Anak mmemohon maaf pada orang tua, istri terhadap suami, saudara muda kepada saudara tua, antar tetangga, kenalan yang jauh dan yang dekat, kawan lama dan kawan baru. Semua dilakukan dengan penuh ketulusan, sehingga setiap orang dengan orang lain merasa tidak punya dosa lagi karena sudah saling memaafkan.
Di Indonesia juga ada istilah halal-bihalal yaitu acara seremonial yang menyertakan banyak orang. Baik ditingkat keluarga, tingkat RT maupun secara nasional.
Di tempat kami tradisi saling memaafkan dimulai tepat setelah sholat Idul Fitri.
Anak istri berkumpul di ruang tamu, istri saya sudah sungkem duluan, tak banyak kata terucap selain permohonan maaf dan ampunan atas dosa-dosa yang selama ini dilakukan.
Setelah itu anak dan menantu bergantian sungkem, dan terkadang saat seperti ini mampu melelehkan air mata. Mengingat sepertinya mereka baru saja lahir menjadi besar dan sekolah, sekarang sudah menjadi anak-anak yang sudah dewasa.
Setelah sungkeman keluarga secara internal, kami sungkem pada simbok dan bapak. Setelah itu baru berkeliling, silaturahmi ke tetangga terdekat, tetangga jauh, dan terakhir saudara dan kawan-kawan di luar kota.
Kami biasanya berkeliling ke luar kota selama beberapa hari, Demak, Kendal, Magelang, Yogya , Solo, Temanggung, dan wilayah di Kabupaten Semarang.
Sebenarnya dalam Islam, ada syarat "syubbah" -- bertemu - sebagaimana syarat sebuah hadits medapatkan derajat shahih karena perawinya saling bertemu sehingga terhubung muttasil  saling berhubungan seperti mata rantai.
Silaturahmi pun sebenarnya harus begitu. Bertemu barjabat tangan, saling mendoakan, menikmati suguhan, dan bekas-bekas telapak kaki yang terinjak akan menjadi saksi di akhirat.
Orang bersalaman pun sangat diutamakan, sebab ada petikan sebuah hadits yang berbunyi "gufira dzunubuhuma qobla ayyatafarroqo" akan digugurkan dosa keduanya sebelum keduanya terpisah , artinya melepas tangan.
Tapi saat ini sepertinya hal yang saya urai di atas tak bisa dilakukan karena pandemi belum benar-benar mereda. Satu-satunya jalan adalah melakukan silaturahmi virtual dengan siapapun. Termasuk dengan orang tua dan saudara yang tinggal di tempat yang jauh.
Tapi meskipun tak bisa saling bertemu, kami sudah saling berikrar untuk saling memaafkan .