Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Balita Kecanduan Gawai?

28 Mei 2020   10:32 Diperbarui: 28 Mei 2020   10:26 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang pekerjaan rumah jadi ringan sebab si Upik tidak lagi mengganggu. Akan tetapi efek ketagihan anak terhadap gawai jelas sangat membuat orang tuanya kerepotan.

Saya melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana anak ini menangis berteriak histeris ketika gawainya tak mampu mengakses YouTube secara online. Dan dengan sangat terpaksa orang tuanya pergi ke konter terdekat untuk mengisi data kuota internet.

Kalau hanya untuk mengakses media sosial 10GB cukup untuk beberapa bulan. Tapi bila untuk menonton YouTube, apalagi secara terus menerus juga akan menghabiskan banyak kuota data. Dan 10 GB paling banter akan bertahan dalam waktu 3 hari.

Di masa pertumbuhan, jelas tak baik membiasakan balita menggunakan gawai. Sebab secara psikologis gambar bergerak dengan warna yang menarik dan suara yang terdengar lucu di telinga balita pasti akan mempengaruhi jiwanya. Sebab seorang balita belum mempunyai cara untuk mengontrol diri. Dan efek terburuk ia akan menirukan bahkan meminta  apapun yang dilihatnya.

Lalu dapatkah orang tua disalahkan bila balita kecanduan gawai?

Peran orang tua sangat penting dalam mengontrol semua kegiatan anak-anak terutama balita. Jadi sebaiknya orang tua tidak serta-merta menyerahkan semuanya pada gawai. Orang tua harus bijaksana dalam memilihkan aktifitas yang baik dan pisitif kepada balita. Sebab sekali diperihatkan, seorang balita akan mereknya dalam memori sebaagai sebuah kebutuhan.

Kita pasti punya cara untuk mendiamkan balita selain dengan gawai. Waktu yang tersedia sudah selayaknya dibagi kepada balita agar mereka mendapatkan perhatian lebih dari orang tua.

Bagi mereka yang berada di rumah, tak apalah tempat berantakan, baju suami belum diseterika, atau belum memasak apapun. Yang penting  si balita bisa tenang.  Dan kita tidak perlu membiasakan balita bermain gawai. Karena ini adalah kebiasaan buruk yang menimbulkan kecanduan.

Mungkin orang tua tidak perlu membelikan paket data karena di rumah sudah ada jaringan Wi-Fi. Tapi ini justru makin membahayakan tumbuh kembang balita, karena adanya akses tak terbatas dan tak perlu kawatir kehabisan kuota .

Dan bila balita sudah kecanduan gawai, maka tak seorang pun bisa mencegahnya.
Makanya sebelum terlambat cegah kebiasaan memberikan gawai pada anak.
Alihkan dengan berbagai permainan yang merangsang saraf sensorik dan saraf motorik agar mereka bisa berkembang secara wajar dan bisa mengeksplore semua kemampuannya secara alami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun