehidupan yang harus dijaga dan dilestarikan. Sehingga tidak harus dirusak dan merubah fungsinya.

Bahasa yang beliau gunakan adalah bahasa keindahan yang mampu menyedot perhatian.  Seperti sebuah narasi puisi alam yang memiliki berbagai makna dan bisa diterjemahkan untuk mengurai eksotisme kondisi alam .

Salah satunya  adalah narasi beliau mengenai pohon Bodhi di Vihara Watu Gong Semarang ;

"Mari tengok daunnya. Tanaman yang selalu menghijau ini memiliki daun dengan bentuk yang unik yaitu hati yang ujungnya seolah berekor panjang. Hati yang semakin meruncing lurus, kedalaman tiada batas"

Membaca artikel ini kita seperti disuguhi nyanyian alam, yang berdendang dengan kicau merdu burung yang bebas beterbangan, lalu suara angin sepoi menimpali dengan tiupan yang menyegarkan

Selain artikel ini masih banyak goreasan pena yang bisa anda nikmati di profile Ibunda Suprihati.

Saya bukan hanya kagum dan takjub, juga melongo, membaca karya sastra lingkungan yang demikian apik terurai.

Yang membuktikan bahwa remeh temeh di Kompasiana tak seremeh yang kita bayangkan .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun