Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kenangan Masa Kecil Membangunkan Orang Sahur

18 Mei 2020   23:35 Diperbarui: 18 Mei 2020   23:40 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Kumparan.com

Kata orang masa kecil yang bahagia itu akan terbawa sampai usia dewasa. Di mana memori kebahagiaan itu akan mengendap dan menjadi embrio kebaikan yang tak mudah dilupakan.

Apalagi bila di kampung banyak teman sebaya yang punya misi dan keinginan untuk melakukan kegiatan bersama, maka semakin banyak kegiatan, akan semakin banyak kenangan yang terpahat indah.

Salah satu kegiatan yang menjadi kenangan sampai sekarang adalah menabuh klotekan, berupa kentongan kecil dari bambu yang memiliki berbagai variasi suara. Ditabuh tampak dengan irama yang teratur sehingga terdengar rampak di tengah malam.

Di kampung kami banyak ruas jalan naik turun dan berputar dalam gang-gang kecil dengan rumah yang saling berdekatan. Ada pula jalan besar yang saat itu belum diaspal.

Bahkan kami harus menggunakan obor dari bambu karena waktu itu aliran listrik belum masuk.  Bahkan Masjid dan mushola masih menggunakan tenaga aki yang harus disetrum ke kota.

Kami biasanya bersiap dari pukul 02.30 dinihari. Memukul kentongan dengan berteriak "sahuur.. sahuuur..!".

Terkadang ada warga yang membuka pintu saat kami lewat, dan memberikan makanan kecil, bahkan nasi beserta lauk pauknya.

Dan apa yang diberikan oleh para tetangga ini kami makan bersama-sama di musholla di akhir waktu sahur, sesaat sebelum imsyak.

Terkadang anak-anak juga membawa makanan untuk sahur dari rumah masing-masing, dan kita makan secara bersama.

Saat bulan ramadan di kampung kami saat itu sangat sepi. Karena rumah penduduk belum terlalu banyak. Jarak satu rumah dengan yang lain juga berjauhan. Makanya warga sangat terbantu dibangunkan saat sahur dengan klotekan.

Pernah suatu kali, saat melakukan kegiatan kloteka, kami dikejar anjing tetangga, gara-gara salah seorang kawan kami mengganggu anjing tersebut dengan melempari batu. Tentu saja kami lari tunggang langgang menyelematkan diri.

Saat melakukan klotekan, kami juga pernah menggagalkan pencurian kambing oleh orang yang tak dikenal. Ia menggunakan penutup muka menggunakan sarung. Salah seorang kawan kami yang paling besar meneriakinya "maliing..", lalu sang pemilik terbangun dan mendapati seekor kambingnya telah terikat kakinya siap untuk dibawa. Bahkan mulut si kambing sudah ditali menggunakan tali plastik supaya tidak bisa mengeluarkan suara. 

Oleh yang punya kambing kami dibawakan pisang satu tundun yang telah masak, dan pagi harinya kami malah dimarahi oleh orang tua kami karena kawatir si pencuri akan melukai kami.

Masa yang indah waktu kecil di bulan ramadan itu sudah berlalu selama puluhan tahun. Bahkan sebagian kawan kami yang lebih tua telah banyak yang meninggal dunia.
Tapi bagi saya ingatan tentang itu masih membekas dalam sanubari dan tak mudah dilupakan begitu saja.

Saat ini, membangunkan orang sahur sudah jarang dilakukan dengan klotekan. Melainkan dengan toa masjid yang terdengar seantero kampung. Jadi saat ini anak seperti kami waktu kecil, rasanya sudah tidak ada lagi.


Apalagi orang tua melarang anak-anak tidur di masjid karena saat di masjid mereka terlepas dari pengawasan orang tua.

Bagaimana dengan daerah anda ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun